Dari Pemberian Buku Pedoman Strategi Komunikasi Hingga Penandatanganan Komitmen Bersama sebagai Pencegahan Stunting di Karawang

Dinas Keshatan Karawang memberikan buku pedoman itu kepada Ketua TPPS Kabupaten Karawang, H. Aep Syaepuloh,SE juga sebagai Wakil Bupati Karawang

Karawang – Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Kesehatan Karawang melaksanakan sosialisasi pedoman pencegahan yang disusun semua pihak, organisasi perangkat daerah terkait, lintas sektor stakeholder pentahelix memberikan masukan hingga dibuat buku pedoman strategi komunikasi pencegahan stunting.


Dinas Keshatan Karawang memberikan buku pedoman itu kepada Ketua TPPS Kabupaten Karawang, H. Aep Syaepuloh,SE juga sebagai Wakil Bupati Karawang. Buku tersebut merupakan strategi komunikasi yang sudah dirancang untuk digunakan sebagai merubah perilaku masyarakat sebagai pencegahan stunting di Karawang.

Sosialisasi dilaksanakan, Senin 13 Maret 2023 di Aula Singaperbangsa dengan mengundang peserta dari dinas terkait, camat, kepala puskesmas, institusi kesehatan, institusi pendidikan, PKK, organisasi masyarakat hingga media massa unsur pentahelik.

“Setelah sosialisasi buku panduan strategi komunikasi pencegahan stunting, dilakukan penandatanganan komitmen peserta dari semua steakholder berupaya melakukan strategi komunikasi untuk bergerak bersama, komitmen bersama sebagai pencegahan stunting di Karawang,” ungkap dr. Nurmala Hasanah Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan.

Penandatanganan Komitmen Bersama sebagai Pencegahan Stunting di Karawang

Strategi ini sebagai penekanan angka stunting. Dalam buku pedoman sudah ada siapa dan berbuat apa. Semuanya sudah ada peran masing-masing untuk melakukan komunikasi ini supaya terjadi perubahan perilaku yang baik di masyarakat terutama dalam pencegahan stunting.
“Jadi semuanya, sasaran primer, sasaran sekunder, sasaran tersier,” katanya.

Untuk strategi komunikasi ini, lanjut dr. Mala, pesan penting utama dan mudah dilakukan adalah pesan ABC. Apa ? masyarakat harus tahu terkait A, apa itu stunting? B, bahaya stunting, masyarakat harus tahu. C, cegah stunting, jangan sampai ada balita stunting baru.


Kata dia, sebagai pencegahan stunting ada 7 gerakan yang harus diketahui. Adalah ABCDEFG. Itu apa? A, aktif minum tablet darah (TTD) sasaran ibu hamil dan remaja putri, B Bumil (Ibu Hamil), teratur periksa kehamilan minimal 6 kali. “Jika lebih ya boleh,” kata dr. Mala.


Selanjutnya C, cukupi konsumsi protein hewani setiap hari . D, datang ke posyandu setiap bulan, kami harapkan balita dan ibu hamil disarankan dating ke posyandu untuk mengetahui tumbung kembang anak balita. Kami juga bisa memberikan edukasi pada ibu. E , eksklusif, eksklusif ASI selama 6 bulan. Ibu harus eksklusif memberikan ASI selama 6 bulan, setelah 6 bulan boleh ada pendamping ASI, tetapi ASI tetap diberikan sampai 2 tahun. F, fungsikan jamban sehat.

Sosialisasi pedoman pencegahan yang disusun semua pihak, organisasi perangkat daerah terkait, lintas sektor stakeholder pentahelix


“Kita berharap tidak ada lagi buang air besar sembarangan. Harus di Jamban sehat,” ujarnya, serayakan menyebutkan terkahir yaitu G, galakan cuci tangan pakai sabun. Kita akan kampanyekan, ABC dan ABCDEFG dalam upaya perubahan perilaku masyarakat untuk pencegahan stunting.

dr. Mala juga menyebutkan, upaya dalam pencegahan stunting telah dilakukan dari tahun ke tahun. Pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi terus menerus. Alhasil di tahun 2022 telah terjadi penurunan angka stunting yang signifikan. Dari angka 20,6 persen menjadi 14 persen.

“Peran serta semua pihak pentahelix. dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media. Media pun ikut serta menyampaikan informasi. Semua terlibat dalam kegiatan ini. Mulai Program pemberian telur dan program bapak asuh anak stunting yang melibatkan ASN, perusahaan dan dunia usaha. Sosialisasi, penyuluhan, edukasi terus dilakukan sampai zero new stunting di Karawang,” jelasnya.

Buku Pedoman Strategi Komunikasi

Dengan buku pedoman yang telah diberikan, dr. Mala berharap semua stakeholder melakukan strategi komunikasi ini berjalan sesuai perannya masing-masing. Tidak hanya diacara penandatanganan komitmen selesai, tetapi peran-peran berjalan dengan baik, sehingga bisa mencapai target tahun 2023 prevalensi stunting turun menjadi 8 persen,” kata dia.

“Untuk masyarakat bisa lebih faham lagi apa itu stunting. Apa bahaya stunting. Kemudian bisa mencegah stunting. Bila ada hal yang diduga stunting, segera melapor ke petugas kesehatan terdekat, kader posyandu, puskesmas atau ke tingkat kabupaten. Semua stakeholder gerak cepat dalam penurunan angka stunting,” pungkasnya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Penataran Pelatih, Juri dan Nayaga PPSI Karawang Upaya Melestarikan Budaya Seni Pencak Silat

Karawang – Penataran pelatih, juri dan nayaga yang diselenggarakan Persatuan ...