
Jembatan perahu Haji Endang yang berada di Dusun Rumambe, Desa Anggadita, Kecamatan Klari
Karawang – Jembatan perahu Haji Endang yang berada di Dusun Rumambe, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, terancam ditutup oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
BBWS menilai jembatan yang telah beroperasi selama 15 tahun itu tidak memiliki izin resmi dan berpotensi mengganggu fungsi alami Sungai Citarum.
Peringatan tersebut disampaikan melalui spanduk yang dipasang pihak BBWS di lokasi jembatan pada Minggu (26/4/2025). Namun, spanduk itu langsung dicopot sehari setelahnya oleh pemilik jembatan, Muhammad Endang Junaedi.
Endang menolak tudingan bahwa usahanya ilegal. Ia mengklaim telah mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB) dan mempertanyakan sikap BBWS yang baru mempersoalkan keberadaan jembatan setelah 15 tahun beroperasi.
“Itu (BBWS) enggak ada kerjaan. Saya ada izin, NIB ada. Kalau dibilang ilegal, manfaatnya banyak. Ini sudah 15 tahun jalan,” kata Endang saat dikonfirmasi, Selasa (29/4/2025).
Ia menilai tindakan BBWS gegabah dan tidak mempertimbangkan dampak sosial-ekonomi terhadap masyarakat sekitar yang menggantungkan hidup dari keberadaan jembatan tersebut.
“Kalau ditutup, pikirkan dong dampaknya. Sekarang yang kerja 40 orang, belum keluarganya. Pemerintah dorong UMKM, tapi usaha rakyat malah dimatikan. Anak buah saya mau makan dari mana?” sesalnya.
Endang juga menegaskan bahwa ia dan warga akan melakukan perlawanan apabila BBWS memaksa membongkar jembatan tersebut.
“Kalau tetap dibongkar, masyarakat akan bertindak. Ini menghidupi banyak orang. BBWS dasarnya apa?” tegasnya.
Jembatan perahu Haji Endang dibangun pada 2010. Terdiri dari 10 perahu ponton yang dirangkai dengan jarak 1,5 meter dan dilapisi alas besi, jembatan ini telah menjadi jalur alternatif favorit bagi pengendara motor, terutama pekerja yang hendak menuju kawasan industri di Kecamatan Ciampel.
Dengan tarif Rp 2.000 per kendaraan, jembatan ini disebut-sebut menghasilkan omzet hingga Rp 20 juta per hari. Dana tersebut digunakan untuk operasional dan menggaji puluhan karyawan yang bekerja di sana.(red/fj)