Cerita Anggota DPRD Terjang Kampung Tersoilasi Sampai Jam Tiga Pagi

Aksi Budianto menerobos kampung terisolasi banjir di Desa Muara, Cilamaya Wetan tak sia-sia. Seorang nenek bernama Rofiah yang awalnya menolak dievakuasi luluh hatinya saat dirayu. Sang nenek pun berhasil dibawa ke zona titik aman banjir.

Pada hari Selasa, 9 Februari 2021 sekitar pukul 02.00 dini hari, Anggota DPRD Karawang Fraksi Demokrat, Budianto bersama tim bergegas dari kediaman dia di Desa Ciparagejaya menuju Desa Muara. Salah satu desa yang terdampak banjir terparah di Cilamaya. Titik lokasi yang dia tuju, merupakan titik rumah terisolasi yan perlu tenaga ekstra untuk sampai di rumah tujuan evakuasi.
Suasa gelap tanpa penerangan embuat evakuasi jadi semakin berisiko. Apalagi air pun terbilang masih cukup tinggi sehingga untuk sampai ke lokasi perlu menggunakan perahu karet. Sebelum merayu san nenek Budi terlebih dahulu mengevakuasi seorang gadis kecil yang terpisah dai ibunya terjabak seharian di dalam rumah terendam banjir.
Saat tiba di rumah Rofiah, Budi langsung tancap gas merayu sang nenek. Awalnya sang nenek menolak. Namun sekitar 10 menit merayu, sang nenek akhirnya mau dievakuasi.

“Kami mau bawa ke titik aman jarakna lumayan sekitar 1,5 kilo,” kata Budi sambil memapah sang nenek berjalan.
“Alhamdulialh in bisa dievakuasi pukul 03.30,” katanya.
Azan subuh menandai tibanya sang nenek di zona titik aman banjir. Lampu-lampu penerangan pun normal, tak lagi gelap dan hanya bisa mengandalkan cahaya lampu senter saja.


Perlu diketahui, Desa Muara menjadi lokasi yang paling parah di Kecamatan Cilamaya Wetan. Desa yang diapit dua sungai besar ini terisolir lantaran akses keluar masuk desa terputus air banjir. Hal ini diperparah dengan padamnya listrik di desa itu. Membuat komunikasi dari luar desa pun terhambat.

“Bantuan sudah datang, untuk sementara makanan siap saji. Beberapa desa tidak bisa diakses, bantuan juga susah disalurkan. Tapi kami pastikan, ini harus disampaikan gimana pun caranya,” ungkap Basuki.

Basuki bilang, untuk akses jalan keluar masuk desa memang terputus karena banjir. Namun, beberapa desa berinisiatif mengambil bantuan dengan berjalan kaki.

“Kalau kendaraan emang tidak bisa, tapi masih bisa jalan kaki. Pokonya, bantuan ini harus tersalurkan,” tandasnya. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Anak Penderita Stunting di Karawang Meninggal Dunia

Karawang – Seorang anak berusia 3 tahun berinisial Y yang ...