RS Mandaya Sukses Gelar Webinar Medis Emergency Management in Trauma Cases

Karawang – Rumah Sakit Mandaya Karawang sukses menggelar webinar medis bersertifikat dengan 5 SKP IDI pada Sabtu (12/12/2020). Webinar itu dengan mengangkat tema Emergency Management in Trauma Cases.

Sebanyak 676 peserta yang hadir webinar berasal dari dokter umum, dokter spesialis dan praktisi kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

Acara yang dikemas secara daring ini mengangkat topik yang sangat menarik dengan menghadirkan para ahli dibidangnya. Diantaranya dr. Michael Norman Jusman Sp.BS yang membahas tentang “Penanganan Cedera Kepala dan Tulang Belakang: Teori dan Aplikasi Klinis di Emergency”. Narasumber kedua dr. Tjhin Sun Fu Sp.B dengan mengangkat tema “Penatalaksaan Trauma Tumpul Abdomen di Emergency”. Kemudian dr. Andreas Sp.M mengambil judul “Aspek Klinis dan Prinsip Dasar Tatalaksana Trauma Mata pada Setting Emergency”.

Selanjutnya dr. Andri Wiguna Sp.OT mengangkat tema “Strategi Penanganan Dan Perawatan Trauma Ekstremitas di Emergency“ dan embicara selanjutnya drg. Ridwan Daomara Sp.BM dengan judul “Penatalaksanaan Trauma Maksilofasial di Emergency”.

Dr. Andri Wiguna Sp.OT yang sekaligus Direktur Utama RS. Mandaya Karawang menuturkan bahwa acara ini bertujuan memberikan perkembangan terkini tentang alur diagnosis dan tatalaksana pada kasus bedah sehari-hari di pelayanan medis, serta memberikan wawasan baru tentang perawatan dan tindakan pada pasien trauma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien.

Hal ini masih sangat diperlukan mengingat angka mortalitas yang tinggi pada pasien-pasien kegawatan daruratan kasus trauma. Penanganan awal yang tepat diharapkan dapat menurunkan angka mortalitas pada pasien. Dengan demikian, diperlukan update ilmu bidang bedah untuk memberikan outcome yang baik bagi pasien.

Video Webinar Medis Emergency Management in Trauma Cases ; https://youtu.be/hxHwPu72IeY

Dr. Irene Maria Manasseh, M.D., Sp.B selaku moderator webinar mengungkapkan kasus-kasus trauma banyak terjadi, sering menimpa organ multisistem, dan tetap harus mendapatkan penanganan yang optimal walaupun kita masih mengalami pandemi covid 19.
Menurutnya penanganan trauma tetap berpegang pada prinsip-prinsip manajemen trauma ATLS (Advanced Trauma Life Support), yaitu dengan prinsip universal precaution (keselamatan diri dan pasien) dan pencegahan terjadinya cedera lebih lanjut.

Prosedur Primary dan Secondary Survey tetap merupakan prosedur penanganan utama. Jangan lupakan keamanan penolong dan pasien, APD yang memadai harus dipakai. Jika pasien harus dirujuk, pasien dirujuk dalam keadaan stabil sesuai prosedur rujukan yang baik.
Titik berat primary survey adalah untuk menyelamatkan jiwa. Sedangkan titik berat secondary survey adalah untuk memeriksa seluruh tubuh pasien dan mengevaluasi seluruh prosedur yang sudah dilakukan atau alat yg sudah dipasang. Secondary survey dilakukan setelah pasien stabil.
Dr. Andri Wiguna Sp.OT selaku narasumber pertama mengungkapkan bahwa pada trauma ekstremitas, perhatikan problem pendarahan dari fraktur tulang dan jaringan lunak yang dapat mengakibatkan syok hemoragik.

Gunakan balut tekan dan imobilisasi sesuai indikasi, resusitasi cairan dan komponen darah, antibiotik, analgetik yang memadai, profilaksis antitetanus sesuai riwayat vaksinasi pasien.
Sementara dr. Tjhin Sun Fu Sp.B., M. Biomed menyimpulkan pada trauma tumpul abdomen, perhatikan tanda-tanda syok hemoragik dan /atau peritonitis akibat cedera organ solid dan berongga. Pendarahan seharusnya diganti secepatnya dengan darah dan komponen darah.

Trauma abdomen yang memerlukan laparotomi darurat harus segera dirujuk setelah stabil bila memang di tempat awal tidak ada fasilitas yg cukup.


Hal penting juga dipaparkan oleh dr. Andreas Surya A., Sp.M dokter Spesialis Mata menjelaskan pada kasus trauma, terutama pada kasus maksilofasial dan trauma kepala, keadaan bola mata harus diperiksa. Bila memang ada kecurigaan trauma mata sedang atau berat, pasien harus dirujuk ke oftalmologist. Mata yang cedera ditutup dengan kasa steril dengan balut yang tidak menekan. Pada cedera mata akibat cairan kimia, mata didrainase dengan normal saline secara continuous.


Selanjutnya dr. Ridwan Daomara Sp.BM memaparkan pada trauma maksilofasial, perhatikan patensi jalan napas. Gunakan intubasi sesuai indikasi. Jangan lupakan imobilisasi fraktur. Gigi yang avulsi dapat direimplantasi, sehingga dapat dikirimkan dalam wadah tertutup berisi susu.


Narasumber terakhir hadirkan dr. Michael Norman Sp.BS mengungkapkan bahwa pada trauma kepala dan cedera tulang belakang, perhatikan patensi jalan napas, intubasi bila perlu, awasi tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial, herniasi, cegah kejadian secondary brain injury dengan resusitasi dan oksigenasi yang baik. Pemberian obat seperti mannitol dan fenitoin dapat diberikan sesuai indikasi dan harus diobservasi. Pada transport pasien, cegah cedera lebih lanjut dengan menggunakan long spine board, in line mobilization (posisi lurus) dan cervical collar.


Pada trauma tusuk atau penetrans pada organ apapun, benda yang masih tertancap tidak boleh dicabut. Benda tersebut harus distabilisasi supaya tidak bergerak dan menyebabkan cedera lebih lanjut, serta luka ditutup sementara dengan perban. Pasien kemudian segera dirujuk atau didorong ke ruang operasi dalam keadaan demikian.


“Semoga materi yang telah dibahas, dapat berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan pelayanan kesehatan di tempat pelayanan kesehatan kita semua,” terang dokter Irene.


Rumah sakit Mandaya Karawang dilengkapi pelayanan medis dengan berbagai peralatan berteknologi terkini dan tim medis kompeten untuk menunjang diagnosis maupun penanganan gawat darurat sehingga dapat ditangani dengan tepat dan cepat. Sementara itu rumah sakit Mandaya Karawang pada tahun 2017 berhasil mendapatkan penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan sebagai Rumah Sakit Trauma Center Terbaik Se-Jawa Barat.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Anak Penderita Stunting di Karawang Meninggal Dunia

Karawang – Seorang anak berusia 3 tahun berinisial Y yang ...