Persiapkan Hadapi Penilaian Kabupaten Layak Anak, DP3A Karawang Targetkan Status Predikat Madya Menjadi Nindya

Kepala DP3A Karawang, Wiwiek Krisnawati

KARAWANG – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Karawang tengah bersiap menghadapi penilaian tahunan Kabupaten Layak Anak (KLA) yang akan digelar pada 12 Juni 2025 mendatang.

Tahun ini, Karawang menargetkan peningkatan status dari predikat Madya menjadi Nindya.

Kepala DP3A Karawang, Wiwiek Krisnawati, menyampaikan bahwa evaluasi KLA tetap mengacu pada lima klaster penilaian dan 24 indikator yang tersebar di seluruh perangkat daerah.

“Ini adalah upaya kita bersama, bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat dan sektor swasta untuk memenuhi hak-hak anak,” ujar Wiwiek usai rapat gugus tugas KLA, Rabu 4 Juni 2025.

Adapun program unggulan KLA di Karawang meliputi sembilan layanan untuk anak, termasuk TARA (Tempat Ramah Anak) seperti daycare, ruang kreativitas, layanan informasi ramah anak, serta penguatan sekolah ramah anak.

Menurut Wiwiek, sinergi dengan OPD seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Komunikasi dan Informatika sangat vital dalam implementasi program ini.

Tahun lalu, Karawang memperoleh predikat Madya. Namun Wiwiek optimis tahun ini capaian dapat meningkat ke tingkat Nindya.

“Nilai kita sudah di angka 900-an, tinggal pembuktian saat evaluasi nanti,” tuturnya.

Wiwiek menegaskan bahwa pemenuhan hak anak secara optimal turut menekan angka kekerasan terhadap anak, salah satunya melalui keberadaan satgas perlindungan anak di sekolah.

“Kalau anak sudah sadar dan gurunya juga peduli, kecil kemungkinan terjadi kekerasan,” tegasnya.

Meskipun program perlindungan anak terus digencarkan, DP3A mencatat bahwa sejak Januari hingga Juni 2025, terdapat sekitar 50 kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan dan sedang dalam proses penanganan.

“Beberapa sudah selesai, sebagian masih dalam proses pendampingan. Namun semua kasus sudah kami tangani secara komprehensif,” kata Wiwiek.

Dari catatan DP3A, sebagian besar kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan masyarakat, bukan dalam lingkup rumah tangga atau sekolah.

Faktor-faktor pemicunya antara lain lemahnya ketahanan keluarga, pergaulan bebas, kurangnya pendidikan, ketiadaan ruang aman dan sehat untuk anak.

“Banyak anak yang secara emosional punya ruang kosong, dan ketika tidak mendapat perhatian di rumah, mereka mencari pemenuhan itu dari luar. Di sinilah muncul risiko kekerasan atau eksploitasi,” paparnya.

Terkait isu kekerasan di sekolah, Wiwiek menegaskan bahwa sekolah-sekolah yang resmi berstatus “Ramah Anak” telah membentuk Satgas Perlindungan Anak.

Satgas ini menjadi ujung tombak dalam pencegahan, pelaporan, dan penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan.

“Ketika anak sudah teredukasi, tahu haknya, dan guru-guru juga sadar pentingnya perlindungan, maka peluang terjadinya kekerasan akan semakin kecil,” jelas Wiwiek.

Sementara itu, Kepala Bappeda Karawang, Ridwan Salam, menegaskan bahwa evaluasi KLA tahun ini bukan hanya tugas DP3A semata.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor termasuk perguruan tinggi, swasta, lembaga keagamaan, dan OPD lain seperti Disdukcapil dan Dinas Pendidikan.

“Ada 24 indikator yang harus dipenuhi. Mulai dari hak sipil, partisipasi anak, hingga rumah ibadah ramah anak. Masjid, gereja, semua kita libatkan. Ini bagian dari upaya kolektif kita membangun generasi masa depan,” ujar Ridwan.

Ridwan juga menyebutkan bahwa tahun ini terdapat perluasan sektor kerja, terutama dalam indikator-indikator yang berkaitan dengan partisipasi anak dalam perumusan kebijakan, penyediaan akses informasi yang ramah anak, hingga integrasi konsep KLA dalam pembangunan sektoral.

“Penilaian ini bukan hanya sekadar predikat administratif. Ini adalah indikator keberhasilan pembangunan sosial dan investasi jangka panjang terhadap generasi penerus,” tegasnya.

Ridwan turut mengajak media dan masyarakat untuk ambil bagian dalam mendukung proses evaluasi dan sosialisasi program Kabupaten Layak Anak.

“Peran media sangat penting untuk menyampaikan informasi yang benar, membangun opini positif, dan mendorong masyarakat agar turut serta menciptakan lingkungan yang ramah anak.” tukasnya.

Dengan persiapan yang semakin matang dan kolaborasi yang diperkuat lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Karawang berharap mampu naik kelas dari Madya ke Nindya, serta memperkuat posisi sebagai daerah yang serius dalam mewujudkan kabupaten layak dan aman bagi tumbuh kembang anak-anaknya.(aip/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Permata Keluarga

KARAWANG – Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang melakukan kunjungan ke ...