Hari Anak Tahun 2020, Sri: Tingkatkan Pengawasan dan Perhatian Terhadap Anak

KARAWANG – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Hj Sri Rahayu Agustina mengatakan, pandemi Covid-19 telah memaksa para anak untuk belajar di rumah secara online atau dalam jaringan (daring). Di saat itulah, anak sangat membutuhkan peran orang tua.

Sejak aturan belajar dari rumah ditetapkan pemerintah saat pandemi corona atau covid-19, ia melaporkan kegiatan anaknya kepada guru melalui pesan singkat WhatApps berbentuk video dan foto.

“Di momen inilah orang tua bisa memanfaatkannya untuk menjadi sahabat bagi anaknya. Situasi pandemi ini, anak sebagian besar menghabiskan waktunya di rumah. Termasuk belajar di rumah. Saat itulah peran orang tua sangat dibutuhkan sebagai sahabat mereka (anak-anak),” kata Sri Rahayu dalam peringatan Hari Anak Nasional 2020.

Sri Rahayu mengungkapkan, pendampingan dan pengawasan orang tua terhadap anak perlu diperketat, terutama pada zaman sekarang. Pasalnya, kekerasan seksual dapat bermula lewat aplikasi yang digunakan anak.

“Ada beberapa yang anak di bawah umur terjerat prostitusi online dengan aplikasi Mi-chat, Facebook dan lain lain,” katanya.

Dikatakannya, Seharusnya orang tua menyisihkan waktu untuk berbicara dan meningkatkan kualitas dengan anak, karena anak-anak juga perlu berbicara dengan orang tua. Menurutnya, sejumlah cara dapat dilakukan untuk meminimallan anak terpapar konten negatif saat pembelajaran di rumah, salah satunya dengan melibatkan anak dalam menyaring konten di dunia maya.

“Selama masa pandemi COVID-19, menjadi momen tepat bagi orang tua untuk menjalin komunikasi dengan anak, salah satunya dengan melakukan pengawasan pembelajaran daring, sehingga bila ada kebingungan atas suatu konten orang tua harus aktif memberi pemahaman,” katanya.

Sebagai orang tua, jelas Politisi Partai Golkar ini , ada tantangan tersendiri saat mendampingi kegiatan belajar anak di rumah. Orang tua perlu menjaga mood anak agar tetap mau berkegiatan di rumah, karena tidak menutup kemungkinan ada diantaranya anak yang lebih suka menghabiskan waktu untuk berkegiatan di luar ruangan.

“Tidak semua anak itu mau mendengarkan orangtua sebagaimana guru mereka, seperti layaknya guru yang menyuruh murid di sekolah. Terkadang mereka juga ingin melakukan kegiatan yang mereka sukai tanpa harus ada beban tugas ini dan itu,” ungkapnya.

Oleh karena itu tambah Sri Rahayu orang tua atau wali murid untuk meningkatkan pengawasan kepada anak-anak mereka.

“Orang tua perlu meningkatkan pengawasan kepada anak-anaknya agar proses belajar-mengajar ini dapat berjalan dengan efektif,” ujarnya

Disisi lain ujar Wanita yang aktif di bidang organisasi ini, banyak keluhan dari orang tua ketika belajar di rumah dalam situasi yang sulit secara ekomoni. Pasalnya tidak semua orang orang mampu dan siswa mempunyai handphone.

“Nah inilah kendala bagi orang tua belum lagi harus membeli kuota untuk bisa anaknya ikut belajar,” ungkap Sri Rahayu.

Ini harus menjadi pemikiran bersama lanjut Sri Rahayu, masukan dari orang tua harus ada solusi dan tidak baik juga anak selalu memegang Handphone akan merusak motorik dan mental anak tersebut dari bahaya radiasi handphone.

“Stimulasi berlebih dari gadget (hp, internet, tv, ipad, dll) pada otak anak yang sedang berkembang, dapat menyebabkan keterlambatan koginitif, gangguan dalam proses belajar, tantrum, meningkatkan sifat impulsif, serta menurunnya kemampuan anak untuk mandiri,” pungkasnya.(cim/rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Anak Penderita Stunting di Karawang Meninggal Dunia

Karawang – Seorang anak berusia 3 tahun berinisial Y yang ...