BAZNAS: Pendapatan Zakat, Infaq & Sodakoh Kota Karawang Kalah oleh Kota Penghasil Tauco

KARAWANG – Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Karawang, Drs.H.Kurnia Adam Kartayasa, menjelaskan hasil Rakernas revolusi BAZNAS di Bali pekan lalu mendapatkan sebuah pengetahuan baru. Dimana Karawang yang dikenal Kota Industri terbesar di Asia Tenggara, masih kalah pendapatan Zakat, Infak dan Sodaqoh oleh Kabupaten Cianjur yang memiliki Pabrik Tauco.

Tak bisa dipungkiri, sejumlah pabrik yang elit di Kota Industri ini masih minim kesadaran untuk melakukan Zakat, Infak dan Sodaqoh, sehingga tidak ada kontribusi kepada BAZNAS. Data yang tercatat, BAZNAS Karawang poroleh dana sebesar Rp100 juta/bulan. Sedangkan Cianjur mencapai Rp500 juta/bulan. Ini sebuah evaluasi untuk semuanya, karena di Kota Industri masih minim kesadaran dalam berzakat.

“Karawang adalah kota Industri terbesar di Asia Tenggara. Tapi pendapatan untuk BAZNAS sangat rendah. Kita tidak bisa dipungkiri dari Industri terbesar di Karawang belun ada kontribusinya kepada BAZNAZ,” kata Drs.H.Kurnia Adam Kartayasa, Ketua BAZNAS Karawang.

Penghasilan rendah ini dikarenakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Karawang belum diintruksikan oleh Bupati Karawang, dr.Cellica Nurrachadiana untuk infak ke BAZNAS.  Jika sudah ada aturan/intruksi bupati agar  PNS infak ke BAZNAS dana yang akan didapat BAZNAS mencapai Rp1.131.900.000/bulan.

Dihitung dari golongan III dengan jumlah PNS sekitar4.644 dikalikan Rp100 ribu saja mencapai Rp464.400.000/bulan. Ditambahkan golongan IV sekitar 4.450 dikalikan Rp150 ribu sejumlah Rp667.500.000/bulan. Ditotalkan seluruhnya mencapai Rp1.131.900.000/bulan.

“Itu belum dihitung 2,5 persen sesuai anjuran islam,” kata dia.

Lanjut Adam, belum lagi jumlah karyawan perusahaan di Karawang mencapai ribuan. Jika dihitung karyawan ada 20 ribu saja dikalikan 10 ribu untuk infak dapat dana yang diperoleh sebesar Rp200 juta/bulan. “Kita tidak akan kalah dengan kabupaten lain. Karena Karawang potensial. Kota Industri dan Kota Lumbung Padi. Namun masih rendah tingkat kesadaran dalam zakat, sodaqoh dan infah,” tambahnya.

Adam mengharapkan, ada campur tangan Pemerintah Karawang dalam hal ini Bupati Karawang dalam peningkatan zakat, infak dan sodaqoh. Karena tingkat kesadaran masyarakat masih rendah, sehingga pendapatan jauh dari harapan, maka perlu adanya bantuan dari pemerintah daerah yang bersumber dana APBD. Seperti Kabupaten Sukabumi dan Bogor serta lainnya diberikan anggaran dari APBD.

Dana yang didapatkan BAZNAS, dijelaskan dia, untuk kepentingan masyarakat Karawang.Pihaknya mencontohnya di Kampung Secang, Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat dana dari BAZNAS Karawang Rp5 juta ditambah dari UPZ Kecamatan Karawang Barat Rp5 juta digulirkan para pedagang sayur, asongan dan pedagang kecil lainnya.

“Dari Rp10 juta terbagi menjadi 20 orang. Tidak kurang dari Rp100 ribu/minggu dapat infak dari pedagang. Berarti 1 bulan Rp400 ribu, sudah bisa menyekolahkan anak 1 orang ke SMK dengan dapat santunan Rp300/bulan. Belum lagi bantuan yang lain, semisal mesin jait 8 unit, dan ternak domba untuk masyarakat sudah tersalurkan. Belum lagi beasiswa untuk anak yatim di Pangkalan dan Bantuan bencana di Rawamerta,”pungkasnya.(cim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

ESQ Kemanusiaan Gandeng Indonesia CARE, Distribusikan Wakaf Qur’an Isyarat Untuk Sahabat Tuli

Faktajabar.co.id – Inovasi dalam pendidikan Al Qur’an terus dikembangkan. Termasuk ...