Melestarikan Budaya Babarit di Desa Kampung Sawah

Melestarikan Budaya Babarit di Desa Kampung Sawah

Karawang – Babarit merupakan budaya pertanian di masyarakat Sunda yang sudah jarang diselenggarakan. Babarit sendiri merupakan rasa syukur dan memohon keberkahan dari Tuhan yang diselenggarakan satu tahun sekali oleh para Petani. Rasa syukur atas kelimpahan rezeki pada tahun kemarin dengan simbolis berbagai makanan yang tersedia seperti tumpeng dan lainnya. Dan memohon keberkahan untuk tahun depan dengan berdoa dan melantunkan ayat suci al quran.

Di Desa Kampungsawah Kecamatan Jayakerta – Karawang, Babarit juga dikenal dengan istilah Doa Bersama Petani. “Ini adalah tahun kedua kami menyelenggarakan Doa Bersama Petani

atau Babarit, dan alhamdulilah antusiasme Petani terus meningkat baik lewat shadaqahnya berupa beras, ayam maupun uang” jelas Arip Munawir selaku Ketua Gapoktan ‘Mekarjaya’ Desa Kampungsawah.

Siang setelah ibadah shalat Jumat tanggal 01 Agustus 2025, ratusan Petani berbondongbondong datang ke lokasi Babarit. Lokasinya berada di pinggir saluran irigasi di bawah pohon asem

yang terletak di tengah-tengah areal persawah yang membentang sejauh mata memandang. Diatas alas tersedia tumpeng dengan aneka lauk pauknya, dan tersedia juga nasi perasamanan yang siap disantap para Petani.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Kampungsawah dan Kepala UPTD Pengelolaan Pertanian Kec. Jayakerta. Dalam amanatnya Kepala UPTD Pengelolaan Pertanian yang

bernama Trisna Gunawan menyatakan pentingnya Petani dalam mengolah lahan dengan baik dan benar.

Sementara Kepala Desa Kampungsawah atau Dede Sunarya menegaskan pentingnya kegotongroyongan Petani dalam permasalahan saluran pertanian.

Babarit di Desa Kampungsawah sendiri dilaksanakan lagi pada tahun 2024 setelah terjadinya gagal panen selama 3 musim berturut-turut yang diakibatkan kekeringan serta hama penggerek batang. Pada puncak serangan hama penggerek batang pada tahun 2023 musim tanam kedua, Petani Desa Kampungsawah banyak yang gagal panen dan rata-rata panen turun +25%.

“Siklus penggerek batang padi atau sundep memang belum bisa kita tangani secara maksimal, tapi dengan pola tanam serempak dapat mengurangi serangan” kata Arip. Sehingga pada tahun 2025 di musim tanam pertama ini panen di Desa Kampungsawah dapat meningkat 7% – 39% dengan harga yang berada di atas HPP Pemerintah. Maka dari itu para Petani Desa Kampungsawah merasa ini adalah berkah dari Tuhan yang patut disyukuri dan berdoa untuk musim tanam berikutnya agar lebih berkah.

“Dengan segala keterbatasannya, Petani Desa Kampungsawah dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa lewat panen yang berlimpah,”pungkasnya.(rls/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Perkuat Wirausaha Lokal Karawang

Karawang – Acara UMKM Karawang Ngariung 2025 resmi digelar di ...