Petani Penjaga Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membangun Budaya Kerja

Dr. Solehudin, MM
Dosen Prodi MM Fakultas Ekonomi – UNSIKA | Founder Yayasan Graha Tani Subang

Sistem pertanian tradisional menyimpan banyak nilai Pancasila. Nilai Pancasila ini dapat digali mulai dari pengolahan tanah, perhitungan musim, praktik upacara baik sebelum atau sesudah bertanam, hingga masa panen. Banyak nilai Pancasila dapat diambil dari petani tradisional di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pelestarian nilai-nilai Pancasila dengan mengamalkannya dalam berbagai aspek kehidupan.

Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam membangun budaya kerja petani dapat menjadi landasan yang kuat untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan, produktif, dan berkeadilan. Berikut adalah implementasi nilai-nilai Pancasila dalam membangun budaya kerja petani:

  1. Keteladanan: Petani sebagai agen perubahan harus menjadi contoh yang baik dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila. Mereka harus menunjukkan dedikasi, kerja keras, dan disiplin dalam bekerja di ladang. Petani juga harus mengutamakan kebersihan dan menjaga kelestarian lingkungan dalam praktik pertanian mereka.
  2. Keadilan : Petani harus mengedepankan prinsip keadilan dalam berbagi hasil pertanian, memperlakukan pekerja pertanian dengan adil, dan menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Mereka harus memastikan bahwa distribusi hasil pertanian dilakukan secara merata dan tidak ada eksploitasi dalam sistem pertanian.
  3. Gotong royong: Semangat gotong royong merupakan aspek penting dalam budaya kerja petani. Petani harus saling membantu dalam kegiatan pertanian seperti penyediaan alat, pemupukan, pengairan, panen, dan kegiatan lainnya. Mereka juga dapat membentuk kelompok tani untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya.
  4. Kemandirian : Petani harus diberdayakan untuk menjadi mandiri dalam mengelola usaha pertanian mereka. Mereka dapat didorong untuk mengembangkan keterampilan manajerial, mengadopsi teknologi pertanian yang modern, dan meningkatkan efisiensi dalam produksi. Pemerintah dan lembaga terkait juga dapat memberikan akses ke pembiayaan, pelatihan, dan informasi teknis kepada petani.
  5. Persatuan : Petani harus menciptakan solidaritas dan persatuan di antara sesama petani. Mereka dapat membentuk organisasi petani, seperti kelompok tani atau koperasi pertanian, untuk memperkuat suara mereka dalam hal kebijakan pertanian, mendapatkan manfaat bersama, dan meningkatkan daya tawar dalam pemasaran produk pertanian.
  6. Nasionalisme: Petani sebagai garda terdepan dalam ketahanan pangan nasional harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka harus memprioritaskan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Petani juga dapat mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pertanian dalam pembangunan negara.
  7. Religiusitas : Petani dapat mengintegrasikan nilai-nilai religiusitas dalam praktik pertanian mereka. Mereka dapat menyelenggarakan kegiatan religius yang relevan seperti doa bersama sebelum memulai aktivitas pertanian atau merayakan hari-hari besar keagamaan yang penting bagi mereka.

Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam budaya kerja petani, diharapkan dapat tercipta komunitas petani yang produktif, berkeadilan, berkelanjutan, dan berkontribusi nyata dalam ketahanan pangan dan pembangunan nasional. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Anak Penderita Stunting di Karawang Meninggal Dunia

Karawang – Seorang anak berusia 3 tahun berinisial Y yang ...