Ma Omih, Senandung Kecapi dan Kisah di Balik Panggung Hajat Bumi

Karawang, Jawa Barat – Di tengah kemeriahan acara “Hajat Bumi” di Kelurahan Plawad, Karawang, suara merdu kecapi mengalun syahdu, memukau setiap pasang telinga.

Di balik alat musik tradisional itu, ada sosok perempuan paruh baya yang mendedikasikan hidupnya untuk seni.

Dialah Ma Omih, seorang seniman kecapi kawih berusia 60 tahun dari Kampung Kamurang, Plawad, Karawang Timur, Karawang.

Ma Omih adalah satu dari sedikit seniman yang masih setia menjaga warisan budaya ini. Ia tidak sendiri, ditemani oleh rekannya, Bapa Tohir, seorang pemain siter, serta rekan seprofesi, Hj. Ayem (61).

Ketiganya merupakan trio andal yang kerap diundang mengisi berbagai acara hajatan.

“Alhamdulillah, kami sering diundang ke berbagai acara, tidak hanya di Karawang tapi juga sampai ke Bekasi dan Jakarta,” ujar Ma Omih, saat diwawancarai di sela-sela penampilannya, Minggu (28/9/2025).

Menurut Ma Omih, profesi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Berbagai pengalaman suka maupun duka telah ia lalui.

Ia mengaku senang bisa menjadi bagian dari momen-momen bahagia, seperti saat diminta menjadi “tukang sawer panganten” (pemberi saweran pengantin).

Namun, duka juga sering datang tak terduga. Ma Omih mengenang masa mudanya saat masih menjadi pesinden jaipongan.

Ia pernah harus menghadapi situasi penonton yang mabuk dan ribut, sebuah tantangan yang menuntut kesabaran ekstra.

Selain itu, ia juga pernah mengalami hujan deras tiba-tiba mengguyur panggung, membuat penonton termasuk para “bajidor” (penari) berhamburan pulang.

“Kalau sudah begitu, saweran jadi kurang,” keluhnya.

Untuk setiap penampilannya di acara hajatan, Ma Omih dan timnya menerima bayaran sekitar Rp 1.500.000.

Angka ini menjadi penopang hidup sekaligus motivasi untuk terus berkarya.

Di luar keahliannya di bidang musik, Ma Omih juga dikenal memiliki keahlian spiritual, menambah aura istimewa dalam setiap penampilannya.

Kisah Ma Omih adalah cerminan dari dedikasi dan cinta pada seni tradisi. Ia adalah penjaga api budaya yang tak kenal lelah, memastikan alunan kecapi kawih tetap hidup di tengah gempuran modernisasi.(rls/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Komitmen Satlantas Polres Karawang untuk Berikan Layanan Terbaik Kepada Masyarakat Melalui Gerai SIM Keliling

Karawang – Personel Satlantas Polres Karawang, Aipda Alex Rachmatullah, S.H. ...