Karawang – Masjid Agung Karawang, bagi Bupati H. Aep Syaepuloh SE, bukan sekadar bangunan besar dengan kubah megahnya. Ia adalah wajah. Cermin dari Karawang itu sendiri: sibuk, tumbuh, dan tempat menyandarkan hati.
Karena itu, ketika beliau berbicara tentang masjid ini, suaranya tidak hanya membawa pesan formal seorang kepala daerah. Ada keinginan yang lebih dalam, bahwa Masjid Agung harus menjadi lebih dari rumah ibadah. Masjid Agung harus menjadi ruang yang membuat orang merasa aman. Merasa diterima. Merasa disapa halus sebagai tamu Allah.
“Masjid Agung adalah wajah Karawang,” kata Bupati.
Bupati tidak sedang mengulang slogan. Ia menekankan bahwa wajah tidak bisa berbohong. Kalau wajahnya tenang, masyarakat pun ikut tenang. Kalau masjidnya nyaman, jamaah pun betah datang, betah berdoa, betah mendekat kepada Tuhan.
Dalam sambutannya, Bupati Aep menyampaikan selamat kepada satu nama yang mendapat amanah baru. Nama tersebut adalah H. Zeni Jaelani. Dialah nakhoda baru DKM Masjid Agung Karawang. H Zeni Jaelani tidak sendirian. Pengurus lain yang baru dilantik, juga menyertainya. Orang-orang yang nantinya akan menentukan bagaimana masjid itu hidup dalam keseharian masyarakat.
Amanah, bagi Bupati, bukan hanya serah-terima jabatan. Amanah adalah kerja panjang yang sunyi. Mengurus masjid bukan soal administrasi saja, tetapi bagaimana membuat masjid menjadi tempat yang dirindukan “Semoga amanah ini membawa kemajuan, menjadikan Masjid Agung semakin makmur dan dekat dengan masyarakat,” ucapnya.
Harapan itu tidak berhenti di ucapan. Pemerintah Kabupaten Karawang siap merangkul para pengurus baru ini. Sinergi, katanya, bukan pilihan, melainkan keharusan. Terutama jika tujuan akhirnya satu. Yakni kemaslahatan umat.
Masjid Agung kini memulai babak baru. Dengan pengurus baru, harapan baru, dan tekad untuk menjadikannya bukan sekadar bangunan ibadah, tetapi ruang teduh bagi siapa pun yang melangkahkan kaki ke dalamnya. Sebuah perjalanan panjang, tetapi perjalanan yang indah untuk ditempuh. (red/fj)
Fakta Jabar Cerdas Mengupas Lugas Mengulas Selalu Menjadi Referensi