Perjalanan 4 Tahun Kang Ade Wahyu: Menghidupkan Budaya Jawa di Lawasan Caraka dengan Cinta pada Tanah Sunda

Di Dusun Kedungwowo, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tempuran, Karawang Utara, Lawasan Caraka Resto & Tourism berdiri megah sebagai mahakarya budaya dari Ade Wahyu, alumnus SMA Negeri 1 Karawang, yang lebih dikenal sebagai Kang Dewatama. Selama hampir 4 tahun, ia menempuh perjalanan luar biasa untuk mempelajari dan menghidupkan budaya Jawa, khususnya dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya, untuk menciptakan destinasi yang memadukan keaslian arsitektur, kuliner autentik, dan visi masa depan yang berkelanjutan. Dari lahan seluas 3 hektare yang baru ±4000 meter persegi dikembangkan, Lawasan Caraka menjadi simbol semangat mandiri untuk melestarikan warisan Nusantara. Dengan mengusung budaya Jawa di tanah Sunda, Kang Dewa menegaskan bahwa ini bukan berarti tidak mencintai budaya Sunda—sebaliknya, Jawa dan Sunda adalah kebanggaan yang saling melengkapi dalam khazanah Nusantara.

 

Awal Mula: Keresahan yang Menggugah.

Empat tahun lalu, Kang Dewatama tergerak oleh kegelisahannya melihat budaya lokal memudar di tengah modernisasi Karawang, kota yang lebih dikenal sebagai pusat industri. Sebagai pengusaha sukses di balik Wisata Kebon Jatidipala dan Pangga Snack, yang telah menembus pasar internasional di 16 negara dan 5 benua, ia bertekad mengembalikan kebanggaan pada jati diri Nusantara. “Saya ingin budaya kita hidup dan dirasakan, baik Jawa maupun Sunda, karena keduanya adalah kebanggaan kita,” ujarnya penuh semangat.

 

Untuk mewujudkan visinya, Kang Dewa menjelajahi desa-desa di DIY dan sekitarnya, mempelajari arsitektur tradisional, kriya, dan filosofi Jawa. Ia berbincang dengan pengrajin di Yogyakarta, Solo, dan Klaten,Wonogiri, menyerap makna ukiran kayu, pola batik, dan nilai-nilai Jawa yang kental dengan harmoni. Namun, ia juga menegaskan bahwa pilihannya mengusung budaya Jawa di Karawang bukan untuk mengesampingkan budaya Sunda. “Jawa dan Sunda adalah dua sisi indah dari Nusantara. Saya ingin Lawasan Caraka menjadi jembatan yang mempersatukan kebanggaan kita,” katanya.

 

Keaslian Arsitektur: Warisan dari DIY & sekitarnya.

Keunikan Lawasan Caraka terletak pada arsitekturnya yang otentik. Bangunan joglo, limasan, dan kandang didatangkan langsung dari DIY, bukan replika, melainkan struktur asli yang dibongkar, diangkut, dan dirakit ulang dengan ketelitian tinggi. Kayu lawas dari rumah-rumah tradisional di daerah seperti Yogyakarta, Wonogiri membawa cerita sejarah, menciptakan atmosfer nostalgia. “Bangunan ini adalah jembatan ke masa lalu, tapi juga penghormatan pada Karawang sebagai tanah Sunda yang menyambut budaya Jawa,” ujar Kang Dewa.

 

Galeri budaya di Lawasan Caraka memamerkan kriya tradisional seperti batik tulis dan ukir kayu dari DIY, serta barang antik seperti keris dan peralatan rumah tangga tradisional yang dikumpulkan dari pasar antik Yogyakarta. Meski kental dengan nuansa Jawa, Kang Dewa memastikan bahwa elemen-elemen ini dirangkai untuk menghormati harmoni budaya Sunda setempat, menciptakan ruang yang inklusif bagi semua pengunjung. Kang Dewa Berencana Akan Membangun Pagar Tembok Dengan Relief Candi Blandongan yang menjadi ikon unik dari Karawang itu sendiri.

 

Kuliner: Rasa yang Menyampaikan Budaya

Kang Dewa memahami bahwa budaya hidup melalui rasa. Ia mempelajari resep tradisional dari DIY, seperti gudeg Yogyakarta dan nasi liwet Sunda untuk dihadirkan di dapur Lawasan Caraka. Hidangan seperti sambal terasi yang menggugah selera disajikan dengan standar higienis setara restoran bintang lima. “Makanan adalah cara kita bercerita tentang budaya, baik Jawa maupun Sunda,” ungkapnya. Ia juga berencana mengintegrasikan kuliner Sunda di masa depan, seperti nasi tutug oncom, untuk semakin memperkaya pengalaman dan menunjukkan bahwa Jawa dan Sunda adalah kebanggaan bersama.

 

Semangat Mandiri dan Pemberdayaan Masyarakat

Lawasan Caraka adalah bukti bahwa pelestarian budaya dapat diwujudkan dengan semangat mandiri. Kang Dewa membangun destinasi ini tanpa ketergantungan pada pihak eksternal, melainkan melalui kolaborasi dengan masyarakat lokal Karawang. Hampir 100% tenaga kerja berasal dari warga setempat, menciptakan lapangan kerja dan rasa memiliki. “Saya ingin Lawasan Caraka jadi tempat di mana budaya Jawa dan Sunda saling menguatkan bersama komunitas,” tegasnya. Pendekatan ini mencerminkan visinya untuk mempersatukan kebanggaan budaya dalam semangat gotong royong.

 

Visi Masa Depan: Harmoni Budaya dan Alam

Dari 3 hektare lahan yang baru sebagian dikembangkan, Kang Dewa merancang aktivitas seperti petik mangga, tour mangrove, dan camping ground. Rencana ini terinspirasi dari pembelajarannya tentang harmoni budaya dan alam di DIY, di mana keberlanjutan lingkungan adalah bagian dari kehidupan masyarakat Jawa. Dengan mempelajari ekosistem mangrove, ia ingin mendukung pelestarian pesisir Karawang dari abrasi dan banjir rob, sekaligus menghormati identitas Sunda yang kental dengan kehidupan pesisir. Lawasan Caraka dirancang sebagai destinasi yang mendidik sekaligus menghibur, merangkul Jawa dan Sunda dalam harmoni.

 

Lawasan Caraka: Cermin Dedikasi 4 Tahun

Perjalanan 4 tahun Kang Ade Wahyu adalah kisah tentang cinta pada budaya Jawa, yang diwujudkan di tanah Sunda dengan penuh hormat. Lawasan Caraka bukan sekadar destinasi, tetapi cerminan dedikasinya untuk mempersatukan kebanggaan Jawa dan Sunda. Dari bangunan autentik hingga rencana petualangan alam, tempat ini adalah bukti bahwa budaya Nusantara tetap relevan di era modern.

 

Kunjungi Lawasan Caraka di Dusun Kedungwowo, Tanjungjaya, Tempuran, Karawang, dan rasakan hasil dari 4 tahun perjalanan Kang Dewatama. Nikmati pesona joglo bersejarah dari DIY, santap kuliner autentik seperti gudeg dan liwet, dan nantikan petualangan seru seperti petik mangga dan tur mangrove. Lawasan Caraka adalah hidden gem yang merayakan Jawa dan Sunda sebagai kebanggaan Nusantara. Ayo, jadilah bagian dari kisah budaya yang hidup dan tak terlupakan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

DPRD Karawang Soroti Kasus Ratusan Pembeli Perumahan di CKM Belum Dapat Sertifikat Hak Milik

Karawang– Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Karawang, H. Erick Heryawan ...