
Lokasi Sedulang Karang Pantai Tangkolak Cilamaya
Kabupaten Karawang kaya akan potensi alam. Kabupaten Karawang memiliki hamparan sawah. Kabupaten Karawang memiliki ratusan kilometer pantai. Kabupaten Karawang memiliki wilayah pegunungan dan hutan. Kabupaten Karawang memiliki 1.600 perusahaan. Kabupaten Karawang memiliki wisata sejarah nasional. Kabupaten Karawang memiliki wisata religi dan Kabupaten Karawang memiliki segalanya.
Laporan : Rosman Fakta Jabar
PAGI itu, Senin 8 September 2025, kami mendapatkan undangan dari PHE ONWJ untuk mengunjungi Pantai Tangkolak, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang Jawa Barat. Beramai-ramai berangkat menggunakan kendaraan roda empat. Berangkat dari perkotaan Karawang sekitar 06.50 WIB dan sampai di lokasi sekitar 07.45 WIB. Di sana, kami berjalan sekitar 200 meteran dari area parkiran mobil HICE karena jalan penyempitan. Kami perhatikan aktivitas masyarakat setempat mayoritas adalah nelayan. Kanan jalan, kami melihat sungai atau muara yang menyambung ke bibir pantai. Nelayan sedang sibuk memperbaiki jarring. Dan ada pula yang aktivitas membawa ikan hasil tangkapan.
Sang fajar menunjukan waktu pukul 08.00 WIB. Kami diberikan briefing untuk persiapan berangkat ketengah laut Bersama tim PHE ONWJ. Tak lupa mengenakan alat pelampung di badan. Setelah mendapatkan bagian perahu yang dibagi, kami pun naik perahu terbuat dari kayu itu berwana kuning.
Seorang nelayan mengambil alat engkol. Menghampiri mesin diesel yang berada di paling belakang perahu. Alat itu ditempelkan di mesin diesel lalu di putar. Mesin diesel nyala berbunyi. Tekkkk …tekkkk… tekkkk….. suara nyaring itu berasal dari mesin perahu yang telah dihidupkan oleh nelayan Dusun Tangkolak Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan,Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Suara khas mesin pembakaran yang berisik karena pembakaran bahan bakar solar (high speed diesel oil).
Perahu kayu perkiraan panjang 10 meter dengan lebar 5 meter beratapkan terpal warna biru bermuatan maksimal 8 orang mulai bergerak dari daratan. Pandangan nahkoda fokus pada tujuan menuju tengah laut Karang Sedulang sekitar 6 kilometer dari daratan.
Mereka membawa modul media tanaman dengan kaki atau disebut Paranje. Paranje ini tempat tumbuh kehidupan ikan dan karang di Karang Sedulang. Mereka juga membawa alat selam yang telah disiapkan untuk menanam di tengah laut Pantai Tangkolak Cilamaya. Tepat sekitar pukul 08.00 WIB mereka membawa Paranje mulai bergerak ke tengah laut. Perjalanan sekitar 45 menit sampai lokasi yang dituju.
Sampai di sana, nelayan mematikan mesin diesel. Gemuruh ombak. Hembusan angin. Dan perahu bergoyang. Nelayan ritual doa sebelum menceburkan Paranje ke dasar karang. Sekitar empat orang penyelam mempersiapkan diri. Perahu yang mengangkut Paranje mulai menghitung mundur dari sebutan 321. Paranje yang ditali tambang itu mulai di sebutkan ke dalam laut, tim penyelam pun mulai melakukan kerjanya menyelam hingga 3 sampai 4 meteran.
Paranje dengan kaki tiga bertujuan agar tidak terguling karena deras air laut, penyelam memposisikan Paranje sampai pada posisi dasar dan disimpan karang hidup dengan ukuran 7 sentimeter. Nantinya, karang yang dipasang dalam Paranje akan tumbuh besar dan menjadi tempat kehidupan ikan dan karang terus tumbuh hingga besar.
Setelah memasang karang di dalam Paranje, penyelam mengkroscek karang lainnya yang telah tumbuh. Jika ada yang patah akan ditempelkan kembali agar kehidupan karang terus berlangsung. Pasca itu, penyelam langsung naik kembali pada perahu.
