Petani Milenial : Modifikasi Bidang Pertanian dengan Alat Modern

Aenul Yaqin, Petani Millenial bidang sawah

Karawang – Usia muda berani mengambil langkah terjun untuk memodifikasi bidang pertanian dengan menggunakan alat modern

Aenul Yaqin (30), Petani Millenial bidang sawah merupakan anak seorang petani. Berawal dari modal sebesar 10 juta untuk menyewa lahan. Saat pertama kali menekuni bidang pertanian, ia masih menggunakan alat traktor tradisional. Kemudian saat ia mengambil pendidikan di salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang telah menggunakan alat modern di pertanian, ia mulai menerapkan penggunaan alat modern di pertanian. Alat modern pertama yang digunakan berupa mesin untuk panen. Mesin ini mampu mempercepat waktu panen hanya selama

“Pertama karena pertanian minatnya sedikit itu menjadi peluang karena kompetisinya masih sedikit, kemudian di Karawang sendiri pertanian masih tradisional banyak hal yang harus di improvisasi dan membuat tantangan buat saya. Saya lulusan S1 agrobisnis dan S2 saya ambil bisnis kemudian banyak anak muda yang tidak tertarik karena banyak anak muda yang pergi ke kota, saya punya ide untuk terjun ke pertanian,” tambahnya pada Jumat (2/6/2023)

Mesin ini mampu mempercepat waktu panen hanya selama satu hari. Ia menjelaskan jika penggunaan alat ini mulai diterapkan pada tahun 2019. Alat modern ini memerlukan biaya yang tinggi. Meski begitu ia memaparkan hal ini dapat meningkatkan harga jual gabah ke pengepul. Ia mampu menghasilkan 10 ton beras.

“Mesin buat alat panen semacam kating baja, kalau dulu panen itu tiga hari. Kalau alat ini cukup satu hari sudah selesain dan kualitas produk juga tetap terjaga. Saya terjun di tahun 2018, alat itu saya pakai sebelum Covid di 2019. Kalau biaya memang lebih mahal tapi harga jual gabah ke pengepul lebih mahal,” tambahnya.

Hasil beras yang telah diproduksi, ia jual ke arah daerah luar Kabupaten Karawang. Selain itu ia pernah mengirimkan beras sebesar 120 ton ke Arab Saudi. Pengiriman ini pada sekarang telah di berhentikan, disebabkan karena adanya ketersediaan beras di dalam negeri.

“Kita sebagian besar suply ke Jakarta, kalau di Karawang hanya menjual beras biasa dan di Jakarta kita suply super premium. Tahun 2022 itu kita sempat ekspor ke Arah Saudi, kemudian kita kekurangan beras dalam negeri akhirnya kita stop dulu,” imbuhnya

Harga beras super premium yang dihasilkan di jual sebesar 11.500 per kilogram. Ia memaparkan proses panen sampai dengan menghasilkan beras hanya membutuhkan waktu selama empat hari. Ia menyebutkan kendala yang dialami terdapat pada harga gabah yang tidak stabil.

“Kita memang premium dan kita jual 11.500 per kilogram tapi beras biasa masih 10.500. Hari pertama dari panennya,dari mesin terus ditimbang. Hari kedua kita dikeringkan dan hari ketiga di produksi di alat sampai dengan hari ke empat. Kendalanya sekarang harga gabah tidak stabil soalnya lahan pertanian juga makin sedikit sedangkan permintaan banyak,” pungkasnya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Penataran Pelatih, Juri dan Nayaga PPSI Karawang Upaya Melestarikan Budaya Seni Pencak Silat

Karawang – Penataran pelatih, juri dan nayaga yang diselenggarakan Persatuan ...