
15 mahasiswa hilang saat aksi massa di depan Pemda Karawang, Selasa (25/3/2025)
KARAWANG – Sedikitnya 15 mahasiswa hilang saat aksi massa di depan Pemda Karawang, Selasa (25/3/2025). Sampai saat ini, belasan mahasiswa tersebut tidak bisa dihubungi dan tidak diketahui keberadaannya.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cakra, Hilman Tamimi mengatakan, aksi tersebut awalnya merupakan aksi damai membawa 15 tuntutan. Salah satunya adalah tuntutan pengesahan RUU Perampasan Aset. Massa aksi juga menuntut agar pemerintah menolak aktivitas tambang di Karawang Selatan, dan wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis di Karawang.
“Namun, saat massa aksi tengah berorasi dan membacakan tuntutan, tidak ada satu pun anggota DPRD Karawang yang hadir mendengarkan aspirasi,” katanya.
Aksi demonstrasi sempat berhenti karena massa aksi sedang berbuka puasa. Namun, saat massa aksi sedang berbuka puasa, tiba-tiba polisi bergerak berusaha membubarkan massa. Dari arah massa aksi, ada sejumlah provokator yang bukan berasal dari massa aksi turut berusaha membuat ricuh dengan menembakkan petasan.
“Ada juga dugaan sejumlah oknum polisi melarang tim medis mengobati massa aksi yang terluka, dan ambulans dilarang mendekati massa aksi yang terluka. Padahal di titik evakuasi di Masjid Aljihad, banyak yang terluka. Namun, polisi menyerbu area tersebut sehingga massa berhamburan,” kata Hilman.
Hilman menambahkan, narasi dari Kapolres Karawang yang menyatakan kalau ada massa aksi yang membawa senjata tajam merupakan narasi jahat. Kapolres juga menyatakan kalau massa aksi merupakan penjahat, yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Sebaliknya, belasan mahasiswa sampai saat ini hilang dan tidak diketahui keberadaannya.
“Massa aksi berasal dari unsur mahasiswa dan masyarakat sipil, mereka bukan penjahat,” katanya.
LBH Cakra membuka posko pengaduan orang hilang, dan siap mendampingi hukum para korban yang ditangkap polisi.
“Kami juga dapat kabar ada beberapa massa aksi yang ditangkap, dan saat ini masih berada di Mapolres,” pungkasnya.(rls/fj)