Gagal Masuk SPMB ! Warga Demo SMPN 2 Majalaya, Disdikpora Buka Rombongan Belajar

SMPN 2 Majalaya

Karawang – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang memberikan solusi atas kekecewaan orang tua akibat anak-anak mereka tidak diterima dalam proses seleksi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di SMPN 2 Majalaya, yaitu dengan membuka satu rombongan belajar (rombel) sekolah rintisan untuk sepuluh siswa di Desa Kondangjaya, Karawang Timur.

Kepala Disdikpora Karawang, Wawan Setiawan, menyampaikan bahwa yang merasa keberatan berasal dari desa irisan, yaitu wilayah perbatasan antara desa Bengle dan desa Kondangjaya. Hal ini yang membuat kalah jarak dengan pendaftar lainnya.

“Tadi disepakati, ada sepuluh warga desa irisan tidak tertampung karena daya tampung di SMPN 2 Majalaya sudah penuh, selain itu jaraknya juga jaraknya juga kalah denga pendaftar lain. Solusi sementara kita buka satu rombongan belajar (rombel) untuk sekolah rintisan, kuotanya untuk 40 siswa,” kata Wawan, Senin (1/7/2025).

Wawan menjelaskan, Disdikpora Karawang berencana mendirikan SMPN 3 Majalaya di wilayah tersebut sebagai solusi jangka panjang.

“Tanahnya sudah ada, rencana pembangunan akan dilaksanakan di tahun depan. Sementara tahun ini, siswa ditampung terlebih dahulu di SMPN 2 Majalaya di ruangan yang sudah disediakan yaitu ruang komputer,” jelasnya.

Selain itu, Wawan juga menjelaskan bahwa seluruh proses pendaftaran SNPM ini sepenuhnya berbasis sistem dan tidak bisa di manipulasi.

“Sistem ini berlaku se-Indonesia. Ada gelombang, jarak, prestasi, dan semua berdasarkan data yang berintegrasi. Jadi tidak bisa diakali,” ujarnya.

Wawan juga mengimbau agar para orang tua memperbarui data kependudukan untuk menghindari terkendalanya sistem zonasi di masa mendatang.

“Banyak warga yang sebenarnya sudah lama tinggal di Majalaya, tapi data KTP dan KK-nya belum diperbaharui. Itu sangat mempengaruhi perhitungan sistem,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa adanya ketidakseimbangan antara jumlah lulusan dengan daya tampung SMP di Karawang.

“Antara output SD dan daya tampung SMP negeri masih belum seimbang. Sementara masyarakat sebagian besar masih berharap bisa sekolah di negeri,” katanya.

Wawan berharap masyarakat dapat memahami bahwa sistem SNPMB ini tidak bisa diintervensi karena berjalan secara nasional dan berbasis data. Meski begitu, pihak terkait tetap berkomitmen untuk memberikan solusi bagi warga yang mengalami kendala.

“Sistem ini berlaku secara nasional, bukan hanya di Majalaya atau Karawang. Namun, kami akan tetap memberikan dan membantu warga yang kesulitan,” pungkasnya.(***)

penulis : Siti Jul Khoeryah/Fakta Jabar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Cerita Kalapas Penyelundupan Narkoba Masuk Lapas Karawang dari Tukar Sandal hingga Gulai Ayam

KARAWANG – Lapas Kelas IIA Karawang berhasil membongkar dua modus ...