Wakil Ketua DPRD Karawang Tinjau Sekolah Rusak

KARAWANG- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karawang Hj Sri Rahayu Agustina,SH yang mewakili lembaga parlemen meninjau lokasi gedung SDN Tirtasari III yang rusak. Gedung sekolah yang beralamat di Desa Tirtasari, Kecamatan Tirtamulya itu perlu diperhatikan oleh Pemkab Karawang.

Hal ini guna mengetahui sejauh mana peran penting pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan manusia seutuhnya demi mendongkrak indeks prestasi manusia (IPM) dibidang pendidikan di wilayah Kabupaten Karawang.

Sri Rahayu mengatakan, menilik kondisi sekolah itu pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan intansi terkait. Ia pun mengaku prihatin dengan kondisi gedung sekolah yang tidak layak untuk KBM siswa setempat.

“Saya prihatin melihat ini demi melihat 17 siswa kelas VI yang belajar diemperan sekolah dan keberadaan sejumlah siswa lain kelas dibawahnya yang harus rela belajar diruangan yang digabungkan dalam sebuah kelas antara kelas yang satu dengan kelas yang lainnya dan hanya disekat oleh dindin tripleks saja,” kata Sri.

Menurutnya ini sungguh bukan sebuah pelayanan infrastruktur gedung pendidikan baikyang dihadirkan oleh pemerintah untuk masyarakatnya dalam rangka pelaksanaan pendidikan sistem kurtilas yang harus dilaksanakan full time sejak pukul 07.00 WIN hingga 12.00 WIB.

“Kesiapan infrastruktur pendidikan yang baik terkait penilaian guru terhadap konsentrasi belajar dari siswa didiknya,” katanya.

Sri menambahkan saat ini tercatat lebih 50 infrastruktur gedung sekolah diwilayah Kabupaten Karawang dalam kondisi rusak berat dan ini menurutnya telah dibahas melalui kebijakan umum anggaran(KUA) untuk tahun 2019.

“Pemda Karawang melalui dinas pekerjaan umum dan penataan ruang untuk tahun 2018 telah siapkan anggaran APBD 50 milyar rupiah guna memperbaiki 114 gedung sekolah dasar yang rusak, ditambah 36,8 milyar rupiah lainnya dari dana alokasi khusus (DAK),” kata Sri lagi.

Kepala SDN Tirtasari III H.Hali, SPd menyatakan, dua lokal bangunan sekolahnya sejak tahun 2016 lalu tidak lagi difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar.

“Akibat kondisinya yang teramat sangat mengkhawatirkan mengancam keselamatan jiwa anak didik,” terangnya.

Hali menjelaskan, jumlah siswanya ada 89 ,dengan 6 orang tenaga pengajarnya, sejak tahun 2016 lalu dua kelas ini dikosongkan.

“Karena riskan akan keselamatan jiwa siswa didik.Kami jika nanti terjadi ambruk,” pungkasnya.(adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Anak Penderita Stunting di Karawang Meninggal Dunia

Karawang – Seorang anak berusia 3 tahun berinisial Y yang ...