BEM STIE Budi Pertiwi Nyatakan Sikap Mosi Tidak Percaya Atas Sidang Rakyat

Pernyataan sikap BEM STIE Budi Pertiwi Karawang

Karawang – Pernyataan sikap Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE Budi Pertiwi Karawang. Mereka menyatakan sikap mosi tidak percaya atas sidang rakyat yang digelar 1 Seprember 2025 di DPRD Karawang.

Melalui video yang di upload BEM STIE Budi Pertiwi di Akun Instagram, Presiden Mahasiswa BEM Budi Pertiwi, Adji Rajab menyampaikan beberapa poin. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Kami Badan Eksekutif Mahasiswa STIE Budi Pertiwi Karawang Dengan ini menyatakan sikap Mosi tidak percaya, terhadap aksi sidang rakyat yang dilaksanakan pada tanggal 1 September 2025 yang bertempat di gedung DPRD Karawang.

2. Adapun beberapa pernyataan sikap kami ini adalah sebagai bentuk kekecewaan terhadap gerakan mahasiswa yang mengatasnamakan rakyat namun berselimut dibalik ketek kekuasaan.

3. Kami menilai pada aksi tersebut bahwa demokrasi telah diamputasi secara langsung didepan mata kita, dengan tidak memberikan kesempatan kepada mahasiswa serta rakyat yang untuk berorasi atau bersuara dengan menyampaikan aspirasinya secara langsung dihadapan para wakil rakyat, dan bukan untuk negosiasi.

4. Kami menilai bahwa aksi sidang rakyat tersebut tidak menemukan hasil yang kongkrit, karena dalam aksi tersebut narasi yang kita bawa untuk duduk di gedung DPRD tidak diindahkan, serta wakil rakyat enggan untuk duduk bersama rakyat dan memberikan kesempatan kepada kami untuk masuk kedalam area Pemda Karawang, maka hal ini sama saja kita mahasiswa dan masyarakat merasa dibodohi oleh koorlap dan penyelenggara aksi serta para pemangku kebijakan yaitu DPRD Kabupaten Karawang.

5. Kami mengecam keras terhadap aksi yang mengatasnamakan rakyat namun dalam praktiknya menjadikan aksi tersebut sebagai ajang negosiasi kepentingan yang kotor, dan berselimut dibalik ketek kekuasaan.

Demikian pernyataan sikap kami, dengan ini kami tidak tunduk terdiam untuk ditindas, tapi bangkit menatap untuk melawan, karena mundur adalah sebuah penghianatan, maka jika keyakinan sudah menjadi pohon beringin robohlah pertimbangan yang lain. Dan jika kebenaran belum ditegakan, maka perjuangan belum selesai.(***)