Dari Botol Bekas Jadi Vertical Garden, Inovasi Dosen UBP Karawang Tanamkan Cinta Alam ke Siswa SD

Inovasi Dosen UBP Karawang Tanamkan Cinta Alam ke Siswa SD.

KARAWANG – Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Kemenristekdikti tahun 2025 yang digawangi tim dosen Universitas Buana Perjuangan Karawang (UBP Karawang) mulai menunjukkan hasil nyata. Kolaborasi dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Payungsari II menghasilkan inisiatif menarik berupa pengembangan taman hijau sekolah sebagai upaya meningkatkan kepedulian lingkungan para siswa.

Tim pelaksana PKM yang terdiri dari Dr. Yulistina Nur DS, M.Pd., Hesti Widiastuti, M.Pd., dan Ade Astuti Widi Rahayu, S.T., M.T. memiliki visi yang jelas: memberdayakan sekolah melalui pembangunan sarana yang edukatif dan berkelanjutan. Kegiatan ini baru mencapai 80% realisasi, namun momentum positif telah terlihat jelas di lapangan.

Permasalahan yang Menjadi Titik Awal

Sebelum terjun ke lapangan, tim melakukan analisis situasi mendalam di SDN Payungsari II, Kecamatan Pedes. Dari hasil identifikasi, ditemukan dua permasalahan utama yang menjadi fokus intervensi:

Pertama, rendahnya kepedulian lingkungan siswa. Meskipun sudah diajarkan tentang pentingnya menjaga lingkungan, siswa belum konsisten menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari merawat tanaman, menjaga kebersihan kelas dan sekolah, hingga membuang sampah pada tempatnya masih memerlukan penguat. Ini bukan masalah pengetahuan, melainkan kebiasaan dan pengalaman langsung yang kurang.

Kedua, tidak adanya sarana edukasi berbasis lingkungan. SDN Payungsari II belum memiliki taman hijau yang dapat difungsikan sebagai media pembelajaran kontekstual. Ketiadaan infrastruktur hijau ini berarti siswa kehilangan kesempatan belajar dari alam secara langsung, padahal pengalaman langsung adalah cara paling efektif agar sikap peduli lingkungan terbentuk pada diri anak.

Inovasi Dosen UBP Karawang Tanamkan Cinta Alam ke Siswa SD.

Solusi Inovatif: Taman Hijau Sekolah

Untuk menjawab permasalahan tersebut, tim PKM merancang solusi yang tidak hanya praktis tetapi juga pedagogis. Konsepnya sederhana namun powerful: membangun taman hijau sekolah yang multifungsi.

Taman hijau yang dikembangkan bukan sekadar penghijauan biasa. Desainnya dirancang dengan cermat untuk menciptakan ruang belajar yang interaktif dan menyenangkan. Fasilitas meliputi vertical garden dan taman hijau yang dilengkapi dengan beragam jenis tanaman mulai dari tanaman hias yang memperindah sekolah, tanaman sayur mayur untuk mengenalkan pertanian urban, hingga tanaman obat tradisional (TOGA) yang kaya manfaat.

Dengan adanya taman hijau ini, siswa dapat secara langsung belajar tentang ekosistem, siklus kehidupan tumbuhan, dan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Tanpa sadar, mereka juga terus-menerus diingatkan akan tanggungjawab mereka terhadap lingkungan melalui aktivitas harian seperti menyiram tanaman dan membersihkan area taman.

Berikut ini metode pelaksanaan kegiatan PKM dalam mengatasi permasalahan yaitu sebagai berikut.
a. Sosialisasi dan edukasi kepada peserta didik terkait pentingnya menanam serta merawat tanaman dan pentingnya menjaga lingkungan.
b. Kegiatan pelatihan terdiri dari identifikasi jenis tanaman (sayur mayur, tanaman hias, toga) bagi peserta didik SDN Payungsari II Kecamatan Pedes Karawang.
c. Penerapan Teknologi Taman hijau sekolah dibuat dengan konsep ramah lingkungan yaitu pembuatan vertical garden dengan memanfaatkan barang bekas misalnya botol plastik, ban karet serta kayu. Jenis tanaman yang akan ditanam yaitu tanaman hias, sayuran kecil, serta toga (tanaman obat keluarga).

Pembuatan komposter sederhana dari drum atau ember bekas. Peserta didik akan mengolah sampah organik dari sisa makanan atau daun-daun agar menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos yang sudah dibuat akan digunakan untuk taman.

Pembuatan papan edukasi tanaman berbasis digital (dengan QR Code). Semua tanaman yang berada di taman hijau diberikan label nama dan QR code. Apabila peserta didik scan atau pindai akan menunjukkan informasi tentang tanaman tersebut (nama ilmiah, cara berkembangbiak, serta manfaat).

Pendekatan holistik yang diterapkan dalam lima tahapan metode pelaksanaan ini menunjukkan komitmen tim PKM untuk tidak hanya membangun infrastruktur hijau, tetapi juga menciptakan ekosistem pembelajaran yang berkelanjutan. Dengan melibatkan peserta didik sejak awal dari sosialisasi hingga praktik langsung, program ini secara bertahap mengubah mindset mereka dari sekadar penonton menjadi pelaku aktif.

Kegiatan pelatihan identifikasi tanaman memberikan fondasi pengetahuan yang kuat, sementara penerapan teknologi ramah lingkungan menunjukkan bahwa inovasi dan keberlanjutan bukan konsep abstrak, melainkan sesuatu yang dapat diaplikasikan dalam skala lokal dengan kreativitas dan sumber daya yang terbatas.(rls/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Info Imigrasi ! Begini Alur Pelayanan dan Harga Buat Paspor di Karawang

Karawang – Masih bingung ketika hendak membuat paspor di Kantor ...