Kisah Perjuangan Perempuan Pekerja di Usia Lanjut

Perempuan hebat Karawang

Karawang – Perempuan hebat Karawang, meski bekerja namun tidak lupa berperan sebagai ibu dan istri untuk keluarga

Meski telah memasuki usia yang lanjut, Kokom Komalasari (58) salah satu guru di SMP Negeri 5 Karawang Barat hingga sekarang masih tetap aktif dalam menjalankan pekerjaan. Ia telah bekerja sebagai guru sejak tahun 1993, diawali sebagai guru honor di salah satu SMP swasta. Ketika bekerja sebagai honor, ia melihat adanya pendaftaran CPNS kemudian ia memberanikan diri untuk mengikuti Pendaftaran tersebut. Di tahun 1995 ia berhasil lulus sebagai Pegawai Negeri Sipil

“Pertama karena dulu saya lulus dari sekolah keguruan, bertugas pertama kali di SMPN 1 Pakisjaya selama 5 tahun lalu pindah ke SMPN 5 Karawang Barat dari tahun 2000 sampai sekarang. Diangkat menjadi PNS di tahun 1995. Setelah lulus kuliah ikut suami karena belum ada pengangkatan sebagai PNS. Lalu saya tidak bekerja sampai tahun 1993. Terus saya mendapatkan tawaran sebagai honor di SMP Islam, ketika menjadi guru honor ada pendaftaran CPNS dan alhamdulilah di tahun 1995 lulus sebagai CPNS,” ujarnya Kamis (21/12/2023).

Pertama bertugas setelah menjadi PNS, ia mengajar di SMP yang terletak di Kecamatan Pakisjaya. Perjalanan menuju lokasi ini ketika dahulu harus menggunakan tiga kendaraan secara bergantian. Tidak hanya itu, ketika itu pun ia harus membawa dua orang anak yang masih usia kecil untuk ikut mengajar.

“Dukanya karena tugasnya jauh dan susah transportasi jadi kalau mau ke sekolah itu harus naik angkot dulu terus naik perahu dan naik ojek. Takut karena saya dulu waktu ngajar bawa dua anak. Saya sudah niat dari awal, tidak ingin menggantungkan hidup dengan orang lain dan juga amanah dari Allah,” tambahnya.

Ia telah mempunyai empat orang anak dan empat orang cucu. Hingga sekarang tidak terdapat larangan apapun dari anak tentang pekerjaan yang telah ia jalani selama ini. Mempunyai harapan agar anak dan cucu dapat hidup dengan bahagia.

“Saya punya anak 4 dan sudah ada 4 cucu, tidak ada larangan dari anak untuk bekerja sampai sekarang. Saya tidak mewajibkan mereka membantu, yang terpenting saya bisa membahagiakan mereka semua. Saya ingin sehat,hidup nyaman dan melihat anak serta cucu hidup bahagia,” imbuhnya.

Perjuangan seorang ibu tidak terlihat dari profesi guru saja, penjual makanan keliling pun membuktikan sebagai perempuan yang kuat. Karwati (65) telah memulai perjuangan melalui berjualan sejak usia 20 tahun. Ia melakukan cara ini untuk memberikan pemasukan bagi keluarga di rumah. Dari hasil berjualan ini diperoleh uang sebesar 300 ribu dalam satu hari.

“Saya sudah berjualan lebih dari 20 tahun, dari usia 15 tahun sudah mulai jualan. Kalau tidak jualan tidak ada pemasukan untuk keluarga, suami sudah meninggal. Saya jualan sampai ke Klari kalau dagangan tidak habis. Satu hari terkadang dapat 300 ribu, ini usaha sendiri,” ungkapnya

Kehidupan wanita ini jauh dari kata layak. Ia mengaku tiga orang anak yang ia miliki saat ini sudah tidak bekerja, bahkan dua orang dari anaknya masih tinggal secara bersama dalam satu rumah. Dua orang ini tidak mempunyai rumah pribadi.

“Anak saya ada 5 tapi sudah meninggal 2, anak saya tidak ada yang bekerja. Saya sudah ada cicit 3, cucu ada 8 orang. Memang ada larangan dari mereka supaya saya tidak bekerja tapi kalau saya tidak bekerja akan sulit untuk kehidupan. Mereka tidak bisa membantu saya berupa uang, sekarang saja mereka tinggal sama saya di satu rumah. Ingin ada peningkatan di kehidupan,” lanjutnya.

Sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil, Sofiah, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana telah bekerja sejak tahun 1986. Ia telah memulai karir di BKKBN, kemudian pernah berpindah tugas beberapa kali di beberapa instansi yang berbeda. Saat ini ia telah berusia 58 tahun.

