
Banjir di Desa Karangligar Telukjambe Barat
Karawang – Rencana pembangunan 10 unit rumah panggung di desa langganan banjir Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, dinilai tidak akan menyelesaikan persoalan banjir di desa tersebut. Sebab, rumah yang kerap terendam saat banjir melanda Karangligar, jumlahnya mencapai 667 unit.
“Terlalu sedikit. Hanya beberapa jiwa yang terselamatkan tidak mengungsi ketika banjir tiba,” ungkap salah seorang anggota Komisi IV DPRD Karawang, M. Imron Choeru, saat diminta tanggapannya terkait hal itu, Rabu (6/8/2025).
Menurutnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tidak mesti memaksakan diri membangun rumah panggung untuk merealisasikan janjinya kepada warga Karangligar. KDM cukup membangun bangsal tempat pengungsian berbentuk panggung agar semua warga bisa segera dievakuasi ke tempat yang aman namun representatif.
“Jika anggarannya hanya cukup membangun 10 unit, lebih baik bangun saja tiga atau lima bangsal panggung pengungsian yang mampu menampung ratusan jiwa. Bangsal-bangsal panggung itu bisa didirikan tersebar di beberapa spot banjir,” kata Imron lebih lanjut.
Dengan demikian, lanjut Imron, warga terdampak banjir nantinya akan lebih dekat dan mudah menjangkau tempat pengungsian. Kesehatan mereka pun tentunya bisa lebih terjaga karena bisa tidur di atas lantai kayu, bukan di pinggir-pinggir jalan beratap terpal.
Dijelaskan, bangsal-bangsal itu harus dilengkapi pasilitas kamar mandi dan toilet, sehingga para pengungsi nantinya tidak kelimpungan saat mau buang hajat atau membersihkan diri. “Kalau anggarannya ada, setiap bangsal bisa dilengkapi masing-masing satu perahu karet sebagai sarana mobilitas pengungsi,” kata Imron.
Pembangunan rumah panggung dalam jumlah sangat terbatas, lanjut dia, hanya akan menambah persoalan baru. Sebab, hal itu bakal mengundang kecemburuan warga yang tidak dapat bantuan rumah panggung.
“Pemilihan warga yang akan menerima bantuan pun cukup sulit. Coba kriteria apa yang akan dilakukan pemerintah saat menentukan siapa saja yang berhak menerima bantuan rumah panggung tersebut,” ucap Imron lagi.
Atas dasar itu, Imron meminta Pemprov Jabar mengevaluasi kebijakan pembangunan rumah panggung bagi warga terdampak banjir Karangligar. “Merealisasikan janji memang wajib. Tapi kalau realisasinya cuma sedikit, lebih baik dialihkan untuk membangun bangsal panggung agar bisa digunakan masyarakat lebih banyak,” katanya.
Ketika ditanya terkait statemen KDM yang mengaku kesulitan mendata warga yang menginginkan rumah panggung, Imron menyebutkan, jika anggarannya tersedia, kesulitan itu tak akan menyusutkan jumlah penerima rumah panggung. Apalagi, sebagian besar warga Karangligar memang menginginkan rumah panggung tersebut.
“Warga Karangligar sudah belasan tahun menderita karena pemukimannya kerap diterjang banjir. Mereka pasti mau diberi rumah yang aman dari terjangan air bah,” kata Imron.
Terpisah, Kepala Dusun Pangasinan Desa Karangligar, Farman Dimas menyebutkan, beberapa bulan lalu, warganya pernah menerima formulir isian terkait rencana pembangunan rumah panggung.
“Di dalam formulir itu ada dua opsi, apakah rumah panggung akan ditempel pada bagian rumah utama atau rumah lama diganti total dengan rumah panggung,” jelas Farman Dimas.
Sebagai warga, sambungnya, memang ada yang minta ganti total karena memang rumahnya sudah rapuh akibat terlalu sering diterjang banjir. Namun ada juga yang meminta rumah panggung ditempel pada rumah lama.
Semua formulir, lanjut dia sudah diserahkan ke pihak KDM. Namun, saat dirinya bersama Kades Karangligar dipanggil KDM ke Purwakarta, diputuskan rumah panggung yang akan dibangun hanya 25 unit sebagai percontohan. Dan itu bagi warga yang bersedia rumah lamanya dibongkar.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berjanji akan membangun rumah panggung di desa langganan banjir Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Oleh warga setempat, janji tersebut dinilai hanya angin surga belaka.
Pasalnya, hingga saat ini belum ada kepastian kapan janji itu bakal direalisasikan Dedi Mulyadi. “Pak Dedi sendiri yang berjanji akan membangun rumah panggung di Karangligar sebagai salah satu solusi penanganan banjir di desa kami. Tapi hingga sekarang informasinya masih belum jelas,” ujar Kepala Desa Karangligar, Ersim, Senin malam (4/8/2025).
Menurut Ersim, kabar terakhir yang diterimanya, dari 1000 unit yang dijanjikan hanya10 unit rumah panggung yang akan dibangun di Karangligar. Itupun biayanya bersumber dari CSR perusahaan Eiger, bukan dari APBD Provinsi Jawa Barat.
Informasi lainnya, ukuran luas rumah panggung yang akan dibangun hanya 4X6 meter persegi setiap unitnya. Padahal rencana awal ukuran rumah panggung itu 8×8 meter persegi, lalu berubah jadi 6×6 meter persegi.
“Katanya rumah panggung yang akan dibangun itu baru percontohan saja. Saya tidak tahu sisanya kapan akan dibangun pihak Pemprov Jabar,” ujarnya.
Ersim pun tak memahami kenapa jumlah rumah panggung yang dijanjikan KDM (sapaan akrab Demi Mulyadi) selalu berubah. Awalnya dijanjikan bangun 1000 unit, bahkan hal itu diposting KDM melalu akun Medsos miliknya. Jumlah tersebut kemudian menyusut jadi100 unit dan kini menciut lagi menjadi 10 unit saja.
“Satu minggu sebelumnya saya dapat kabar bakal dibangun 25 unit dulu. Kini susut lagi jadi 10 unit,” pungkasnya.(red/fj)