Dari Kampung KB Tercipta ‘Dodol Ngora’ Menjadi Ikonik Desa Tanjungjaya

Camat Tempuran, Komarudin dan Ketua Kampung KB Sindangjaya Desa Tanjungjaya menunjukan Dodol Ngora usaha UMKM Kader Kampung KB

JAS Merah. Jangan sekali-kali melupakan Sejarah. Itu yang dikatakan Bung Karno pada salah satu buku nasionalis. Pesan mendalam dari bapak proklamator untuk pemuda, tak hanya mencakup arti luas. Tetapi, hal kecil pun harus tetap diingat.

Seperti halnya dodol. Makanan legendaris ‘usia-nya’ sudah tua. Sebab, seorang pria yang bernama Halim Darsono (55), bercerita jika dodol ini adalah makanan zaman dulu (zadul) sejak ia kecil, bahkan dari zaman kakek buyut-nya sudah ada. Olahan sederhana, tapi bermakna. Bahkan, menjadi salah satu menu wajib yang dianggap sakral harus ada saat hajatan pernikahan atau khitanan.

Mendengar cerita itu, saya teringat akan kematian. Bahwa saya, saat ini sudah tua. Dimana, dodol membawa saya masuk dalam dimensi masa lalu. Masa kanak-kanak bermain di tempat hajatan, lalu ada segerombolan ibu-ibu dan bapak-bapak sedang mengolah dodol.

Dengan tungku (tempat pembakaran) yang besar. Dimasukan kayu bakar hingga api berkobar. Tempat wajan raksasa disimpan, bapak-bapak dengan gagahnya memegang susruk (alat pengaduk dodol dari wajan) berukuran 2 meter. Sang ibu yang meracik bahan-bahan dan menu dodol.

Ketika bahan itu dimasukan ke wajan raksasa, bapak-bapak yang berkumis dengan pakaian kaos oblong mulai aduk-aduk bahan adonan dodol di wajan. Kegigihan. Kekompakan. Kesabaran. Adalah proses pembuatan dodol. Detik, menit hingga jam terlewatkan. Adonan dodol dari wajan sudah mengental. Dodol setengah jadi, kita disebutnya ‘Dodol Ngora’. Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, dodol adalah jenis makanan khas sunda, sedangkan ngora ialah muda.Selain ‘Dodol Ngora’ ada pula dodol dibuatkan hingga tua menghitam.

Tak sedikit diantara mereka yang mencicipi ‘Dodol Ngora’. Salah satunya saya. Meminta pada orangtua. Wadahnya dari gedebog pisang (batang pisang), sendoknya pun dari buatan gedebog pisang. Saya menikmati itu bersama rekan sepermainan. Kenikmatan ‘Dodol Ngora’ yang masih hangat sampai tersimpan dalam memori pikiran hingga dewasa.

Dimensi masa lalu itu yang saya alami, karena saya berasal dari orang kampung beralamat Dusun Pondokbales, Desa Lemahsubur, Kecamatan Tempuran,Karawang.

Camat Tempuran dan Kepala Desa Tanjungjaya

Kini, zaman modern. Tahun 2025. Berbagai alat dan teknologi canggih. Kampung KB Sindangjaya, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tempuran membawa saya bernostalgia saat berjuang ke Bale Sawala. Ketua Kampung KB Sindangjaya, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tempuran,memamerkan dan menunjukan program unggulan UMKM yaitu ‘Dodol Ngora’. Dengan ciri khas, racikan spesial mampu membawa ke dimensi masa lalu.

“Dodol Ngora, adalah hasil ide kreatif dan inovatif kader Kampung KB Sindangjaya. Makanan zadul, tetapi masih ada di zaman modern. Dengan dodol, kita bisa teringat masa lalu. Dan cerita masa lalu,” kata Halim Darsono, Kampung Turi Timur RT02/01, Desa Tanjungjaya di Bale Sawala.

Sejak 2022 Kampung KB Sindangjaya dibentuk. Berjalan secara perlahan, menciptakan ide kreatif, inovatif dan progresif dari berbagai hal yang menyentuh masyarakat. Kegiatan perekonomian UMKM, religius atau pengajian, kesehatan dan lainnya. Namun, yang akan ditonjolkan dalam UMKM yaitu ‘Dodol Ngora’ sebagai program unggulan Kampung KB Sindangjaya.

‘Dodol Ngora’ yang ia ciptakan, telah dipasarkan ke berbagai wilayah. Misalnya, pasar terdekat, jual beli secara online (terima pesanan), bazar UMKM tingkat kecamatan, kabupaten dan ditargetkan ‘Dodol Ngora’ One The Way (OTW) bazar UMKM tingkat nasional.

“Kami mempunyai impian Dodol Ngora menjadi ikonik Desa Tanjungjaya. Kaya turubuk, menjadi ikon wilayah Loji. Sorabi hijau, Rengasdengklok dan lainnya. Secara perlahan dilakukan, kalau sekitar desa sih sudah terkenal. Hanya saja belum begitu populer,” ujarnya.

Kebanjiran Orderan

‘Dodol Ngora’ telah melekat dalam pikiran. Citra rasa manis membuat lidah basah. Halim Darsono, mengaku sering kali kebanjiran orderan. Khususnya dalam menjelang hari raya idul fitri atau hari besar lainnya. Masyarakat yang memesan antre. Hingga kader KB Sindangjaya kewalahan. Artinya, makanan legendaris ini masih dianggap sakral. Saat hari raya harus ada dodol.

