Kisah Warga Karawang Tinggal di Bawah Jembatan Citarum Selama 4 Tahun

Seorang ibu tinggal di bawah jembatan Citarum

Karawang – Di bawah jembatan Sungai Citarum, tepatnya di wilayah Desa Telukjambe Timur, Karawang, hidup sebuah keluarga kecil. Cicih (64), seorang ibu yang telah tinggal di bawah kolong jembatan ini selama empat tahun bersama anak, menantu, dan cucu-cucunya, bertahan dengan segala keterbatasan hidup.

‎“Dari tanggal 4 Agustus, sudah empat tahun di sini,” ujar Cicih, pada Rabu (09/07/2025).

‎Ia tinggal di tempat bekas penampungan barang rongsokan yang sebelumnya dikenal kumuh dan bau. Namun sejak dihuni olehnya, warga sekitar mulai mengakui tempat itu menjadi lebih bersih dan tertata.

‎“Daripada ditempatin sama orang lain, katanya mending sama ibu,” jelasnya, menyebut bahwa ia tinggal di sana tanpa biaya, dengan izin dari warga sekitar dan ketua RW setempat.

‎Penghidupan keluarga ini bergantung pada anak lelaki Cicih, Elvan (36), yang bekerja sebagai tukang parkir. Dari pekerjaan tersebut, Elvan mengaku bisa menghidupi lima anggota keluarganya.

‎ “Kalau ramai bisa dapat seratus ribu, kecilnya ya tujuh puluh ribu,” katanya. Uang itulah yang digunakan untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah adiknya yang masih duduk di kelas 3 STM di Baska.

‎Kehidupan mereka tidak mudah. Suami Cicih telah lama meninggal saat ia masih mengandung anak terakhirnya. Tak punya warisan, dan tidak dapat membayar kontrakan sebelumnya, Cicih kini menggantungkan harapannya pada kebaikan tetangga dan bantuan pemerintah.

“Kalau bantuan dapat BLT. Dulu mah nggak pernah, sekarang mah sudah dapat dua kali,” ungkapnya.

‎Namun, bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) belum pernah mereka rasakan. Padahal, berdasarkan informasi Elvan, nama mereka sudah tercatat di desa, meski belum ada tindak lanjut atau pemberitahuan resmi.

‎Hidup di bawah jembatan tak lepas dari tantangan. Selain nyamuk dan rembesan air saat hujan, mereka juga harus waspada terhadap hewan liar seperti ular. Meski begitu, Cicih menegaskan bahwa ia tidak merasa takut. “Biarpun jam dua malam ke kamar mandi, ya biasa aja,” ucapnya.

‎Saat ditanya apakah ingin keluar dari kondisi ini, Cicih mengaku ingin jika bisa. “Pengennya mah kalau ada bantuannya, nanti pindah dari sini,” ujarnya.

‎Di tengah keterbatasan ini harapan keluarga ini sederhana, tempat tinggal yang lebih layak dan penghidupan yang stabil. manakah tangan pemerintah yang akan mensejahterakan rakyatnya/warganya, mampukah menjangkau mereka yang terpinggirkan di bawah jembatan ini? apakah asal tidak terlihat dari atas semuanya dianggap baik-baik saja?

‎Tim Penulis : Dea/Ochim/Fakta Jabar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Edarkan Obat Terlarang Lewat Warung Klontong, Dua Pemuda Dibekuk Polisi

Karawang – Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Karawang berhasil menangkap ...