Pemilihan Ketua DKM Masjid Agung Asuhada Cikampek “Panas”

MEDIASI – Aparat kepolisian setempat menengahi “panas” nya pemilihan Ketua DKM As Syuhada.

KARAWANG – Mesjid besar Asuhada yang berlokasi di Dusun bakanjati RT 02 RW 03 Desa Cikampek Timur kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. Pada selasa malam 30/01 melangsungkan Pemilihan Ketua DKM, pemilihan yang di ikuti oleh 6 kandidat calon ketua DKM dan di ikuti oleh ratusan jamaah mesjid Asuhada sebagai pemilih. Pemilihan ketua DKM Mesjid ASuhada ini turut juga di hadiri oleh Ketua MUI Kecamatan Cikampek sebagai panitia, Kepala Desa Cikampek Timur dan sejumlah jajaran muspika Kecamatan Cikampek.

 

Acara yang awalnya berjalan lancar dan penuh hikmat ini namun seketika berubah menjadi menegangkan. Pasalnya, mulai banyak terikan dari lingkungan mesjid yang dilontarkan oleh para jamaah yang menganggap bahwa ketua DKM terdahulu terlalu lama dalam memaparkan hasil dari programnya kerjanya. Hal itu memicu kemarahan dari pihak pendukung ketua DKM lama, Saling lempar kata-kata bahkan ada juga yang hampir adu jotos dari sesama pendukung calon.

 

Acara yang sempat memanas itu seketiaka dapat diredam dan dihentikan sementara oleh panitia dan jajaran muspika. Acara kembali dilanjutkan langsung pada pemungutan suara sebagai acara ini setelah mendapat persetujuan dan kesepakatan dari semua kandidat. Namun, pemungutan suara itu disinyalir syarat akan kejanggalan hingga menuai banyak protes dari berbagai pihak, pada akhirnya pemilihan ketua DKM mesjid besar Asuhada dipending dan untuk kepengurusan mesjid diambil alih oleh pihak Desa.

 

Melihat kondisi yang dinilai tidak kondusif, Kekecewaan banyak muncul dari para jamaah dan para tokoh masyarakat sekitar. “Awalnya kita sudah percayakan acara ini kepada MUI. tapi kok malah jadi kisruh seperti ini, MUI malah mencederai hati masyarakat,” ujar Eman Sulaeman salah seorang tokoh masyarakat dusun bakanjati.

 

Tidak hanya kecewa terhadap kepanitiaan, Eman juga merasa kecewa dengan adanya dan peran yayasan yang ikut campur dalam acara tersebut. Pasalnya, para tokoh masyarakat tidak tahu asal mula dan asal usul yayasan dan dari setruktur kepengurusan pun tidak jelas.

 

Kepala Desa Cikampek Timur H.Sukeji, dirinya juga tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. “Harusnya MUI ini melibatkan lingkungan sekitar masyarakat dusun bakanjati. Karna mereka lah warga masyarakat yang lebih tau dan lebih dekat dengan lingkungan mesjid. Karena sudah terjadi seperti ini untuk sementara kepengurusan mesjid akan diambil alih oleh desa dan yayasan, sambil menunggu hasil musyawarah lanjutan,” tandasnya.

 

Sementara itu, dilokasi yang sama Ketua MUI Kecamatan Cikampek Drs. H. Anwar muhamad mengatakan. Terkait dengan adanya acara yang tidak berjalan lancar, pihaknya menganggap hal ini adalah sebuah hal yang wajar. Karna melihat kultur dari daerah itu berbeda-beda. “Yang namanya sebuah perlombaan dimanapun selalu ada persaingan dan setiap persaingan pasti ada kalah dan menang. Adapun sental sentil itu hanya sebuah hiburan saja,”pungkasnya.(dpn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Hore.. Pondok Pesantren dan Pendidikan Agama Islam Dapat Bantuan, Cek Nih Persyaratannya

KARAWANG – Ada 10 jenis bantuan yang akan diberikan dari ...