“Kami terima sesuai pesanan. Kemasan pun sesuai pemesan. Bungkus kecil, atau dibuatkan wadah menarik seperti parsel. Bersyukur atas binaan dari pemerintah dan bantuan untuk kader Kampung KB sampai sekarang berjalan aktif,” katanya.

Kepala Desa Tanjungjaya Warjoni menunjukan ikan lele budidaya kampung KB disaksikan Camat Tempuran

Bale Sawala & Kampung KB Terbaik

Tempat penuh inspirasi. Tempat curahan hati. Tempat riang gembira, bahkan tempat memutuskan suatu perkara saat musyawarah ialah Bale Sawala. Adalah tempat yang dibangun untuk kegiatan masyarakat oleh Pemerintahan Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tempuran. Bale Sawala, multi fungsi dan dijadikan kantor Kampung KB Sindangjaya.

“Bale Sawala, kita berikan nama gedung yang berlogokan Kampung KB. Gedung multi fungsi untuk segala kegiatan masyarakat, bahkan nonton bola bersama bisa digunakan,” kata Kepala Desa Tanjungjaya, Haji Warjoni.

Ia menyebutkan, pintu gerbang Kecamatan Tempuran Adalah Desa Tanjungjaya. Dimana, penduduknya 5000 lebih dengan mayoritas pekerjaan masyarakat ialah tani. 550 hektar area pesawahan yang membentang di wilayah desa. Kultur masyarakat yang masih kuat tradisi lingkungan. Pengetahuan masyarakat akan kesehatan, keluarga berencana, peningkatan perekonomian masih rendah waktu itu. Semenjak ia menjadi kepala desa, mulai ditata. Kultur negative dipangkas. Kultur positif ditingkatkan. Demi menyongsong masa depan Desa Tanjungjaya sebagai ibu kotanya Tempuran.

Perlahan, lambat laun membaik. Berbagai program dan kolaborasi dengan pemerintah tingkat kecamatan, kabupaten menjadikan dasar untuk peningkatan sumberdaya manusia. Tak penutup mata, bagi Warjoni adanya Kampung KB membantu dalam peningkatan sumberdaya manusia di Desa Tanjungjaya. Peningkatan signifikan. Program KB berjalan, konsultasi Kesehatan, kehamilan berjalan.

“Berkat kerjasama dan dukungan semua pihak. Kami yakini masyarakat Desa Tanjungjaya ada perubahan lebih baik dari sebelumnya, termasuk Kampung KB membantu kami. Terimakasih,” ucap Kades

Dukungan Pemerintah

Tak ada alasan tidak mendukung program yang membawa kebaikan masyarakat. Terlebih program itu dari pemerintah. Selaku kepanjangan tangan pemerintah kabupaten, akan terus memberikan dukungan pada pemerintahan desa dalam merealisasikan program kerjanya.

“Kami akan selalu mendukung program desa, demi perubahan lebih baik lagi untuk masyarakat,” kata Camat Tempuran, Komarudin menyampaikan.

Pejabat teras di tingkat kecamatan ini mengaku bangga jika Kampung KB di wilayahnya terpilih dan terbaik yang dinilai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang. Dari 30 kecamatan, hanya 5 Kampung KB yang dijumpai pihak dinas. Salah satunya Kampung KB di Kecamatan Tempuran.

“Saya bangga, Kampung KB Desa Tanjungjaya masuk lima besar terbaik. Di Tempuran sudah terbentuk semuanya Kampung KB 14 desa. Hanya saja, yang paling bagus ialah Desa Tanjungjaya,”kata Camat.

Peran aktif kepala desa dan ketua KB sangat berpengaruh pada kemajuan Kampung KB. Ia mengangkat jempol teruntuk Kades dan Ketua Kampung KB Tanjungjaya. Peran aktif. Inovatif.

“Pokonya keren, jempol buat Pak Kades dan Ketua Kampung KB Tanjungjaya. Aktif, mampu menjadi penggerak segala hal di masyarakat. Buktinya punya usaha UMKM dodol ngora, usaha lele dan lainnya. Kami dari kecamatan selalu mendung,” kata camat lagi.

Karakteristik Masyarakat tentang KB

Karakter masyarakat tidak sama. Ia pernah bertugas di wilayah Kecamatan Cilamaya dan saat ini tugas di Kecamatan Tempuran. Meski berhimpitan, tetapi ada suatu perbedaan tentang karakteristik masyarakat tentang keluarga berencana.

Demikian disampaikan Koordinator PLKB Kecamatan Tempuran, Prananda Indrianti Munita. Perempuan berhijab dan paras anggun, bercerita saat berkomunikasi dengan masyarakat. Baik itu kesehatan, kehamilan, dan curahan lainnya.

“Memang tak mudah, tapi perlu proses. Hasilnya akan indah,” kata Perempuan murah senyum itu.

Setelah diberikan penjelasan di Posyandu atau di Kampung KB, masyarakat di Desa Tangjungjaya akan memahaminya. Bahkan, masyarakat akan lebih banyak bertanya setelah emosional kita terbentuk dan terjalin.

“Curahan kandungan, kehamilan, keluarga berencana dan banyak hal lainnya,” ungkap Nanda, panggilan akrabnya.

Ia bersyukur peran aktif masyarakat. Ketika ada yang tidak mengerti dapat dikonsultasikan. Lalu menjalankan apa yang telah di sarankan kami.

“Alhamdulilah, masyarakat aktif, selalu mengikuti saran dari kami,” pungkas Nanda.(rosman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

BUMDesa Rahayu Cikampek Timur Sukses Gelar Gebyar Pasar Murah dan UMKM

‎KARAWANG – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Rahayu Cikampek Timur ...