Distro Jajaka Jadi Center Pakaian Adat Khas Sunda Di Karawang

KARAWANG – Sunda memiliki beberapa pakaian adat khas yang biasa dipakai dalam perayaan tertentu, salah satunya Baju Pangsi yang khusus dikenakan oleh kaum adam atau dalam Bahasa Sunda disebut Jajaka.

Diawali karena kesukaan sang pemilik terhadap Budaya Sunda, Distro Jajaka berdiri sejak tahun 2014, sampai akhirnya menjadi center Pakaian Adat Khas Sunda di Kabupaten Karawang. Tujuan utama didirikannya distro tersebut, yaitu untuk menarik minat dan memperkenalkan generasi milenial terhadap budaya daerahnya sendiri.

“Saya melihat perkembangan saat ini generasi muda kurang akan kepeduliannya terhadap seni budaya,” ujar Owner Distro Jajaka, Carma kepada Fakta Jabar, saat dijumpai di distronya yang beralamat di Jalan Pasundan, Rabu (15/7).

Menurut Carma, generasi muda harus mengetahui adat budaya, atas dasar ituIah ia memikirkan cara agar pakaian Khas Sunda ini dapat digunakan oleh generasi muda. Dengan berpegang teguh pada Pribahasa Sunda ‘Ngindung Kawaktu Mibapa Kajaman,’ ia pun mengaplikasikan tulisan-tulisan dan karakter Khas Sunda pada kaos-kaos dagangannya. “Biar kaum muda tertarik, terus tahu bahwa di Karawang masih ada Sunda loh, jadi saya mengaplikasikannya di kaos,” jelasnya.

Carma menambahkan, Distro Jajaka tidak hanya menjual kaos dan Pakaian Khas Sunda seperti Pangsi saja, akan tetapi menjual berbagai fashion Khas Sunda mulai dari ujung kaki hingga unjung kepala. “Namanya fashion ya, jadi kita jual dari kaki seperti sandal sampai ke kepala yaitu Iket Sunda. Iket juga tersedia dengan banyak jenisnya,” paparnya.

Selain itu, masih Carma menambahkan, Distro Jajaka juga menjual aksesoris, pernak-pernik dan miniatur yang identik dengan Sunda seperti topeng, wayang golek, pajangan dan lain-lain. Bahkan, dengan tekatnya yang kuat mengenalkan Adat Budaya Sunda kepada generasi muda, ia memiliki rencana untuk membuat program ‘Rebo Nyunda’ di Lingkungan Kampus UNSIKA.

“Jadi hari Rabu Mahasiswa juga memakai Pangsi dan untuk Mahasiswinya memakai Kebaya Sunda, biar pada tahu bahwa ada Universitas Negeri yang memang menghargai adat budaya di sini. Saya sudah ngobrol dengan pihak kampus, namun ya prosesnya yang cukup sulit menjadi kendala,” ungkapnya.

Sambung masih Carma menambahkan, bahwa ia sangat ingin berpesan kepada generasi muda sebagai penerus agar tidak melupakan budaya. “Saya berharap salah satu bagian dari Sunda ini tetap hidup, jadi generasi muda jangan lupa dengan adat istiadat dimana pun kita berada, dan selalu mengingat adat istiadat sendiri,” pungkasnya. (lil)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Pansus Rancangan Peraturan Daerah Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Karawang

Saepudin Juhri Anggota DPRD Kabupaten Karawang Karawang – DPRD Kabupaten ...