
Oji Syaroji, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Karawang
Karawang – Pemerintah Kabupaten Karawang terus mendorong penguatan kualitas hidup masyarakat melalui Program Kampung KB atau Kampung Berkualitas. Sejak diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016, program ini telah menjangkau 309 desa dan kelurahan, menghadirkan serangkaian kegiatan pemberdayaan di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Kampung KB merupakan inovasi nasional yang bertujuan mempercepat pemerataan pembangunan, terutama di wilayah-wilayah yang dulunya tergolong tertinggal atau “legok”.
Seiring waktu, nomenklatur dan sasaran program ini berkembang, sehingga kini bisa diterapkan di semua wilayah tanpa terkecuali.
Dalam pelaksanaannya, Kampung KB menjadi ruang kolaborasi aktif antara berbagai elemen: dari pemerintah desa, RW/RT, kader kesehatan, puskesmas, karang taruna, hingga partisipasi warga. Program yang dijalankan bersifat multifungsi dan menyentuh banyak aspek kehidupan.
“Program-program yang sudah berjalan antara lain BKL (Bina Keluarga Lansia), Dasat (Dapur Sehat Atasi Stunting), dan BKB (Bina Keluarga Balita). Bahkan, ada kampung yang menjalankan Bank Sampah, di mana sampah dikumpulkan, dijual, dan hasilnya digunakan untuk kebutuhan warga di kampung tersebut,” ungkap Oji Syaroji, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Karawang. (Kamis, 26/06/2025)
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Kampung KB juga menjalin kerja sama lintas sektor, termasuk dengan perusahaan melalui CSR, hingga aparat kepolisian dalam upaya penyuluhan untuk remaja.
“Misalnya untuk program stunting melibatkan kepala desa dan CSR. Kalau penyuluhan tentang kenakalan remaja, bisa bekerja sama dengan Polsek. Nah, itu imbasnya kepedulian masyarakat meningkat,” tambahnya.
Menariknya, jadwal kegiatan dalam program ini fleksibel. Tidak terpaku pada satu skema waktu tertentu, tetapi menyesuaikan dengan kesiapan pengurus dan kader di tiap kampung. Ada yang melaksanakan sepekan sekali, ada pula yang sebulan sekali, tergantung kekompakan kadernya.
Namun, program ini memiliki kendala yang memungkinan terhambat dalam menjalankan kegiatan.
“Kendala program mulai dari segi anggaran karena dititikberatkan kepada partisipasi dan dari segi kepengurusan. Misalnya pergantian kepada desa yang berarti akan mulai dari 0 lagi,” ujarnya.
Walau penuh tantangan, Kampung KB telah menjadi simbol pembangunan dari akar rumput. Bukan hanya menghadirkan infrastruktur, tetapi juga membangun relasi sosial, pengetahuan keluarga, serta kesadaran warga akan hidup yang lebih berkualitas.(***)
Penulis : Lisa Nur Afni-Sarini Abdillah/Fakta Jabar