SMK Pendekar Hanya Terima 10 Murid, Tapi Jadi Sekolah Harapan untuk Anak-Anak Terpinggirkan

Kepala SMK Pendekar, Suhela Maelila.

Karawang – Kebijakan Gubernur Jawa Barat yang menetapkan jumlah 50 siswa per rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri berdampak besar terhadap eksistensi sekolah swasta, khususnya di Kabupaten Karawang. Banyak dari sekolah-sekolah tersebut mengalami kekurangan murid hingga nyaris tak sanggup membuka kelas baru.

Namun di tengah tekanan kebijakan itu, SMK Pendekar Karawang tetap bertahan dengan semangat pengabdian.

Atas dasar tersebut, sekolah ini terus membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, meskipun hanya mampu menerima 10 siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.

“Buat kami, kebijakan rombel 50 siswa itu nggak berdampak. Dari dulu memang siswa kami sedikit. Fokus kami bukan pada kuantitas, tapi siapa yang benar-benar ingin sekolah walau terbentur biaya,” ujar Kepala SMK Pendekar, Suhela Maelila.

Berbeda dari kebanyakan sekolah swasta yang menunggu limpahan pendaftar dari sekolah negeri, SMK Pendekar aktif menjemput calon siswa secara door to door melalui RT, RW, hingga PSN kelurahan.

“Kami cari anak-anak yang putus sekolah, yang secara ekonomi memang butuh dibantu. Sekolah ini hadir buat mereka,” lanjut Suhela.

Tahun ini, sekolah hanya menerima 10 siswa, turun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 16. Namun kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tetap dilaksanakan dengan semangat yang tak surut meski jumlah peserta didik terbatas.

SMK Pendekar membuka dua jurusan, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) serta Akuntansi. Namun, jurusan yang dibuka setiap tahun disesuaikan dengan minat dan jumlah siswa. Tahun ini, hanya jurusan Akuntansi yang berjalan karena minimnya peminat TKJ.

Meski fasilitas sekolah terbatas dan biaya operasional minim, SMK Pendekar memiliki program unggulan seperti ‘Jumat Berkas’, yakni kegiatan praktik administrasi yang melibatkan siswa dan guru secara langsung.

“Kami memang nggak punya banyak, tapi kami berusaha maksimal dengan yang ada,” kata Suhela.

Lulusan SMK Pendekar terbukti mampu bersaing. Beberapa sudah bekerja di perusahaan swasta, koperasi, bahkan ada yang menjadi anggota TNI dan Polri.

Salah satu siswi yang inspiratif adalah Elsa, yang sebelumnya sempat putus sekolah dan berjualan nasi kepal untuk membantu ekonomi keluarga. Kini, ia kembali menata masa depan lewat jalur pendidikan.

Meski bertahan di tengah keterbatasan, SMK Pendekar tetap menyimpan harapan pada uluran tangan pemerintah.

“Kalau bantuan, paling BOS dan BPMU aja. Harapannya, ya semoga tetap ada perhatian untuk sekolah-sekolah kecil seperti kami,” pungkasnya.(***)

Tim Penulis :

Syadhilah SM/Ochim/Fakta Jabar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Mahasiswa KKN Unsika Angkat Isu Gizi Seimbang dan Pencegahan Stunting Melalui Demo Masak Camilan Sehat di Desa Kutalanggeng

Karawang – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Singaperbangsa Karawang ...