Hari Jadi Karawang ke-392: Merayakan Sejarah, Menyemai Harapan Baru

Penulis : Redaksi Fakta Jabar

14 September 2025 Adalah menjadi momen istimewa bagi Kabupaten Karawang. Kenapa tidak, karena bertepatan dengan tanggal itu pemerintah merayakan Hari Jadi Kota Pangkal Perjuangan yang berusia ke-392 tahun dengan penuh makna.

Bertema “Karawang Masagi” – Maju, Amanah, Sejahtera, Adaptif, Giat, dan Inklusif – perayaan ini bukan sekadar seremoni. Melainkan, panggilan untuk bersama-sama membangun Karawang yang lebih baik. Dari lumbung padi yang melegenda hingga pangkal perjuangan Nasional, Karawang mengundang kita untuk menyelami sejarahnya, merayakan prestasi masa kini, dan menatap masa depan dengan semangat yang membara.

Apa yang membuat Hari Jadi kali ini begitu istimewa? Mari kita jelajahi bersama dan temukan alasan untuk terus membaca hingga akhir.

Jejak Sejarah Karawang: dari Syekh Quro hingga Rengasdengklok

Bayangkan sebuah daerah yang namanya berasal dari kata Sunda “ke-rawa-an”, menggambarkan hamparan rawa yang subur di abad ke-15. Di sinilah Syekh Quro pertama kali menabur benih Islam, membawa cahaya ke wilayah yang kini kita kenal sebagai Karawang. Pada tahun 1633, Raden Adipati Singaperbangsa dilantik sebagai bupati pertama dengan gelar Kertabumi IV, menandai tonggak sejarah yang kini kita peringati sebagai Hari Jadi Karawang.

Karawang bukan hanya “Kota Padi” yang menyuplai beras untuk negeri ini, tetapi juga “Kota Industri” dengan gemerlap ratusan perusahaan besar, dan “Pangkal Perjuangan” yang mengukir sejarah melalui peristiwa Rengasdengklok pada 1945.

Di usia ke-392, Karawang mengajak kita untuk bangga akan akarnya sambil melangkah maju dengan semangat baru. Ini bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi inspirasi untuk masa depan.

Pesta Rakyat yang Penuh Makna

Perayaan Hari Jadi ke-392 dirancang sederhana namun sarat makna, mencerminkan semangat inklusivitas dan kebersamaan. Bayangkan suasana meriah di Lapangan Karangpawitan, di mana bazar UMKM terlama di Indonesia berhasil mencatatkan rekor MURI dengan 653 peserta. Selama 14 hari, 100 stan memamerkan kuliner khas seperti serabi hijau dan terubuk goreng, fashion lokal, hingga kerajinan tangan yang memukau.

Bupati H. Aep Syaepuloh memperkirakan perputaran ekonomi mencapai Rp150-200 juta, membuktikan bahwa UMKM adalah denyut nadi perekonomian Karawang.

 

Tidak hanya itu, acara seperti “Karawang Mengaji” menghadirkan ribuan warga yang bersama-sama mengumandangkan doa di bawah bimbingan Sayyid Seif Alwi, menciptakan momen spiritual yang mengharukan. Ada pula Gebyar Pelayanan KB gratis di 30 kecamatan, menargetkan 392 akseptor sebagai simbol usia Karawang, untuk memastikan generasi masa depan yang sehat dan cerdas. Jangan lupakan keseruan mancing gratis, Bupati Cup, dan festival kuliner yang menggugah selera. Puncaknya, soft opening RSUD Rengasdengklok pada 14 September akan menjadi kado istimewa, menegaskan komitmen Pemkab untuk meningkatkan layanan kesehatan.

 

Karawang Masagi: Visi untuk Masa Depan

Hari Jadi Karawang ke-392: Merayakan Sejarah, Menyemai Harapan Baru

Tanggal 14 September 2025 menjadi momen istimewa bagi Kabupaten Karawang, yang merayakan usia ke-392 dengan penuh makna. Bertema “Karawang Masagi” – Maju, Amanah, Sejahtera, Adaptif, Giat, dan Inklusif – perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan panggilan untuk bersama-sama membangun Karawang yang lebih baik. Dari lumbung padi yang melegenda hingga pangkal perjuangan nasional, Karawang mengundang kita untuk menyelami sejarahnya, merayakan prestasi masa kini, dan menatap masa depan dengan semangat yang membara. Apa yang membuat Hari Jadi kali ini begitu istimewa? Mari kita jelajahi bersama dan temukan alasan untuk terus membaca hingga akhir!

