Rumah Sakit Mandaya Sukses Gelar Webinar Medis Bersertifikat, Pesertanya Capai 1.223 Se-Indonesia

Rumah Sakit Mandaya Karawang sukses menggelar webinar medis bersertifikat se-Indonesia

Karawang – Rumah Sakit Mandaya Karawang sukses menggelar webinar medis bersertifikat dengan total 14 SKP IDI pada hari Sabtu (3/12/2022) dengan mengangkat tema Clinical Update On Work Accident Management”.  

Sebanyak 1.223 peserta webinar yang turut berpartisipasi berasal dari dokter umum, dokter spesialis dan praktisi kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

Acara dikemas secara daring ini mengangkat topik yang sangat menarik dengan menghadirkan para ahli di bidangnya. Diantaranya dr. Bayu Antara Hadi, Sp.OT yang membahas tentang “Hand Trauma”; narasumber kedua dr. Ruth Silaban, Sp.S dengan mengangkat tema “Neck And Low Back Pain Management Associated By Work”; kemudian dr. Nita Theresia Reyne,Sp.KFR mengambil judul “Rehabililtation Aspect On Hand Trauma”; selanjutnya dr. Ucu Nurhadiat, Sp.An.,FIPM mengangkat tema “Interventional Pain Management For Back Pain“. Link webinar https://bit.ly/webinarMedisRSMandaya.

Dr. Andri Wiguna Sp.OT yang sekaligus Direktur Utama RS. Mandaya Karawang menuturkan, bahwa acara ini bertujuan memberikan perkembangan terkini tentang alur diagnosis dan tatalaksana pada kasus bedah sehari-hari di pelayanan medis, serta memberikan wawasan baru tentang perawatan dan tindakan pada pasien trauma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien.

Hal ini masih sangat diperlukan mengingat angka mortalitas yang tinggi pada pasien-pasien kegawatan kedaruratan kasus trauma. Penanganan awal yang tepat diharapkan dapat menurunkan angka mortalitas pada pasien. Dengan demikian, diperlukan update ilmu bidang Ortopedi dan Traumatologi untuk memberikan outcome yang baik bagi pasien.

Dr. Pocut Slanga selaku moderator webinar mengungkapkan, kasus-kasus trauma banyak terjadi, sering menimpa organ multisistem, dan tetap harus mendapatkan penanganan yang optimal walaupun kita masih mengalami pandemi covid 19.

Menurutnya penanganan trauma tetap berpegang pada prinsip-prinsip manajemen trauma ATLS (Advanced Trauma Life Support), yaitu dengan prinsip universal precaution (keselamatan diri dan pasien) dan pencegahan terjadinya cedera lebih lanjut. Prosedur Primary dan Secondary Survey tetap merupakan prosedur penanganan utama. Jangan lupakan keamanan penolong dan pasien, APD yang memadai harus dipakai.

“Jika pasien harus dirujuk, pasien dirujuk dalam keadaan stabil sesuai prosedur rujukan yang baik. Titik berat primary survey adalah untuk menyelamatkan jiwa. Sedangkan titik berat secondary survey adalah untuk memeriksa seluruh tubuh pasien dan mengevaluasi seluruh prosedur yang sudah dilakukan atau alat yang sudah dipasang. Secondary survey dilakukan setelah pasien stabil,” ujarnya.

Dr. Bayu Antara Hadi,Sp.OT selaku narasumber pertama mengungkapkan, bahwa Pengetahuan mengenai anatomi serta pemeriksaan klinis yang baik dapat menegakkan diagnosis dan tatalaksana awal yang optimal pada kasus-kasus ortopedi.

Sementara dr. Ruth Silaban, Sp.S yang mengangkat tema : Neck and low back pain management associated by work menyimpulkan bahwa Work-Related Musculoskeletal Disorder merupakan sekelompok gangguan dari otot, tendon dan sistem saraf. Contoh: CTS, tendonitis dan tension neck syndrome.

Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah yaitu diantara tepi iga terbawah & lipat bokong bawah (lumbal/lumbosakral), sering disertai dengan penjalaran nyeri ke tungkai dan kaki. Factor resiko dari sisi pekerjaan/ kebiasaan yang dapat menyebabkan NPB : Posisi tubuh statis (duduk / berdiri lama), Sering mengangkat beban berat, Gerakan membungkuk dan berputar, pemakaian sepatu hak tinggi.

“Menerapkan posisi duduk yang baik
Beristirahat dalam periode tertentu (setiap 15 – 30 menit selama 1-2 menit) serta melakukan peregangan,” ungkapnya.

Hal penting juga dipaparkan dr. Nita Theresia Reyne,Sp.KFR selaku narasumber ketiga yang membahas Rehabilitation Aspect on Hand trauma mengungkapkan bahwa hand trauma adalah cedera pada jari, tangan, pergelangan tangan yang melibatkan tendon, ligament ataupun persarafan. Rehabilitasi trauma tangan (hand trauma) adalah salah satu jenis terapi untuk mencegah kecacatan setelah trauma tangan.

“Manfaat rehabilitasi kontrol nyeri, Meningkatan gerak sendi, Mencegah atau mengurangi kekakuan, Mencegah trauma sekunder, Serta Untuk mendapatkan kembali fungsi maksimal (penggunaan) lengan dan tangan sehingga dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari secepat mungkin, dan kembali bekerja,” katanya.

Selanjutnya dr. Ucu Nurhadiat, Sp.An.,FIPM memaparkan bahwa nyeri akibat kerja yang tak kunjung sembuh akan sangat mengganggu produktivitas. Untuk itu diperlukan metode untuk mengatasi nyeri yang efektif, aman dan nyaman maka terapi intervensi nyeri dapat menjadi solusinya.

“Kelebihan terapi Intervensi nyeri minimal invasive, perawatan pendek, dilakukan dengan bius lokal, risiko lebih kecil.Obat diberikan langsung ke target, Rehabilitasi lebih dini dan efektif, Mengurangi kebutuhan analgetic bisa menghindari pembedahan
IPM mengisi gap antara terapi farmakologi dengan pembedahan,” ujarnya.

“Semoga materi yang telah dibahas, dapat berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan pelayanan kesehatan di tempat pelayanan kesehatan kita semua,” terang dokter Andri Wiguna.

Rumah sakit Mandaya Karawang dilengkapi pelayanan medis dengan berbagai peralatan berteknologi terkini dan tim medis kompeten untuk menunjang diagnosis maupun penanganan gawat darurat sehingga dapat ditangani dengan tepat dan cepat.

Sementara itu, Rumah Sakit Mandaya Karawang pada tahun 2017 berhasil mendapatkan penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan sebagai Rumah Sakit Trauma Center Terbaik Se-Jawa Barat.(aip)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Musrenbang Bahas Program Pembangunan Pasar di Beberapa Kecamatan Jadi Prioritas

Karawang – Pemerintah Kabupaten Karawang menggelar Musrenbang yang membahas RPJPD ...