Ini Harapan Pemred untuk Disparbud

KARAWANG- Terkait Gedung Kewedanaan Rengasdengklok sejumlah pemuda yang tergabung dalam Pemuda Rengasdengklok (Pemred) sangat menyayangkan kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kab. Karawang, karena dinilai lalai dalam pengelolaan situs sejarah yakni Bekas Gedung Kewadanaan Rengasdengklok. Hal itu diungkapkan Pemred saat melakukan kerja bakti di gedung kewedaan pada Minggu (22-07-2018).

Koordinator kegiatan, Yuda menjelaskan kerjabakti yang dilakukan Pemred sebagai pelestarian sejarah gedung kewedanaan karena melihat kondisi gedung kewedanaan yang tidak terurus.

“Kami sangat menyayangkan kondisi gedung kewadanaan yang tidak terurus. Banyak sawang, parkir liar, kawasan kotor, lantai kayu keropos, atap bocor, meriam dibiarkan tergeletak, tembok pendopo retak dan banyak coretan,” katanya saat ditemui di lokasi.

Ia melanjutkan, bekas Gedung Kewedanaan Rengasdengklok seharusnya menjadi perhatian bagi dinas. Pasalnya, peristiwa penurunan bendera Jepang saat kedatangan Bung Karno dan Hatta terjadi disitu.

“Bagaimana ingin mengenal sejarah, kalau sejarah bangsa sendiri tidak dirawat,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, nilai historis itu bisa dibuktikan melalui catatan wawncara Her Suganda salah satu penulis buku “Rengasdengklok Revolusi, Peristiwa 16 Agustus 1945” kepada Shonco (Camat) Soejono Hadipranoto kewedanaan Rengasdengklok.

Di tempat lain, Abah Ahmad (85) waega Blok Keraton, Kecamatan Rengasdengklok salah satu saksi hidup peristiwa tersebut menuturkan bahwa tidak ada gedung bersejarah selain gedung kewedanaan.

“Saat itu usia Abah 7 tahun, di kewedanaan masyarakat Rengasdengklok berkumpul dan Abah melihat bendera Jepang diturunka. Jadi, tidak da gedung sejarah selain kewedaan,” pungkasnya.(cim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Punya Utang ke Pinjol? Baznas Bisa Bantu Melunasi, Baca Selengkapnya

Karawang – Dua lembaga yang ada di Indonesia yaitu Badan ...