
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengunjungi pabrik pupuk milik PT Pupuk Kujang Cikampek, Jawa Barat
Karawang- Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengunjungi pabrik pupuk milik PT Pupuk Kujang Cikampek, Jawa Barat, untuk memastikan operasional pabrik bisa efisien sehingga harga pupuk subsidi bisa turun.
“Saya hari ini berada di Pupuk Kujang yang dibangun tahun 1975. Jadi sudah 50 tahun. Jadi kalau kita ngebayangin mudahnya gini, kalau transportasi orang sekarang naik mobil misalnya bus buatan 2025. Kujang ini masih pakai bus buatan tahun 1975,” ujarnya dalam kunjungan ke Pabrik Pupuk Kujang, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Kamis, 6 November.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan bilang dengan usia 50 tahun, pabrik tersebut sudah tua. Padahal, kata dia, usia ideal agar pabrik bisa efisien berkisar di angka 15 hingga 20 tahun.
Meski begitu, Zulhas menilai reformasi sistem subsidi pupuk telah membawa perubahan besar dalam efisiensi industri pupuk nasional. Bahkan, bisa menurunkan harga pupuk hingga 20 persen.
“bisa kebayang enggak kira-kira betapa tidak efesien, zaman sekarang kan 2025 dibikinnya tahun 1975. Nah, mestinya berapa tahun? Anggap 20 tahun lah. Anggap 40 tahun mati. Ini 50 tahun udah. Tapi saya senang walaupun terlambat,” ujarnya.
Zulhas pun mengapresiasi langkah Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi yang mampu menjalankan skema baru pupuk subsidi dari awalnya cost plus menjadi marked to market, sehingga berhasil menekan pemborosan.
Sekadar informasi, dalam subsidi pupuk, sistem cost plus berarti pemerintah menanggung seluruh biaya produksi yang diajukan perusahaan, lalu menambahkan margin keuntungan tertentu. Sementara, marked to market, yaitu subsidi dihitung berdasarkan harga pasar pupuk dan bahan baku, bukan dari total biaya perusahaan.
“Dulu ini subsidi itu modelnya cost plus. Jadi enak kostnya tinggi, untungnya banyak karena cost plus. Sekarang diambil kebijakan marked to market. Jadi subsidi kita Rp44 triliun tetap dengan market to market. Uang itu bisa dipakai untuk membeli bahan baku dan seterusnya,” ucapnya.
Bahkan, Zulhas mengaku penghematan masih bisa dilakukan lagi dan membuat tata kelola anggaran lebih efisien.
“Saya dengar masih bisa lebih hemat lagi. Masih bisa lagi menghemat, saya enggak tahu angkanya berapa,”pungkasnya.(red/int/voi)
Fakta Jabar Cerdas Mengupas Lugas Mengulas Selalu Menjadi Referensi