Yuk Sekolah Bahasa Jepang Dengan Program Beasiswa di First Study

KARAWANG – First Study merupakan sekolah Bahasa Jepang (Nihongo Gakkou) yang mendukung siswa untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang layak, sesuai dengan kemampuan dibidangnya. Berlokasi di Tamatsukuri, Chuo-ku, Osaka, Jepang, First Study menawarkan Program Beasiswa Sekolah Bahasa sambil bekerja Part-Time bagi siswanya. Salah satunya, dengan pengiriman siswa asal Indonesia melalui kerja sama dengan lembaga kursus Bahasa Jepang, Tensai Nihongo Bunka Gakuin di Karawang.

Kepala Sekolah First Studi Jepang, Matsuoka Masahiro mengatakan, tujuan utama program ini dibuat adalah untuk mengumpulkan dan mempersiapkan banyak tenaga kerja muda yang bisa bekerja di Jepang, salah satunya dari Indonesia. Hal itu dikarenakan sedikitnya populasi sumber daya manusia sebagai tenaga kerja muda yang ada di Negeri Matahari Terbit tersebut.

Salah satu syarat utama yang umumnya dilihat untuk bekerja disana adalah kemampuan menguasai Bahasa Jepang yang baik.

“Saya berharap bahwa disana, orang Indonesia bukan hanya sekedar mengenyam pendidikan saja, tetapi juga bisa langsung bekerja di Jepang nantinya. Kalaupun tidak untuk melanjutkan bekerja di Jepang, siswa diharapkan bisa mengaplikasikan ilmunya untuk bekerja di negara

asalnya, salah satunya yaitu dengan pulang dan membangun Indonesia nantinya,” ujarnya kepada Fakta Jabar, Senin (23/9).

Sementara, Owner Tensai Nihongo Bunka Gakuin Karawang, Deti Deviani mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan First Study dalam hal pengiriman siswa untuk belajar Bahasa Jepang disana. “Sebetulnya First Study ini adalah bagian dari usaha mereka, salah satunya program magang ke Jepang. Namun, karena kita punya persamaan sebagai Lembaga Pendidikan non-formal sekolah Bahasa Jepang, kita bekerja sama hanya untuk mengirim siswa belajar Bahasa Jepang saja,” ungkapnya.

Deti menambahkan, First Study rutin mengadakan ujian penerima beasiswa setiap enam bulan sekali, salah satunya melalui Tensai Nihongo Bunka Gakuin sebagai media penghubung bagi siswa yang tertarik mengikuti program ini. “Karena persyaratan untuk mengambil beasiswa itu harus lulusan N3. Maka, siswa yang kita kirim setiap tahunnya masih terbilang sedikit jumlahnya, dikarenakan jarang yang sudah mencapai level tersebut,” jelasnya.

Masih Deti menambahkan, program ini terbuka untuk umum dengan mengetahui informasi lengkap melalui postingan di Sosial Media (Sosmed) Tensai Nihongo Bunka Gakuin, walaupun bukan terdaftar sebagai siswanya. Untuk teknisnya, program sekolah Bahasa Jepang ini berlangsung kurang lebih hingga 2 tahun lamanya. Siswa yang mendaftar selama bulan September 2019 ini akan berangkat pada bulan April 2020 mendatang.

“Siswa yang belum mencapai level N3 juga tetap bisa mengikuti program sekolah bahasa ini tanpa dibekali beasiswa khusus. Namun, tetap ada fasilitas yang ditawarkan seperti sekolah sambil bekerja paruh waktu, yang besaran gajinya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bahkan untuk membayar uang pendidikan selama sekolah berlangsung,” paparnya.

Sambung masih Deti menambahkan, di First Study selain dibayarkan rutin lewat cicilan perbulannya, uang sekolah juga bisa dicicil setiap tiga sampai enam bulan sekali. Sedangkan, besaran gaji yang didapat lewat kerja paruh waktu selama 1 bulan adalah 120.000 sampai 140.000 yen dengan detail kebutuhan uang sekolah sebesar 57.000 yen, asrama 20.000 yen, biaya makan 20.000 yen, serta biaya telepon 7.000 yen. Sehingga, total yang dibutuhkan ada dikisaran 104.000 yen dengan masih ada uang sisa beberapa puluh ribu yen untuk bisa dipakai diluar kebutuhan sekolah.

“Bagi siswa yang bukan penerima beasiswa akan dikenakan biaya awal sebesar 582.120 sampai 679.700 yen atau sekitar 90 juta rupiah untuk level N5. Sedangkan, 525.120 sampai 619.700 yen atau sekitar 80 juta rupiah untuk level N4 keatas. Selebihnya, nantinya siswa juga diharuskan membayar sendiri biaya pemberkasan yang diperlukan,” katanya.

Lebih lanjut, Deti menjelaskan, siswa penerima program beasiswa di First Study menerima beberapa fasilitas diantaranya yaitu mendapatkan uang awal sebesar 700.000 yen, uang saku 30.000 yen perbulannya, serta masih bisa ditambah dengan penghasilan dari kerja paruh waktu dengan jam kerja hanya 4 jam perharinya dan rata-rata gaji sebesar 120.000 yen. “Padahal pekerja magang saja yang bekerja full time hingga 8 jam perharinya hanya mendapat gaji bulanan sekitar 90.000 sampai 100.000 yen saja,” tandasnya.

Selain itu, masih Deti menjelaskan, di First Study juga banyak sekali diselenggarakan event dengan seluruh biaya partisipasi siswa adalah gratis diantaranya yaitu Hanami (melihat bunga), Momiji (daun musim gugur), Tanabata, Lomba Pidato, Mamemaki, Barbeque, Lomba Pidato, Turnamen

Olahraga, serta kegiatan Darmawisata ke beberapa kota besar yang ada di Jepang. “Sebelum kelulusannya, terdapat juga kegiatan wisata kelulusan bermalam di salah satu resort hotel terbesar di Jepang yang seluruh biaya wisata ditanggung oleh sekolah,” terangnya.

Kedepan Deti berharap, pihaknya bisa lebih banyak menjalin kerja sama dengan Lembaga Pendidikan Sekolah Bahasa Jepang lainnya dalam program beasiswa serupa untuk mengirim siswa Tensai Nihongo Bunka Gakuin, untuk belajar dan bekerja langsung di Jepang. Jadi, peluang untuk mendapat beasiswa pun semakin tinggi, sehingga diharapkan bisa timbul motivasi siswa untuk memiliki tujuan utama dari belajar Bahasa Jepang disini.

“Dengan adanya program ini, semua pihak bisa terbantu. Siswa yang tidak punya cukup uang pendidikan bisa terbantu. Sedangkan, pihak Lembaga sekolah bahasa juga bisa mendapat income dari perusahaan yang menerima murid lulusannya. Pihak perusahaan pun terbantu dengan dibutuhkannya tenaga kerja muda yang masih memiliki loyalitas bekerja yang tinggi,” pungkasnya. (cr1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Musrenbang Bahas Program Pembangunan Pasar di Beberapa Kecamatan Jadi Prioritas

Karawang – Pemerintah Kabupaten Karawang menggelar Musrenbang yang membahas RPJPD ...