Gelang Akupuntur Karya Mahasiswa Usindo Bisa Terapi Alternatif Non Farmakologis, Aman Digunakan Semua Usia

Mahasiswa Fakultas Kebidanan Usindo Ikuti Festival Inovasi Teknologi Membawa Karya Ciptaannya Gelang Akupuntur.

Karawang – Inovasi Gelang Akupuntur karya mahasiswa Fakultas Kebidanan Universitas Sehati Indonesia (Usindo) Karawang menarik perhatian publik. Sebab, gelang tersebut bukan sembarangan gelang, tetapi bisa terapi alternatif non-farmakologis.

Bahkan, karya unggulan mahasiswa Usindo ini telah mengikuti Festival Inovasi Teknologi. Kini, menarik perhatian masyarakat di Kota Pangkal Perjuangan.

“Gelang Akunpuntur telah menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional dan internasional. Karya inovatif ini meraih juara pertama pada ajang Nasional yang diselenggarakan di Universitas Buana Perjuangan (UBP), serta juara pertama pada kompetisi internasional yang digelar di Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani),” demikian diungkapkan Mahasiswa Fakultas Kebidanan Usindo, Hyra Arfah, kepada wartawan, kemarin.

Ia juga menjelaskan bahwa gelang akupuntur ini dirancang sebagai terapi alternatif non-farmakologis yang aman digunakan berbagai kalangan usia.

“Gelang ini dapat membantu menekan risiko stunting, mengurangi kecemasan, meredakan mual saat perjalanan, hingga membantu meningkatkan kenyamanan tubuh secara alami,” ujarnya.

Hyra menambahkan, gelang akupuntur ini bekerja dengan menekan titik akupresur bernama PC6 (Pericardium 6) yang terhubung langsung dengan sistem saraf. Stimulasi pada titik tersebut dipercaya dapat memicu pelepasan hormon endorfin yang berperan dalam menurunkan rasa cemas serta memberikan efek relaksasi.

“Ini bukan obat kimia, jadi tidak menimbulkan efek samping dan tidak ada risiko overdosis. Bisa digunakan kapan saja, bahkan saat beraktivitas seperti menyapu atau bekerja. Ibu hamil pun bisa menggunakan gelang ini,” jelasnya.

Menurutnya, ide pembuatan gelang ini berangkat dari tingginya angka stunting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Karawang. Ia bersama tim ingin menghadirkan solusi alternatif yang aman dan sederhana bagi masyarakat.

“Kalau obat terkadang memiliki efek samping, maka terapi akupresur ini menjadi pilihan yang lebih alami. Kami mulai mengembangkan produk ini sejak tahun 2023,” tambahnya.

Saat ini, gelang akupuntur tersebut telah melalui uji kelayakan oleh tenaga medis dan telah mulai dipasarkan secara terbatas. Pemasaran dilakukan melalui promosi langsung maupun media sosial.

Hyra berharap inovasi ini dapat membantu masyarakat sekaligus membuka peluang pengembangan produk kesehatan berbasis teknologi lokal.

“Kami berharap produk ini bisa terus dikembangkan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

RSUD Karawang : Selamat Memperingati Hari Aids Sedunia

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang mengucapkan selamat memperingati ...