Geotour Mitigasi Banjir di Majalaya: Kolaborasi KK SA ITB–Yayasan Jaga Balai untuk Cetak Generasi Tanggap Bencana

Oleh: Dr. Eng. Fikry Purwa Lugina

Kelompok Keahlian Sains Atmosfer (KK SA) ITB bersama Yayasan Jaga Balai (JB) berupaya meningkatkan kesadaran generasi muda Majalaya terhadap ancaman bahaya banjir. Kegiatan bertema “Menggugah Kesadaran Generasi Muda Majalaya terhadap Bahaya Banjir” diselenggarakan sebagai upaya untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan banjir yang kerap melanda kawasan Majalaya dan sekitarnya. Fokus utama kegiatan ini adalah memberikan edukasi mengenai penyebab umum banjir serta strategi mitigasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

Konsolidasi KK SA ITB dengan Yayasan JB di Kampus ITB Kegiatan tersebut dikemas dengan konsep “ulin bari diajar”—yang dalam bahasa Indonesia berarti “bermain sambil belajar”—sebagai upaya untuk menyampaikan pengetahuan kebencanaan secara menarik dan tidak menakutkan.

Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2024 dan mendapat sambutan positif dari para peserta yang terdiri atas siswa SMA/sederajat, mahasiswa, dan perwakilan organisasi masyarakat. Pada tahun 2025, kegiatan ini dikembangkan dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak peserta serta memberikan dampak yang lebih luas. Hingga Oktober 2025, tercatat telah dilaksanakan sembilan kegiatan dengan melibatkan sekitar 200 peserta. Kegiatan tersebut dinilai efektif dalam membangun kesadaran, meningkatkan kapasitas, serta memperkuat jejaring antar pemangku kepentingan di bidang pengurangan risiko bencana.

 

Dokumentasi kegiatan pada bulan Agustus 2025

Materi yang disampaikan dalam rangkaian kegiatan tersebut mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan pemahaman terhadap bencana banjir beserta pengelolaan sumber daya air. Beberapa di antaranya meliputi penjelasan terkait daerah aliran sungai (DAS), parameter hidrometeorologi, pengenalan instrumen pengukuran hujan Automatic Rainfall Recorder (ARR) dan pengukuran tinggi muka air Automatic Water Level Recorder (AWLR), konservasi sumber daya air, sistem peringatan dini banjir, serta pemanfaatan teknologi Rain Water Harvesting (RWH).

Penjelasan terkait ARR para pemateri dalam kegiatan ini berasal dari berbagai komponen, antara lain dosen ITB, dosen PEP Bandung, relawan JB, perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, dan komponen lainnya. Keberagaman latar belakang pemateri ini diharapkan dapat memperkaya wawasan peserta mengenai bencana banjir dan pengelolaan air dari berbagai sudut pandang, baik akademik, teknis, maupun sosial kemasyarakatan.

Penjelasan terkait RWH kegiatan dilaksanakan dengan konsep geotour, peserta diajak berkeliling ke beberapa pos edukasi di lapangan. Di setiap pos, peserta memperoleh pemaparan materi sekaligus kesempatan untuk melihat langsung instrumen pengukuran serta kondisi bentang alam terkait. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menumbuhkan rasa ingin tahu peserta sekaligus memperkuat pemahaman mereka terhadap hubungan antara kondisi lingkungan, curah hujan, dan potensi banjir di wilayah Majalaya.

Dokumentasi kegiatan bulan Oktober 2025

Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda Majalaya tidak hanya memahami penyebab dan dampak banjir, tetapi juga mampu berperan aktif dalam upaya mitigasi dan adaptasi di lingkungannya. Kesadaran terhadap pentingnya konservasi air, pemanfaatan teknologi sederhana serta kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi tantangan banjir yang semakin kompleks. Ke depan, kegiatan ini direncanakan akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan menjangkau lebih banyak sekolah dan komunitas, sehingga semangat kesiapsiagaan dan kepedulian terhadap lingkungan dapat tumbuh kuat di masyarakat.(***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Semakin Menyala ! KIAS Fest Bangkitkan Optimisme Baru Hiburan Anak Muda dan Memberikan Trend Baru di Karawang

Karawang –Kabupaten Karawang kembali mencuri perhatian publik nasional melalui gebrakan ...