Artificial Intelegence Bukan Sebuah Ancaman Bagi Jurnalis

Hari Pers Nasional Tahun 2024 PWI Kabupaten Karawang

Karawang – Adanya teknologi AI dalam dunia jurnalistik bukan sebuah ancaman melainkan sebagai alat yang membantu jurnalis untuk menghasilkan berita yang memiliki kualitas tinggi

Seiring berjalannya waktu, saat ini teknologi telah mengalami perkembangan. Tidak hanya untuk teknologi yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari saja, namun teknologi dalam jurnalistik pun ikut mengalami perkembangan. Hal ini terbukti dengan hadirnya Artificial Intelegence (AI). Dandi Supriadi, Pakar AI sekaligus Dosen Jurnalistik Universitas Padjajaran menyampaikan teknologi AI bukan sebagai ancaman bagi jurnalis. Teknologi ini justru sebagai alat yang dapat mempermudah pekerjaan wartawan dalam menghasilkan berita menjadi berkualitas. Meski begitu alat ini juga dapat menjadi masalah ketika wartawan tidak dalat menggunakan secara bijak.

“AI di jurnalistik sebenarnya itu kalau dikatakan ancaman tidak karena AI itu sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan wartawan. Harusnya dengan adanya AI pekerjaan wartawan menjadi lebih berkualitas, yang menjadi masalah justru cara wartawan yang tidak secara bijak menggunakan AI,” ujarnya Rabu (6/3/2024).

Adanya teknologi canggih tersebut tidak lantas membuat wartawan menjadi malas untuk mencari informasi. Alat ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan berita yang indah, lengkap dan mempunyai nilai verifikasi tinggi.

“Ada yang kemudian terlalu menggantungkan diri dengan AI sehingga kualitasnya bukannya meningkat tapi justru monoton atau bahkan tidak terverifikasi dengan baik karena terlalu percaya dengan AI. Jadi AI harusnya menjadi sesuatu yang membuat jurnalis menjadi lebih indah, lebih lengkap, lebih terverifikasi jika kita menggunakannya dengan bijak,” tambahnya.

Bahaya dari adanya alat tersebut ketika jurnalis tidak ingin melakukan verifikasi data lebih dalam. Ia mengatakan jika jurnalis tetap melakukan pekerjaan sesuai dengan prinsip jurnalistik maka kemajuan teknologi tidak menjadi permasalahan dan ancaman. Ia menegaskan jika AI hanya sebagai alat dalam membuat produk jurnalisme berkualitas.

“Bahayanya itu sama dengan bahaya yang mengancam jurnalis konvensional ketika jurnalisnya tidak mau lagi melakukan verifikasi data. Selama jurnalisnya tetap rajin, tetap mau melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prinsip jurnalistik maka alat apapun tidak menjadi masalah. Dulu ketika televisi baru saja menggantikan radio, televisi juga dianggap menjadi hal yang aneh dan luar biasa tapi kemudian menjadi biasa saja ketika wartawannya melakukan pekerjaannya dengan baik. Jadi mau tv, radio, AI itu hanyalah alat untuk membuat produk jurnalisme menjadi berkualitas,” imbuhnya

Ia memberikan contoh pada tahun 2018 terdapat salah satu media yang menyajikan berita dengan menggunakan AI. Kemudian hasil berita tersebut tidak terdapat pelanggaran hukum apapun. Ia melanjutkan jika wartawan yang bekerja tersebut telah bekerja sesuai dengan prinsip jurnalistik. Ia mengatakan jika seseorang tidak mempunyai pengetahuan terkait prinsip jurnalistik lalu menggunakan AI untuk menyebarkan berita hoax maka hal ini akan menjadi sebuah bahaya.

“Sampai sekarang sebenarnya kasus yang besar itu belum ada. Sekarang yang ada itu hanya ada eksperimen, jadi wartawan lebih menggunakan AI dengan terbuka seperti tahun 2018 pertama kali berita loka data membuat berita murni dengan menggunakan AI dan hasilnya juga tidak melanggar hukum karena isinya sesuai dengan fakta artinya wartawan yang membuatnya juga bekerja keras. Mungkin yang berpotensi melanggar hukum bukan jurnalis tapi orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang prinsip jurnalistik dan mencoba untuk menyebarkan berita bohong melalui AI,” tutupnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Jelang Mayday, SPSI Karawang Siapkan 500 Masa Aksi Untuk Kepung Istana Negara

Karawang – Menjelang hari peringatan may day pada tanggal 1 ...