“Saya bekerja menjadi PNS kurang lebih sudah 37 tahun. Pertama kali masuk saya bertempat di BKKBN, lalu saya dipindahkan ke Disnaker, pencatatan sipil, dinas kesehatan, BKD dan Alhamdulillah bisa kembali lagi ke Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan yang sekarang beralih nama menjadi DPPKB. Saya fokus dari awal memang melamar pekerjaan di BKKBN,” jelas Sofiah

Meski bekerja, ia tidak melupakan tugas sebagai seorang perempuan dan ibu. Ketika subuh Sofiah akan bangun terlebih dahulu untuk mempersiapkan keperluan untuk anak dan suami. Sekarang ini telah mempunyai 3 orang anak dan 3 cucu. Tugas sebagai PNS akan terus dilakukan hingga 20 bulan ke depan.

“Ketika anak saya masih kecil dulu, sebelum adzan subuh saya sudah bangun untuk mempersiapkan kelengkapan anak dan suami. Saya mempunyai anak 3 dan cucu 3, dua orang anak saya sudah menikah dan yang bungsu sedang kuliah semester akhir. Dari anak dan suami selalu mendukung karena sebagai PNS ada waktunya, insyallah saya masih akan aktif sebagai PNS selama 20 bulan ke depan,” paparnya.

Harapan yang diinginkan agar semua anak dapat lulus sebagai sarjana. Tidak hanya itu, menginginkan juga agar diberikan kesehatan dan dapat mendekatkan diri dengan Allah.

“Keinginan pertama anak-anak bisa selesai sarjana semua sebelum saya selesai bertugas. Ingin diberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran, ingin lebih Istiqomah dalam menjalankan kehidupan sebagai manusia. Semua wanita dan ibu jangan pernah menyerah apapun yang terjadi. Apapun yang terjadi di hidup kita, harus kita serahkan kepada Allah dan bisa melakukan instropeksi diri sendiri,” jelasnya.

Pekerja Sosial yang telah berusia 63 tahun ini telah mulai bekerja di bidang sosial sejak usia 40 tahun. Di masa muda sebelum menikah ia pernah bekerja terlebih dahulu. Meski tidak bekerja ketika berumahtangga, ia tidak berdiam diri saja di rumah. Ia tetap aktif sebagai Dharma Wanita dan aktif di sejumlah organisasi sosial.

“Waktu usia 40 tahun saat suami masih aktif bekerja, sebetulnya pernah bekerja juga waktu masih muda tetapi karena menikah dan tidak melanjutkan pekerjaan. Dari dulu sudah melekat rasa sosial, semenjak saya membaktikan diri sebagai Dharma Wanita. Setelah suami meninggal saya memanfaatkan waktu untuk lebih mendalami kegiatan sosial,” terangnya Mimin Mintarsih

Anak yang dimiliki sebanyak tiga orang, namun satu anak telah meninggal dunia. Ia menjelaskan semua anak memberikan dukungan penuh bahkan membantu pekerjaan. Ia pun dapat tetap memberikan waktu untuk keluarga meski aktif bekerja.

“Saya sudah ada tiga anak tapi anak yang nomor dua meninggal dunia. Alhamdulillah mereka semua paham dan tidak ada larangan. Ketika masih kecil, Alhamdulillah diberikan rezeki yang lebih dari Allah jadi mengurus anak di rumah ketika setelah pulang bekerja. Mereka selalu membantu, selalu komunikasi. Mereka membantu pekerjaan saya juga seperti tamu yang tidak dapat saya temui, mereka yang akan menerima,” lanjutnya

Di usia yang sekarang, ia merasa jauh lebih bahagia. Hal ini ia ungkapkan disebabkan karena waktu yang dimiliki lebih banyak. Tidak hanya bekerja saja, ia pun masih tetap aktif untuk olahraga.

“Saya lebih bahagia saat bekerja di usia sekarang, karena sekarang waktu itu luang. Alhamdulillah selama ini tidak mengalami gangguan kesehatan yang berat, hanya mengalami sakit pusing saja dan cukup minum obat yang ringan. Saya setiap hari Minggu selalu olahraga bersama keluarga. Saya ingin anak-anak seperti saya dapat membantu masyarakat, dekat dengan masyarakat. Ketika dekat dengan masyarakat, segala permasalahan di rumah tangga akan mudah terpecahkan karena banyak teman. Saya tidak pernah sedih, karena bersyukur artinya hidup,”pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bupati Aep Hadiri Pembukaan MTQ ke-38 Tingkat Jabar di Kabupaten Bekasi

Karawang – Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh menghadiri pelaksanaan Pembukaan ...