Penerapan Projek P5 di SDN Karangpawitan

Karawang – Penerapan pembelajaran P5 bagi siswa dan hasilnya telah terlihat dengan tidak adanya kasus bullying kembali di SDN Karangpawitan 3.

Iwan Suciyadi, Kepala Sekolah SD Negeri Karangpawitan 3 Kabupaten Karawang menyampaikan pada Sabtu (27/5) melaksanakan Gebyar Karya dan Gelar Budaya sebagai bentuk Projek Penguatan Pelajaran Pancasila (P5). Ia menambahkan bahwa saat ini bagi siswa kelas 1 dan 4 telah diterapkan kurikulum pembelajaran merdeka.

“Besok itu penerapan P5 ya, ini hasil dari pembelajaran satu semester kemarin. Kita kemarin temanya Bhineka Tunggal Ika, di bulan Maret kita sudah mengunjungi salah satu tempat wisata budaya. Kurikulum merdeka saja di kelas 1 dan 4 saja,” ujarnya pada Jumat (26/5).

Ia mengakui saat ini terdapat kendala dalam penerapan karakter P5 pada anak. Hal ini dikarenakan adanya perubahan zaman. Meski begitu ia tetap menghimbau kepada guru dan orangtua untuk tetap mengawasi anak.

“Minimal anak hafal dulu Pancasila, kalau udah hafal baru di implementasikan di karakternya. P5 ini memang pembelajaran karakter, kita terkendala oleh zaman dan lingkungan. Guru harus benar-benar ekstra ketat untuk mengawasi karakter anak minimal di sekolah dan saat di rumah juga di laporkan,” tambahnya

Ia mengakui jika sebelumnya terdapat siswa yang melakukan bully. Sikap bully ini dengan menghina dan menyebut nama orangtua. Ia mengatasi cara tersebut dengan sosialisasi kepada orangtua. Kemudian menanamkan berangkat ke sekolah bersama. Hal ini bertujuan agar anak dapat bersosialisasi dengan sesama.

“Sebelumya suka ada bullying dan Alhamdulillah sekarang sudah tidak ada. Pertama saya sosialisasi ke orangtua baru ke anak, sekarang yang suka membully teman mulai berkurang. Bullynya seperti meledek nama orang tua,” imbuhnya.

Ia menyampaikan selain menanamkan nilai nasionalis, di sekolah tersebut pun diterapkan pula religius bagi siswa. Sampai saat ini tidak ditemukan kasus penghinaan agama antar anak. Hal tersebut dikarenakan nilai nasionalis dan religius berdampingan.

“Sebelum pembelajaran kita juga menerapkan seperti berdoa terlebih dahulu. Di kami juga agamis, antara nasionalis dengan religius berdampingan,” pungkasnya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

20 Tahun Terdampak, Ratusan Massa Geruduk Depo BBM Fuel Terminal Cikampek Menuntut Direlokasi

Karawang – Merasa terzolimi akibat dampak lingkungan. Ratusan massa Dusun ...