
Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Karawang
Karawang – Di tengah maraknya pasar modern dan semakin tingginya daya saing, banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang merasa terjebak dalam keterbatasan modal dan pengetahuan. Namun, seiring dengan program pendampingan UMKM yang diadakan Dinas Koperasi UMKM, pelaku usaha di wilayah Telukjambe Timur kini mendapatkan kesempatan untuk berkembang dengan lebih baik.
Program pendampingan yang berjalan selama 360 hari ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga membangun mindset pelaku usaha agar siap menghadapi tantangan di pasar yang semakin kompetitif.
Salah satu aspek terpenting yang ditekankan dalam program ini adalah mengubah cara pandang pelaku UMKM tentang usaha itu sendiri. Banyak dari mereka yang berfokus pada penjualan dan keuntungan jangka pendek, namun tidak memperhatikan pengelolaan usaha secara keseluruhan.
“Usaha itu bukan hanya soal produksi dan jualan, tetapi bagaimana sistemnya tetap berjalan meskipun kita tidak ada di tempat,” ujar Nia Purnama (42) selaku pendamping UMKM wilayah Telukjambe Timur yang terlibat dalam program ini. Inilah tantangan utama yang dihadapi para pelaku UMKM di Karawang, khususnya ibu rumah tangga yang memulai usaha dari dapur rumah.
Pendampingan UMKM di Telukjambe Timur bukanlah sekadar memberikan bimbingan praktis tentang produk atau pemasaran, tetapi juga mengajarkan pentingnya manajemen yang baik. Para pelaku UMKM diajarkan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran secara teratur, menetapkan harga yang wajar, serta membuat standar operasional prosedur (SOP) untuk menjaga kualitas dan kelancaran operasional usaha. Proses pendampingan ini diharapkan dapat membekali pelaku usaha dengan pengetahuan yang cukup untuk mengelola usaha.
Namun, meskipun program ini memiliki tujuan mulia, tantangan yang dihadapi tak sedikit. Banyak pelaku UMKM yang masih kesulitan untuk mengubah pola pikir mereka. Salah satu tantangan terbesar adalah mengedukasi mereka untuk memahami bahwa usaha kecil tidak hanya bergantung pada modal besar. “Modal itu bukanlah hal yang utama. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mengelola usaha dengan baik, berinovasi, dan mampu melihat peluang yang ada,” ujar Nia saat ditemui di Dinkop pada Senin (30/06/2025).
Tidak hanya itu, salah satu aspek penting yang turut ditekankan dalam pendampingan ini adalah keseimbangan antara usaha dan kehidupan pribadi. Bagi ibu rumah tangga yang terlibat dalam UMKM, mereka diajarkan untuk mengatur waktu dengan baik, mengingat banyak dari mereka yang juga harus mengurus keluarga. Meskipun tantangan ini tidak mudah, semangat untuk berkembang dan berinovasi menjadi pendorong bagi banyak pelaku UMKM untuk terus maju.
Nia mengakui bahwa proses pendampingan ini pun tidak mudah dan membutuhkan waktu. Meskipun sudah ada pelaku UMKM yang mulai menunjukkan perkembangan, seperti mencatat keuangan dan meningkatkan disiplin dalam menjalankan usaha, hasilnya belum sepenuhnya terlihat.
Ia juga menekankan bahwa salah satu aspek penting dalam pendampingan ini adalah keseimbangan antara usaha dan kehidupan pribadi. Sebagai ibu rumah tangga, Nia memahami tantangan tersebut. Ia mencontohkan bagaimana ibu-ibu pelaku UMKM diajarkan untuk mengatur waktu dengan baik, mengingat banyak dari mereka yang juga harus mengurus keluarga. Meskipun tantangan ini tidak mudah, ia melihat bahwa semangat untuk berkembang dan berinovasi menjadi pendorong bagi banyak pelaku UMKM untuk terus maju.
Dengan adanya pendampingan ini, Nia berpesan kepada para pelaku UMKM dan berharap dapat meningkatkan kualitas usaha mereka, bukan hanya dalam hal omset, tetapi juga dalam hal mengelola usaha dan pemasaran yang lebih terstruktur. Program ini menunjukkan bahwa usaha kecil pun dapat berkembang dengan baik asalkan ada kemauan untuk belajar dan berinovasi.(***)
Penulis : Cintya NM/Ochim/Fakta Jabar