Kami memotret dari atas perahu. Sekitar 30 menit di atas perahu bergoyang. Sontak kawan kami teriak. Sudah tak kuat. Mereka mabuk laut. Nelayan dan tim PHE ONWJ pun memtuskan kembali ke daratan. Karena proses menenggelamkan Paranje telah usai sesuai penempatan.
Sekita 45 menit dari laut, kami menuju darat. Setelah sampai daratan dan berisitirahat, sontak kawan kami bercerita “Oh, begini ya rasanya mabuk laut,” sontak tertawa.
Dilanjutkan makan siang. Usai itu kami melakukan wawancara. Dijelaskan, Associate Monitoring Pemulihan Envitomrnal Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), Ahmad Salman Alfarisi, memperkenalkan program Otak Jawara (Orangtua Asuh Karang di Laut Utara Jakarta dan Jawa Barat).
Otak Jawara, program PHE ONWJ tidak bisa berjalan sendiri. Ia menggandeng pihak akademisi konsultan pakar tim ahli terumbu karang, pusat penelitian dari IPB, berkerjasama dengan masyarakat sekitar untuk pelaksanaan program itu. Kelompok Panduan Alam Sedulang (PAS) salah satunya kelompok masyarakat yang membantu program Otak Jawara.
Otak Jawara konsen pada pembuatan modul Paranje untuk tempat terumbu karang hidup dan ikan laut hidup. Selain pembuatan modul, juga monitoring tahunan dan bulanan dari kelompok masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai upaya ONWJ dalam pelestarian lingkungan.

Penyelam usai menenggelamkan Paranje di Pantai Tangkolak
Modul yang telah di tenggelamkan sebanyak 420 Paranje sejak tahun 2022 sampai tahun 2025. Ditargetkan setiap tahun 100 modul Paranje. Kini, modul Paranje yang telah di tenggelamkan di laut Karawang dengan total 0,28 hektar.
“Cakupan luasan Paranje yang di tenggelamkan sudah 0,28 hektar di laut Karawang. Ini upaya kami dari perusahaan komitmen menjaga lingkungan agar terumbu karang di Karawang tumbuh dan terjaga,” kata Salman.
Pengembangan program sebelumnya sudah dilakukan di Kabupaten Indramayu. Namun, penyempurnaan program dilakukan di Karawang. Paranje di dalam air yang di tanam karang, perkembangan sangat cepat. Awal tahun 2022, tadinya masih kecil. Saat ini sudah menutupi Paranje menjadi karang meja,
“Saat kami menyimpan di Paranje dari kecil nempel ukuran 7 sentimeter dari awal tahun 2022 sekarang sudah besar. Antisipasi supaya tidak patah, kami lakukan dikasih ikat tali agar memperkokoh karang,” kata Dama Saputra, Ketua Kelompok Pandu Alam Sedulang (PAS).
Alasan Pantai Tangkolak menjadi pilihan ONWJ, karena mendapatkan pengaduan dari nelayan. Pantai Tangkolak dulunya bagus. Terumbu karang indah. Namun, rusak berbagai faktor. Salah satunya faktor alam. Di situ, PHE ONWJ bergerak bersama dan komitmen untuk mengembalikan keindahan alam Pantai Tangkolak. Lambat laut mulai hidup kembali terumbu karang. Nelayan dan masyarakat bersepakat untuk menjaga keindahan pantai. Bahkan, masyarakat menargetkan akan dijadikan tempat wisata. Bahkan, saat ini bisa berenang snorkeling. PHE ONWJ pun memiliki target program Otak Jawara di Tangkolak akan berakhir sampai terumbu kembali seperti semula. Kekayaan alam harus dijaga dan dilestarikan.
Tuhan memberikan kekayaan alam di Karawang untuk masyarakat, dikelola dengan baik bukan di rusak. Ini adalah surga dunia untuk umat manusia.Terimakasih Tuhan, atas kekayaan alam yang diberikan kepada kami.(***)