Rieke: Kenaikan Harga Beras di Karawang Harus Diselidiki, Diduga Ada Spekulan

KARAWANG – Selain menolak dengan tegas rencana impor beras yang akan dilakukan oleh pemerintah. Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, angkat bicara soal kenaikan harga beras yang ada di Kabupaten Karawang khususnya. Dia meminta, kenaikan harga beras yang merugikan petani itu harus diselediki.

 

Menurut Rieke, pemerintah boleh saja membeli beras impor, jika memang suda tidak ada di dalam negri sendiri. Berdasarkan data produksi beras di Jawa Barat yang dihimpun dari Kementrian dan Dinas terkait, pada Januari hingga Aprli 2018 panen raya, total luas panen mencapai 778.992 hektar, perkiraan produksi gabah mencapai 4.152.607,68 ton. Dan perkiraan hasil produksi beras sebanyak 2.605.346 ton (produktivitas 5,29 ton per hektar, gabah ke beras 0,6274).

 

“Konsumsi dan beli lah hasil petani kita sendiri, Allhamdulillah ini di Karawang merupakan daerah pemilihan saya juga dan salah satu penghasil beras juga. Saya didampingi oleh TNI Polri, yang ikut mendampingi petani. Bahwa petani kita ini juga panen, ada beras dan ini bukan gosip, ini kenyataan,” kata Rieke dalam kunjungan kerjanya kepada wartawan di area pesawahan Tanjungpura, Rabu (24/1).

 

Jika dihitung secara rinci dengan jumlah penduduk di Jawa Barat sebanyak 47 juta orang, Lanjut Rieke menjelaskan, asumsi konsumsi beras 10 perkilo perbulan perorang sama dengan 470 ton perbulan kebutuhan di Jawa Barat. “Maka, hasil panen pada Januari hingga April 2018 yang sebanyak 2,6 juta ton tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Jawa Barat selama kurang lebih 5,5 bulan,” jelasnya.

 

Menanggapi kenaikan beras, Rieke menegaskan, pemerintah harus bergerak dengan cepat membongkar indikasi permainan harga beras ditingkat konsumen, yang indikasi kuatnya dijadikan pembenaran keputusan impor.

 

“Bahwa kemudian harga beras naik tolong diselidiki, kenapa tiba-tiba bisa naik?, apakah karena tidak ada stok di bulog?. Petani itu adalah jalan hidup mereka, setiap hari petani menanam apapun yang terjadi. Persoalannya ada stok gabah di bulog, harunys bulognya yang dibenahi jangan petani kita diberlakukan seperti ini,” tegasnya.

 

Sementara itu, Dasim salah satu petani Karawang merasa khawatir jika beras impor datang pada saat panen raya saat ini, maka harga beli dari petani bisa dipastikan akan turun. “Bahkan sekarang isunya akan impor saja, harga sudah turun. Tadinya sebelum isu impor, harganya Rp 7200 perkilo, sekarang turun menjadi Rp 6000 perkilo,” pungkasnya.(dpn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

ESQ Kemanusiaan Gandeng Indonesia CARE, Distribusikan Wakaf Qur’an Isyarat Untuk Sahabat Tuli

Faktajabar.co.id – Inovasi dalam pendidikan Al Qur’an terus dikembangkan. Termasuk ...