Kondisi Terkini Pasar Baru Karawang

Kondisi Pasar Baru Karawang

KARAWANG – Pasar Baru Karawang kini menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Bangunan yang seharusnya menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat ini mengalami kerusakan di berbagai sisi. Sejumlah fasilitas terlihat tak lagi layak digunakan, mulai dari atap bocor, drainase tersumbat, hingga penumpukan sampah di beberapa titik.

Kondisi tersebut tak hanya mengganggu kenyamanan pedagang dan pengunjung, tetapi juga mencerminkan lemahnya perawatan dan pengelolaan pasar dari waktu ke waktu.

Di lantai dasar, aktivitas jual beli masih berlangsung meski jumlah pengunjung semakin menurun. Beberapa kios tetap buka, namun suasana yang semestinya ramai justru terasa lengang. Berbeda dengan lantai satu, kondisi lantai dua tampak lebih memprihatinkan. Banyak kios dibiarkan kosong dan tak berpenghuni.

Tidak sedikit pedagang memilih menutup usahanya karena minimnya pengunjung, ditambah dengan pencahayaan dan ventilasi yang kurang memadai. Lantai dua kini nyaris berfungsi sebagai ruang kosong tanpa kehidupan ekonomi. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran akan nasib pasar tradisional di tengah gempuran pasar modern dan platform belanja daring.

Kerusakan fasilitas Pasar Baru Karawang dikeluhkan sejumlah pedagang. Namun, salah satu pedagang yang sudah berjualan sejak 2017, yaitu Ade (44) mengaku belum pernah melaporkan kerusakan fasilitas tersebut kepada pengelola pasar.

Menurut Ade, kondisi fasilitas pasar saat ia mulai berdagang masih tergolong baik. Namun sejak tahun 2020, mulai terlihat sejumlah kerusakan, seperti kebocoran atap di beberapa titik dan lingkungan pasar yang dinilai kurang nyaman bagi pembeli. Meski demikian, ia mengaku tidak mengalami kesulitan langsung dalam berjualan, hanya saja jumlah pembeli semakin menurun. “Enggak(bocor) kalo di sini, tapi di beberapa tempat lain bocor,” ujarnya saat ditemui di kiosnya pada Senin (30/06/2025).

Saat ditanya mengapa tidak melaporkan kerusakan ke pihak pengelola, Ade khawatir jika perbaikan atau pembangunan ulang dilakukan, mereka akan diminta menebus bangunan baru.

“Belum, soalnya kalo misalkan lapor, terus ini pasar dibangun lagi, nanti pedagang-pedagang pasar otomatis harus Nebus bangunan. Nah, uangnya dari mana?” ujarnya

Hingga kini, menurut Ade, ia tidak mengetahui apakah pihak pengelola secara rutin memeriksa fasilitas pasar atau tidak. Situasi ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan kurangnya komunikasi antara pedagang dengan pengelola pasar.

Lantai dua Pasar Baru Karawang kini tampak sepi dan nyaris tak berpenghuni. Deretan kios kosong dibiarkan terbuka tanpa aktivitas, sementara debu menumpuk di lantai yang jarang tersentuh langkah kaki pengunjung. Sebagian kios bahkan terlihat mulai rusak, dengan pintu yang mengelupas dan plang nama yang pudar.

Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Banyak pedagang yang dulu menempati lantai dua memilih menutup usahanya karena minimnya pembeli. Akses yang kurang menarik, pencahayaan yang redup, sirkulasi udara yang buruk, serta suasana yang sunyi membuat lantai atas tidak lagi menjadi pilihan bagi konsumen. Mereka lebih memilih berbelanja di lantai dasar atau berpindah ke pasar lain yang lebih nyaman dan bersih.

Tak hanya soal kenyamanan, perubahan perilaku belanja pasca pandemi turut memperparah kondisi. Saat belanja online dan pasar modern semakin diminati, pasar tradisional seperti Pasar Baru Karawang kehilangan banyak pengunjung setianya. Akibatnya, pedagang semakin sulit bertahan dan akhirnya memilih angkat kaki.

Pasar Baru Karawang sebelumnya sempat menjadi perhatian pemerintah daerah terkait rencana revitalisasi, namun proses tersebut berjalan lambat. Banyak pedagang berharap pemerintah dapat mengambil langkah tegas untuk memperbaiki kondisi pasar tanpa membebani mereka secara finansial.(red/fj)

Penulis : Chintya /Ochim / Fakta Jabar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Dua Pansus Baru Dibentuk, Bupati Soroti Urgensi Raperda Kesehatan Jiwa dan Air Minum

KARAWANG – Pemerintah Kabupaten Karawang bersama DPRD membentuk dua Panitia ...