Banjir Karangligar, Warga pertanyakan Nasib Rumah Panggung

Banjir di Karawang

Karawang – Banjir kembali melanda wilayah Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, setelah hujan deras pada Senin malam (7/8/2025).

Hingga Selasa siang, proses evakuasi masih berlangsung di sejumlah titik. Terdapat enam RT yang terdampak banjir dengan ketinggian bervariasi. Wilayah RT 05 mengalami ketinggian banjir yang cukup tinggi karena memiliki ukuran dataran tanah yang berbeda dibandingkan RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04.

Namun di tengah upaya penanganan banjir, warga Karangligar kembali mempertanyakan kejelasan nasib rumah panggung yang sempat dijanjikan sebagai solusi jangka panjang oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Salah satu warga Karangligar, Ika (45), penjelasan tentang rumah panggung belum secara spesifik kepada mereka sehingga mempertanyakan tentang kondisi yang akan terjadi kedepannya karena banjir terus melanda tempat tinggalnya.

“Masih belum ada gambarannya, belum ada modelnya, bentukannya. Cuman ini mah mau diratain, tapi yang mau aja rumahnya kata pak RT,” jelasnya.

Menurutnya, jika rumahnya harus dirubuhkan, ia akan menolak. Berbeda dengan rumah tempel yang dibangun di lahan kosong samping rumah.

“Belum ada gerakan untuk rumah panggung, tapi baru pendataan. Katanya mau dibikin rumah panggung 2,5 meter. kalau dibere mah mau, tapi kan baru rencana. Tapi kalo rumahnya mau diratain, kan sayang. Kalo rumah permanen eweuh diubah,” ungkapnya.

“Katanya ada yang mau ada yang enggak. Soalnya emang belum dikasih tau bentukannya” lanjutnya.

Sementara itu, Acep (64), warga lainnya, menyambut baik adanya program rumah panggung, namun menilai bahwa pelaksanaanya masih belum merata dan jelas.

“Kemarin sudah ada pendaftaran juga. Istilahnya yang dibangun memang ada satu dua atau puluhan unit . Cuman yang khalayak yang harus dibangun ga semua. Katanya kalo rumah bagus mau juga, berarti harus dibongkar dulu,” ujarnya.

Acep mengatakan jika pembangunan rumah panggung sebagai kondisi yang bahagia dan juga kecewa.

“Ada yang kecewa ada yang enggak. Istilahnya rumah yang layak dibangun harus dibangun, senang mereka. Sebagian dari masyarakat kalau dapat bantuan kan semuanya pengin. Memang peraturan dari pemerintah begitu ya mau gimana lagi,” ucapnya.

Acep mengaku mengaku sudah mendaftar, namun belum tahu apakah rumahnya akan dibangun atau tidak. Ia juga menyebutkan bahwa program rumah panggung ini dijanjikan sebanyak 1000 unit oleh gubernur, dan tahun ini baru direncanakan 100 unit untuk Karangligar.

Terkait solusi jangka panjang, Acep berharap pemerintah juga mempertimbangkan pembangunan infrastruktur pengendali banjir lainnya karena semuanya butuh modal juga.

“Kalau informasi, bagi rumah yang sering terkena banjir mau dibangun rumah panggung, yang kedua katanya bendungan mau dibikin. Itu hanya baru informasi karena kadang-kadang ga terjadi. Semoga mudah-mudah pemerintah memperhatikan masyarakat karena emang banjir terus,” ucapnya.

Ia mengungkapan jika salah satu direalisasikan, mungkin bisa mengurangi dampak banjir yang tadinya dari 10 persen menjadi 3 persen.

Sementara itu, menurut Lurah Karangligar, Ersim (43), masyarakat desa memang sudah diminta mengisi data untuk persyaratan rumah panggung. Namun, tidak menyeluruh hanya sebagian yang menyetujui.

“Semuanya sudah, kemarin minta data tetapi sebagian ada yang enggak mau kalo dirubuhin dan juga mungkin karena rumahnya masih butuh. Jadi hanya RT 05 yang sudah setuju” ungkapnya.

 

“Jadi empat RT belum setuju dan fix juga, seperti RT 01, RT 02, RT 03, RT 04. Sedangkan di RT 05 karena udah semua (setuju) langsung koordinasi akan dibuat sepuluh percontohan rumah. Tapi memang belum dibuat,” tukasnya.

 

Ia pun mengungkapkan bahwa hingga kini pemerintah desa belum menjelaskan bentuk maupun model rumah panggung kepada warga, karena hal tersebut masih menjadi kewenangan dinas terkait dan belum ada penjabaran resmi yang diberikan.

 

Warga berharap pemerintah tidak berhenti pada tahap pendataan rumah panggung. Mereka meminta kejelasan, sosialisasi yang konkret, serta pelibatan warga dalam setiap proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Namun, hingga kini belum ada kepastian waktu maupun bentuk yang jelas dari program tersebut. Warga Karangligar mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam merealisasikan janji tersebut, mengingat banjir terus berulang setiap tahunnya tanpa solusi yang benar-benar dijalankan di lapangan.(***)

Tim Penulis :

Lisa NA/Ochim/Fakta Jabar

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

DPRD Karawang Dorong Pemerintah Daerah Pilih Dewas Petrogas yang Kompeten dan Berintegritas

KARAWANG – Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Karawang, Mumun Maemunah, ...