Burung Migran Langka Paok Hujan Nyasar ke Saung Koffie Hideung

Burung Langka Paok Hujan

Karawang – Sejak bulan September sampai awal November 2022, kawasan langit Pegunungan Sanggabuana di Karawang, Jawa Barat sedang riuh oleh migrasi ribuan burung raptor migran dari Siberia, China dan Jepang. Tercatat ada 3 jenis raptor atau burung pemangsa yang melintasi Sanggabuana. Ketiga jenis raptor ini adalah sikep madu asia (Pernis ptilorhynchus), alap-alap china (Accipiter soloensis), dan alap-alap nipon (Accipiter gularis).
Ketiga burung raptor ini bermigrasi ke Indonesia karena cuaca di negara asalnya dingin karena sedang musim salju. Jadi mereka terbang ribuan kilometer untuk mencari kawasan dengan udara hangat dan menyimpan banyak sumber pakan.

Yang mengejutkan, di Sanggabuana pada saat musim migrasi raptor ini juga ditemukan seekor burung migran lain yang langka, yaitu Paok Hujan. Burung dengan warna warni indah dari family Pittidae ini mempunyai nama ilmiah Pitta moluccensis. Paok hujan biasa berbiak di negara India bagian Tenggara, China Barat Daya, dan Asia Tenggara, kemudian pada saat musim dingin bermigrasi ke selatan sampai ke wilayah Borneo, termasuk Kalimantan yang masuk wilayah Indonesia. Burung pemakan serangga ini jarang ditemui ada di Pulau Jawa.
Paok hujan atau paok sayap biru ini ditemukan pada Selasa, 1 November 2022 pada saat hujan dan terbang masuk ke kawasan Saung Koffie Hideung, di Puncak Sempur, Tegalwaru, Karawang. Sana, salah satu karyawan Saung Koffie Hideung yang menemukan burung Paok Hujan tersebut. Menurut Saepul Riki, pengelola Saung Koffie Hideung, burung Paok Hujan ini datang pas hujan lebat sekira pukul 19.00 WIB. “Burungnya nyasar masuk kawasan Saung Koffie Hideung dalam kondisi lemas.” Terang Haji Riki, demikian Saepul Riki biasa disapa.


Burung Paok Sayap Biru pada umumya berukura sekitar 18-20 cm. Warna dada paok ini berwarna cokelat kusam atau cokelat emas, dengan punggung berwarna hijau, dan sayap berwarna biru cerah dengan ujung sayap bagian bawah berwarna putih. Pada bagian leher atau tenggorokan berwarna putih. Sekilah Paok Sayap Biru sering mirip dengan Paok Bidadari (Pitta nympha) yang juga merupakan burung migran dari China dan Korea.


Di Pegunungan Sanggabuana sendiri menurut Uce Sukendar, Kepala Divisi Konservasi Keanekaragaman Hayati (DKKH) Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) juga menjadi habitat burug Paok jenis Paok Pancawarna (Pitta guajana). Beberapa kali sosok Paok Pancawarna ini terekam oleh kamera trap yang dipasang di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana.


Paok Hujan sendiri dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List status konservasi Pitta moluccensis masuk dalam kategori LR atau Least Concern, atau memilki resiko kepunahan yang rendah. Namun Kata Uce Sukendar, karena burung cantik berwarna warni ini bukan merupakan satwa asli Pegunungan Sanggabuana, jarang ditemukan di Pulau Jawa, maka sebaiknya nanti setelah dikarantina dan sehat bisa dilepasliarkan supaya bisa kembali ke negara asalnya.


“Ini temuan baru, karena di Jawa sebenarnya hanya ada Paok Pancawarna, jarang terdengar Paok Bidadari dan Paok Hujan atau Paok Sayap Biru ini migrasi sampai ke Jawa. Paling hanya sampai ke Kalimantan saja. Ketika mereka sampai di Sanggabuana, ini kabar bagus, bisa saja daya dukung ekosistem Sanggabuana ternyata cocok untuk mereka, jadi mereka mampir sekalian ketemu saudaranya, Paok Pancawarna.” Kata Uce Sukendar.


Haji Saepul Riki, dalam keterangannya mengatakan, saat ini burung Paok Sayap Biru ini dirawat di mess Saung Koffie Hideueng sampai kondisinya sehat. Jika sudah sehat dan bisa terbang, akan berkoordinasi dengan SCF dan/atau BBKSDA Jawa Barat SKW IV Purwakarta untuk pelepasliarannya lagi ke alam. “Setelah tiga jenis raptor migran melewati Saung Koffie Hideung di Puncak Sempur, sekarang jenis burung beda lagi migrasi ke Sanggabuana, dan malah nyasar ke Saung kami. Mudah-mudahan tahun depan akan semakin banyak migrasi burung ke Sanggabuana, dan jenis serta jumlahnya bertambah. Kami tentu akan mendukung perbaikan ekosistem Sanggabuana supaya menjadi lebih baik untuk tempat hidup satwa asli Sanggabuana maupun satwa migran yang berkunjung.” pungkasnya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Wujudkan Pelayanan Prima, Lapas Karawang Tidak Cuti Demi Layanan Kunjungan

Faktajabar.co.id – Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu moment ...