Kilas Balik Haji Sopian, Dari Pelosok Kampung Hingga Jadi Kepala Kementrian Agama di Karawang

Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Karawang H. Sopian

Karawang – Di sebuah desa kecil di pesisir Utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tumbuh seorang anak laki-laki bernama Sopian. Ayahnya adalah guru ngaji kampung, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Sejak kecil, Sopian terbiasa hidup sederhana—berangkat ke madrasah sebelum matahari terbit, lalu membantu orang tuanya selepas pulang sekolah.

Tak seperti anak-anak lain yang bercita-cita menjadi dokter atau insinyur, Sopian kecil sudah punya pandangan hidup yang unik.

Ia ingin menjadi seseorang yang bisa menjaga nilai-nilai agama dengan siapa pun ia bergaul.

“Saya ingin jadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang,” begitu katanya saat ditanya gurunya dulu.

Menariknya, meski terlahir dari kedua orang tua religius nan dihormati, Sopian kecil tak segan mencari uang dari hasil keringatnya sendiri. Dia mengaku kerap menawarkan jasa transportasi ke setiap orang yang membutuhkan.

“Sering waktu kecil ngojek, uangnya ditabung sebagian buat jajan, biar gak minta ke orang tua,” kenang Sopian kepada wartawan. Kamis (1/5/2025).

Kuliah Sambil Mengajar

Di tahun 1994, Sopian muda mengabdikan diri sebagai santri sekaligus guru honorer MI di Ponpes Nihayatul Amal Kecamatan Cibuaya, Karawang.

Seiring berjalannya waktu, Sopian melanjutkan pendidikan ke IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ia memilih jurusan Tarbiyah, dan aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan keagamaan.

Rekan-rekannya mengenalnya sebagai pribadi hangat, jujur, dan tekun—sifat yang kelak menjadi bekal penting dalam kariernya.

Meski disibukkan dengan dunia mahasiswa, profesinya sebagai guru juga tak serta merta ia tinggalkan. Dia masih sering pulang pergi Bandung-Karawang demi mengajar di sekolah.

Hingga tiba di tahun 2000, kegigihannya mengabdi sebagai honorer berbuah manis, ia diangkat menjadi PNS dan ditugaskan menjadi guru di SDN Pejaten II, Kecamatan Cibuaya, Karawang.

Perlahan tapi pasti kiprahnya pun terus diperhitungkan

Di tahun 2013 misalnya, ia dipercaya menjadi Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang.

Di masa itu, ia tak segan turun ke pelosok, mendampingi warga dalam program bimbingan keislaman, hingga menelurkan inovasi-inovasi segar dalam pendidikan non formal.

Hingga dua tahun setelahnya, Sopian diamanatkan menjadi pucuk pimpinan Kantor Kemenag Kabupaten Karawang sampai tahun 2020.

Meski tiga tahun kemudian sempat berpindah ke Bekasi dan Purwakarta, Sopian lalu kembali dipercaya menjadi Kepala Kantor Kemenag Karawang sejak 2023 sampai sekarang.

Dikenal sebagai Bapak Moderasi Beragama

Di posisinya saat ini, Sopian memang dikenal sebagai sosok pembaru yang tidak hanya menjalankan program, tapi juga menciptakan inovasi.

Dia kini dikenal sebagai Bapak Moderasi Beragama karena kiprahnya dalam memperkuat kerukunan antarumat beragama.

Hal ini diwujudkan melalui penciptaan Kampung Kerukunan di kawasan Resinda, serta Kampung Moderasi di Cibuaya, Karawang Barat, dan Karawang Timur. Teranyar, program serupa juga ia luncurkan di Rengasdengklok, Klari, Cikampek, dan Telukjambe Timur.

Maka tak heran atas komitmennya mewujudkan moderasi beragama, ia kini diamanatkan menjadi Ketua Yayasan Penggerak Galeri Silaturahmi Nusantara (GSN) wilayah Karawang.

Yayasan GSN sendiri merupakan wadah kolaborasi lintas agama yang berfokus memperkuat kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama di Indonesia.

Kendati demikian, Sopian berujar, meski jabatannya tinggi, gaya hidupnya mesti tetap bersahaja.

Ia masih sering menyapa warga satu per satu saat kunjungan lapangan, menyempatkan diri hadir di pengajian kecil, dan mendengarkan keluh kesah para guru madrasah dengan sabar.

“Bagi saya, menjadi Kepala Kemenag bukan soal posisi, tapi soal tanggung jawab—untuk menjaga akhlak bangsa dan menjadi pelayan bagi umat,” ujarnya.

Sopian adalah gambaran nyata bahwa jabatan yang dipegang dengan niat baik, kerja keras, dan hati yang bersih, bisa menjadi jalan ibadah yang luar biasa.

Dari lorong pesantren ke ruang kebijakan, ia menunjukkan bahwa pemimpin sejati lahir dari ketulusan. (red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Kenapa Jembatan Perahu Penyambung Kawasan Industri Mau Ditutup BBWS?

Karawang – Jembatan perahu Haji Endang yang berada di Dusun ...