
jalan rusak
Karawang – Kerusakan jalan di jalur Jatisari, Karawang, semakin parah. Sejumlah lubang besar terlihat menganga di sepanjang jalur pantura tersebut dan telah banyak memicu kecelakaan lalu lintas.
Merespons kondisi rusak parahnya jalan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Satuan Kerja (Satker) PPK 1.1 Jawa Barat yang bertanggung jawab melakukan pengelolaan dan perawatan ruas jaln tersebut baru melakukan perbaikan sementara di beberapa titik.
Humas PPK 1.1 Jawa Barat, Akbar, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk mengurangi risiko kecelakaan yang terus terjadi akibat kerusakan jalan.
“Perbaikan ini kami lakukan sebagai langkah awal untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan, sambil menunggu perbaikan permanen oleh pihak penyedia jasa,” kata Akbar.
Ia menerangkan, perbaikan sementara tersebut dilakukan dengan metode tambal sulam menggunakan material agregat A dan campuran semen. “Jadi ada beberapa titik lubang besar langsung ditambal menggunakan agregat A dan campuran semen,” ucapnya.
Akbar mengungkapkan bahwa kerusakan jalan ini terjadi karena adanya keterlambatan dari pihak penyedia jasa dalam melaksanakan tugasnya.
“Seharusnya ketika ada jalan berlubang, pihak penyedia jasa harus bekerja cepat untuk segera memperbaikinya. Kami pun sudah memberikan surat teguran kepada penyedia jasa,” ujar Akbar.
Menurutnya, pihaknya terus mendorong penyedia jasa untuk segera bergerak cepat. Sebab, kata dia, di jalur tersebut mobilitas aktivitas masyarakat cukup tinggi.
“Kami minta pihak penyedia jasa mempercepat persiapan material. Insya Allah, paling cepat hari Sabtu besok, jalan di wilayah Jatisari ini akan segera diperbaiki secara permanen dengan di hotmix,” jelasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati saat melintasi jalur tersebut.
“Mohon kepada pengguna jalan agar waspada dan mengurangi kecepatan saat melintas, karena saat ini sedang dilakukan perbaikan jalan,” tambahnya.
Sementara itu, warga setempat, Gana (31), mengungkapkan bahwa kecelakaan kerap terjadi di jalur tersebut.
“Kalau siang bisa delapan motor yang jatuh, malam lebih parah, bisa sampai lima belas. Subuh paling sering,” tandasnya.
Ia menerangkan, selain jalan berlubang, lampu penerangan jalan umum (PJU) yang mati juga menjadi pemicu kecelakaan.
“PJU banyak yang mati. Jalannya gelap. Jadi bukan hanya jalan rusak yang bahaya, tapi juga gelapnya jalan,” pungkasnya.
Namun, ia mengaku bersyukur atas adanya perbaikan jalan sementara, meskipun saat ini masih berupa tambal sulam. Ia berharap perbaikan jalan dilakukan dengan pengaspalan hotmix dan dilengkapi penerangan jalan.
“Alhamdulillah, walaupun masih sementara, yang penting ada upaya. Tapi warga tetap berharap jalan ini diperbaiki dengan baik dan dihotmix supaya tidak cepat rusak lagi. Semoga perbaikan jalan ini cepat selesai dan penerangan juga ditambah,” tuturnya.
Sebelumnya, Bupati Karawang Aep Syaepuloh angkat bicara. Ia mendesak pemerintah pusat agar segera melakukan perbaikan menyeluruh, bukan sekadar tambal sulam seperti yang selama ini dilakukan.
“Katanya sih mau dikerjakan langsung, mungkin sampai akhir Juni ini. Tapi kalau cuma tambal sulam ya percuma, nggak efektif,” tegas Bupati Karawang.
Bupati mengaku bingung dengan pola perbaikan yang tidak tuntas. Ia menyoroti jalur Pantura dilintasi truk-truk besar dengan muatan berat, sehingga jika hanya ditambal seadanya, jalan akan cepat rusak kembali.
“Bayangkan saja, Pantura itu lalu lintasnya berat. Baru Lebaran kemarin diperbaiki, sekarang sudah rusak lagi. Ini harus dibeton total, jangan setengah-setengah,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah pusat tidak lagi menunda dan segera melakukan perbaikan permanen demi keselamatan pengguna jalan.
“Harusnya ditangani serius. Dikeruk, diangkut, dibeton ulang. Jalan ini bukan jalan biasa, ini jalur vital nasional,” pungkasnya.(rls/fj)