P2TP2A Siap Bantu Dampingi Korban Pelecehan Seksual Payudara

Ilustrasi

Karawang – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Karawang, Jawa Barat meminta polisi memberi hukuman setimpal kepada pelaku pelecehan seksual payudara yang kini marak di Karawang, DP3A menghimbau agar perempuan menghindari jalanan sepi selama beraktivitas.

“Pelanggaran seksual payudara ini sulit diprediksi kapan dan dimana terjadi, kita hanya bisa mengatisipasi dan menghindarinya, kita tahu sebagian besar pelanggaran seksual payudara ini terjadi di malam hari dan beraksi di tempat sepi,” kata Sekretaris DP3A, Amid Mulyana SE, didamping Kepala Perlindungan Perempuan dan Anak, Diah Handini Oetomo, SH. usai mengikuti kegiatan di gedung Singaperbangsa lantai 3 Pemda Karawang, Minggu (11/4/2021).

Hal itu diungkapkan Amid Mulyana, menyikapi maraknya pelecehan seksual payudara terhadap perempuan di Karawang, seperti yang menimpa karyawati perusahaan belum lama ini. Amid mengutuk keras perbuatan pelecehan seksual tersebut dan meminta pihak berwajib memberi hukuman setimpal kepada pelaku, sesuai hukum yang berlaku.

Kata dia, ada beberapa saran yang bisa menjadi rujukan perempuan untuk menghindari pelecehan payudara. Pertama yaitu, apabila harus berativitas malam hari, usahakan tidak berjalan atau membawa motor sendiri. Kedua, usahakan memilih jalan yang ramai dan menghindari jalan yang sepi. Ketiga, pihaknya menyarankan agar perempuan tidak menggunakan pakaian yang bisa memancing kejahatan seksual.

Di tempat terpisah, Ketua Pusat Pelayan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karawang Lasmingningrum, SH. mengatakan, pihaknya sebagai unit layanan P2TP2A siap memberikan bantuan kepada korban pelecehan seksual payudara.

Bagi korban seksual payudara, DP3A Kabupaten Karawang melalui unit layanan P2TP2A ini siap membantu, apabila korban membutuhan pendampingan psikologi akibat trauma atas kejadian yang menimpanya.

“Kami sangat siap apabila korban memerlukan pendampingan psikologi, kebetulan kami mempunyai relawan dan psikolog yang selalu siap bila di minta untuk pendampingan,” ujarnya.

Selama ini, kata Lasminingrum, pihaknya telah menerima laporan korban kekerasan perempuan dan anak yang datang ke kantronya di Islamic Center, Komplek Mesjid Al-Jihad Karawang. Kata dia, apabila korban pelecehan seksual payudara membutuhkan pendampingan psikologi, agar datang ke Sekretariat P2TP2A. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Hore.. Pondok Pesantren dan Pendidikan Agama Islam Dapat Bantuan, Cek Nih Persyaratannya

KARAWANG – Ada 10 jenis bantuan yang akan diberikan dari ...