Jejak Sejarah Karawang: Dari Syekh Quro hingga Rengasdengklok
Bayangkan sebuah daerah yang namanya berasal dari kata Sunda “ke-rawa-an”, menggambarkan hamparan rawa yang subur di abad ke-15. Di sinilah Syekh Quro pertama kali menabur benih Islam, membawa cahaya ke wilayah yang kini kita kenal sebagai Karawang. Pada tahun 1633, Raden Adipati Singaperbangsa dilantik sebagai bupati pertama dengan gelar Kertabumi IV, menandai tonggak sejarah yang kini kita peringati sebagai Hari Jadi Karawang.

Karawang bukan hanya “Kota Padi” yang menyuplai beras untuk negeri ini, tetapi juga “Kota Industri” dengan gemerlap ratusan perusahaan besar, dan “Pangkal Perjuangan” yang mengukir sejarah melalui peristiwa Rengasdengklok pada 1945. Di usia ke-392, Karawang mengajak kita untuk bangga akan akarnya sambil melangkah maju dengan semangat baru. Ini bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi inspirasi untuk masa depan!

Pesta Rakyat yang Penuh Makna
Perayaan Hari Jadi ke-392 dirancang sederhana namun sarat makna, mencerminkan semangat inklusivitas dan kebersamaan. Bayangkan suasana meriah di Lapangan Karangpawitan, di mana bazar UMKM terlama di Indonesia berhasil mencatatkan rekor MURI dengan 653 peserta! Selama 14 hari, 100 stan memamerkan kuliner khas seperti serabi hijau dan terubuk goreng, fashion lokal, hingga kerajinan tangan yang memukau. Bupati H. Aep Syaepuloh memperkirakan perputaran ekonomi mencapai Rp150-200 juta, membuktikan bahwa UMKM adalah denyut nadi perekonomian Karawang.

Tidak hanya itu, acara seperti “Karawang Mengaji” menghadirkan ribuan warga yang bersama-sama mengumandangkan doa di bawah bimbingan Sayyid Seif Alwi, menciptakan momen spiritual yang mengharukan. Ada pula Gebyar Pelayanan KB gratis di 30 kecamatan, menargetkan 392 akseptor sebagai simbol usia Karawang, untuk memastikan generasi masa depan yang sehat dan cerdas. Jangan lupakan keseruan mancing gratis, Bupati Cup, dan festival kuliner yang menggugah selera. Puncaknya, soft opening RSUD Rengasdengklok pada 14 September akan menjadi kado istimewa, menegaskan komitmen Pemkab untuk meningkatkan layanan kesehatan.

Karawang Masagi: Visi untuk Masa Depan

“Karawang Masagi” bukan sekadar tema, melainkan janji untuk membawa Karawang menuju kemajuan yang inklusif. Di bawah kepemimpinan Bupati Aep Syaepuloh dan Wakil Bupati Maslani, Karawang terus bergerak. Program pelatihan vokasional membuka peluang bagi anak muda untuk bersaing di era industri, sementara perbaikan saluran irigasi dan drainase di desa-desa seperti Sampalan menjaga warisan Karawang sebagai lumbung padi. Deklarasi Damai bersama Forkopimda juga menjadi simbol bahwa Karawang adalah rumah bagi semua, tempat di mana persatuan dijunjung tinggi.

Setiap langkah ini adalah undangan bagi kita semua – warga Karawang, pelaku usaha, dan komunitas – untuk turut berkontribusi. Seperti kata Bupati Aep, “Perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang kita ambil bersama.” Bayangkan Karawang 10 tahun ke depan: kota yang hijau, sejahtera, dan penuh inovasi, di mana setiap warga merasa bangga menyebutnya rumah.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Hari Jadi ke-392 bukan hanya tentang perayaan, tetapi tentang menyemai harapan. Ini adalah saat untuk mengenang perjuangan leluhur, merayakan keberhasilan saat ini, dan bermimpi besar untuk masa depan. Karawang adalah cerminan kita semua – petani yang setia menjaga sawah, pekerja industri yang menggerakkan roda ekonomi, pelaku UMKM yang penuh kreativitas, dan anak muda yang siap membawa perubahan. Setiap stan di bazar, setiap doa dalam Karawang Mengaji, setiap tetes keringat di sawah atau pabrik, adalah bagian dari cerita Karawang.

Ayo Jadi Bagian dari Karawang Masagi!
Di usia ke-392, Karawang mengajak kita untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku sejarah. Mari dukung UMKM lokal dengan membeli produk mereka, jaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, dan sebarkan semangat persatuan di mana pun kita berada. Selamat ulang tahun, Karawang! Mari kita wujudkan visi Masagi dengan langkah nyata, bersama-sama.(***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Kamaludin dan Abah Wisnu Dapat Bantuan Rumah Layak Huni

Karawang – Pemerintah Kabupaten Karawang kembali hadir untuk membantu masyarakat. ...