Terseret Arus Banjir saat Cari 40 Bebek, Linmas Amin Ditemukan Tak Bernyawa

Karawang – Suasana duka menyelimuti keluarga Amin (60), seorang anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat) asal Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, yang ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus banjir saat mencari 40 ekor bebeknya yang tertinggal.

Menurut keterangan Kepala Unit Basarnas Karawang, Sigit Haryanto, pencarian dilakukan dengan melibatkan empat perahu karet bermesin yang menyisir area sekitar titik dugaan korban tenggelam.

Setelah dua hari pencarian intensif oleh tim SAR gabungan sejak Rabu (9/7), jasad Amin akhirnya ditemukan pada Kamis (10/7) pukul 14.20 WIB, sekitar 300 meter dari lokasi awal, mengambang di permukaan air.

“Kami menggunakan teknik cylon wave, yakni berputar-putar di titik curiga agar arus mesin mendorong korban ke permukaan. Namun hasilnya nihil sampai siang,” jelasnya.

Korban kemudian langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah duka menggunakan ambulans desa. Dengan ditemukannya korban, operasi SAR pun resmi dihentikan.

Istri korban, Nenok (60), masih tampak terpukul saat menceritakan detik-detik terakhir kepergian suaminya.

“Pagi itu sekitar jam tujuh, Pak Amin pamit mau nyusul bebeknya yang ketinggalan di lokasi banjir,” ujarnya.

Motor milik Amin ditemukan terparkir, namun keberadaannya tidak diketahui. Warga sekitar sempat melihatnya berjalan ke arah selatan, namun setelah itu jejaknya hilang.

“Saya bolak-balik ke lokasi, teriak-teriak manggil. Tapi nggak ada jawaban,” lanjut Nenok sambil menahan tangis.

Saksi mata di lokasi sempat melihat Amin bersama seorang warga lain yang sedang memancing. Namun beberapa saat kemudian, warga itu menyadari Amin tak lagi terlihat di belakangnya.

Amin dikenal sebagai pribadi yang rajin dan tidak bisa diam. Selain bertugas sebagai Linmas desa, ia juga menggantungkan hidup dari beternak bebek dan menjual telur.

“Setiap hari ngurus bebek, ngumpulin telur, kadang juga bantu ngaron, jual pisang buat tambahan,” kata Esi (29), menantu korban.

Satu hal yang menjadi pertanda sebelum kepergiannya adalah sikap Amin yang terburu-buru pagi itu.

“Biasanya santai, tapi waktu itu buru-buru banget,” ujar Nenok.

Banjir yang saat itu mencapai kedalaman dua meter, diduga membuat Amin terpeleset dan terseret arus. Terlebih, kondisi tubuhnya meskipun sehat, pendengarannya memang sudah berkurang sejak lama.(***)

Tim penulis :

Tiara Hanandianisa/Ochim/Fakta Jabar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Simak ! Disdikpora Berlakukan Jam 6.30 Masuk Sekolah

Karawang – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang ...