Pemkab Karawang Belajar Teknologi Pertanian ke Thailand

KARAWANG – Pemerintah Kabupaten Karawang belajar teknologi pertanian ke Thailand. Hal itu dibuktikan dengan kerjasama Dinas Pertanian dengan PT Maxtex Agrotek Indonesia melakukan seminar Penerapan Pengembangan Teknologi Pertanian Pasca Panen di Kabupaten Karawang pada Rabu (6/6/2018) di Hotel Swiss Bell Karawang.

Seminar ini dihadiri UPTD Pertanian se-Kabupaten Karawang, perwakilan pelaku petani di tiap kecamatan, kelompok tani, organisasi tani seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Gapoktan dan organisasi lainnya,dengan narasumber Ir.Pending Dalih Permana, Dirjen Sarana dan Prasarana Kemntan RI, Steve Loh PT.Maxtex Tranding Group Thailand.

Menurut Muslim Hafidz, Direktur PT. Maxtex Agrotek Indonesia, pihaknya pernah melakukan study banding bersama Dinas Pertanian agar membuka cakrawala terkait pentingnya tekhnologi Pertanian.

“Insya Allah, melalui seminar ini, kita akan buka kotak Pandora terkait sistem tekhnologi Pertanian ini,” katanya diacara Seminar.

Muslim mengatakan, pihak Maxtex Indonesia punya komitmen untuk membantu Pertanian di Karawang dan Indonesia agar terus dan terus bersaing dan raja di dunia dalam bidang pertanian.

“Kami juga menyiapkan training bagi petani terkait tekhnologi Pertanian. Kami mendapatkan informasi, ada khawatiran tentang zero generation bagi petani, karena pekerjaan menjadi petani tak menjanjikan dibanding karyawan pabrik. Maxtex punya kepentingan untuk merubah mindsite tersebut,” kata Muslim lagi.

Kepala Dinas Pertanian Karawang, Ir. Hanafi menambahkan, Karawang merupakan lumbung padi Jawa Barat dan Karawang menyumbang padi Nasional. Pemerintah konsisten mempertahankan pertanian di Karawang.

“Dimana pemerintah sudah membentuk Perda tentang perlindungan petani dan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan,” ujarnya.

Lanjutnya kondisi Teknologi di Karawang, dilihat dari kondisi lahan produktifitas cukup bagus. Namun masih kalah dengan Thaliand. Menurutnya hasil penelitian di negara Gajah Putih tersebut lahan pertanian lebih rapi dan tertanian tertata. Bahkan harga beras Thailand 4 kali lipat bandingkan Indonesia, karena kualitas beras Thailan mampu diterima ekspor.

Ia mengaku tertarik dengan teknologi ini meningkatkan daya hasil beras berkualitas, alat ini dapat mensortir bahan yang berkualitas melalui sinas cahaya.

Dinas Pertanian akan mencoba melakukan praktek sebagai uji coba teknologi Thailand. Pertanian Karawang pasca panen hilang 13 persen, itu pun sudah menggunakan mesin rontog.

“Thailand 1 kali panen dalam 1 tahun. Namun kualitasnya bagus dapat diterima negara lain karena pupuk alami tidak menggunakan kimia. Kita akan uji coba teknologoli Thailand ini,” tambahnya.

Bupati Karawang, dr. Cellica Nurrachadiana diwakili Asda II Bidang Pembangunan, Drs Ahmad Hidayat, menyebutkan optimalisasi pertanian berikan kontribusi untuk daerah dan apabila dikelola dengan baik.

“Dengan adanya kegiatan ini kami berharap dapat memberikan motivasi dan wawasan kepada petani untuk meningkatkan kualitas pertanian di Karawang,” tutup Akhmad Hidayat, yang membuka acara seminar tersebut.(cim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Sosok Kartini PLN : Kiprah Dewi Setyaharini Pimpin Unit Pelaksana Transmisi Bekasi

Faktajabar.co.id – Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. ...