Belum Mendapat Ganti Rugi, Warga Terkena Dampak Proyek Jembatan Walahar Mengadu ke Kades

KARAWANG-Sejumlah warga yng berasal dari RT 03 RW 01, Desa Walahar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, menyampaikan keresahannya kepada kepala Desa Walahar, Sardi Anwar Sulendra. Dalam musyawarah yang digelar di aula Desa Walahar, jumat (20/9) malam.

H. Abdul Karim (62), salah seorang warga mengungkapkan keresahannya, sebab belum ada kepastian besaran ganti rugi lahan garapan dan bangunan rumahnya yang terkena dampak proyek jembatan walahar, proyek sudah dilaksanakan.

“Selama ini kan belum ada kejelasan, berapa ganti rugi lahan garapan maupun bangunan, kapan pembayarannya, tapi proyek sudah dilakukan pengerjaan,” ujarnya.

Kendati lahan tersebut milik PJT, lanjut Abdul Karim, pihaknya bukan tanpa iuran, pasalnya diawal hendak menggarap saja, dirinya mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah, belum lagi iuran tiap tahunnya.

“lahan tersebut memang lahan milik PJT, tapi untuk menggarapnya kami juga mengeluarkan sejumlah uang, jadi wajar jika saat ini kami menanyakan ganti rugi tersebut,” imbuhnya.

Selain itu, Cahyadi (49) mengemukakan kekecewaannya, hal tersebut disebabkan tidak adanya kejelasan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kepada keluarganya yang tinggal di dekat jembatan yang akan dibangun, pasalnya, lahan yang ditinggali keluarganya sebagian milik pribadi.

“Kita pernah diundang di Dinas PUPR membahas jembatan yang akan dibangun, namun hingga kini belum ada kejelasan sama sekali, ” ketusnya.

Selain itu, Irian Djaya (61) menyesalkan sikap pelaksana proyek (Kontraktor), seolah arogan dalam memulai pekerjaan. Pasalnya tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu ihwal pelaksanaan pengerjaan proyek, namun secara tiba-tiba tempat yang ditinggalinya harus dibongkar.

“Hal yang sangat memukul kami, bukan hanya masalah ganti rugi saja, melainkan tahapan pelaksanaannya, seharusnya ada sosialisasi terlebih dahulu, kasih surat pemberitahuan ke, kapan dilaksanakannya, jadi kami bisa mempersiapkan diri, ” ungkapnya

Terlebih lagi, dirinya menambahkan. Menjelang musim hujan, air tumpahan dari jalan akan mengalir ketempat tinggalnya.

“Kasih tengat waktu, apalagi sebentar lagi musim hujan, pasti tempat tinggal kami kebanjiran, ” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Walahar. Sardi Anwar Sulendra, dihadapan warga yang hadir mengaku, dari awal proses pengerjaan proyek, tidak ada orang kontraktor yang berkomunikasi dengannya selaku kepala Desa, padahal menurutnya dirinya wajib mengetahui kegiatan yang berlangsung di daerahnya.

“Seharusnya, pelaksana proyek dalam hal ini kontraktor punya etika, datang ke desa, komunikasi dengan kami selaku pimpinan pemerintah di Desa Walahar, namun hingga kini tidak ada yang datang,” ungkapnya.

Usai dirinya mendengarkan keluhan warga, pria yang akrab disapa lurah edot tersebut menenangkan warga, serta memberikan jlan keluar, yakni berupaya untuk meminta tanggapan dari dinas terkait.

“Kita coba berupaya kembali mengkonfirmasi Dinas PUPR, semoga ada kejelasan,” pungkasnya.

Dalam musyawarah tersebut juga disepakati, jika setelah konfirmasi dinas terkait masih belum ada kejelasan, warga setempat berencana melakukan aksi moral dengan menghentikan sementara pengerjaan proyek, hingga adanya kejelasan. (dds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bupati Aep : Pendidikan Jadi Salah Satu Skala Prioritas Karawang

Karawang – Bupati Karawang H. Aep Syaepuloh menyampaikan bahwa pendidikan ...