
Jurnalisme Multitasking Jadi Kompetensi Wajib Mahasiswa di Era Digital.
Karawang — Ketua pelaksana kuliah umum jurnalistik Hendra Setiawan, S.S., M.Pd menegaskan bahwa kemampuan jurnalisme multitasking kini menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki mahasiswa, terutama di tengah perkembangan media digital yang semakin cepat dan dinamis.
Menurut Hendra, pemilihan tema jurnalisme multitasking berangkat dari perubahan pola kerja media saat ini.
“Sekarang semuanya serba digital. Jurnalis tidak bisa hanya menulis saja. Mereka harus bisa meliput, menyusun berita, mengambil foto, membuat video, hingga mengedit dan mempublikasikan konten,” jelasnya.
Hendra menilai bahwa tuntutan ini muncul karena percepatan distribusi informasi.
“Dulu berita bisa ditayangkan besok. Tapi sekarang orang menuntut informasi yang cepat. Liputan hari ini harus langsung dipublikasikan di hari yang sama,” ujarnya.
Namun, Hendra menegaskan bahwa kecepatan bukan alasan untuk mengabaikan kualitas berita.
“Multitasking bukan berarti asal cepat. Jurnalis tetap harus teliti dan menjaga kode etik. Kecepatan harus diimbangi dengan ketepatan,” tambahnya.
Selain membahas konsep multitasking, Hendra juga menekankan pentingnya pemahaman teknik dasar jurnalistik sebagai bekal menghadapi maraknya hoaks.
“Mahasiswa harus paham 5W+1H dan cara verifikasi data. Kalau tidak, mereka akan mudah terjebak dalam informasi yang salah,” katanya.
Hendra berharap materi ini dapat membuka pola pikir mahasiswa tentang dunia jurnalistik modern.
“Saya ingin mahasiswa bukan hanya paham teori, tapi juga bisa mempraktikkan proses produksi berita dari awal hingga publikasi,” jelasnya.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
“Semoga setelah mendapatkan materi ini, mahasiswa mampu menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas dan siap bersaing di industri media,” tutupnya.(red/fj)
Fakta Jabar Cerdas Mengupas Lugas Mengulas Selalu Menjadi Referensi