KARAWANG – Demam Tifoid terjadi akibat bakteri Samonila Tb, ketika tidak ditangani dapat mengakibatkan munculnya penyakit lainnya.
Terdapat demam tifoid yang terjadi di masyarakat Karawang. Yayuk Sri Rahayu, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Karawang menyatakan penyakit ini disebabkan oleh bakteri Samonila Tb. Kemudian untuk gejala mulai dari suhu badan mencapai 39 hingga 40 derajat Celcius hingga perut mengalami pembengkakan.
“Demam Tifoid itu penyakit demam yang disebabkan oleh bakteri Samonila Tb berbeda dengan demam yang disebabkan oleh virus. Gejalanya demam selama 7 sampai 14 hari, suhunya 39 sampai 40 derajat Celcius, sakit kepala, nyeri otot, lelah, lemas, keringat berlebih, hilang nafsu makan, gangguan pencernaan, adanya ruam dan pembengkakan perut,” ujarnya.
Penyakit ini dapat sembuh dengan diberikan antibiotik yang khusus untuk demam tifoid. Ia menjelaskan ketika penyakit ini tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan adanya radang otak hingga buang air besar yang berdarah. Selanjutnya demam tersebut muncul akibat makanan dan minuman yang terkontaminasi.
“Bisa sembuh dengan diberikan antibiotik khusus, tapi kalau tidak diobati dengan benar akan dapat mengakibatkan meningitis atau radang otak, mengigau, halusinasi, buang air besar berdarah. Sebabnya karena makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri Samonila Tb,” jelasnya.
Sejauh ini telah ada sebanyak 414 kasus, namun yang telah positif berdasarkan hasil laboratorium sebanyak 61 orang. Ia menambahkan jumlah tersebut tersebar di 50 puskesmas sekaligus dengan usia pasien mulai dari dibawah 1 tahun sampai dengan di atas 45 tahun.
“Termasuk pasien yang positif tipes juga dapat menularkan demam tifoid. Data di kami kasus ini ada 414 terkonfirmasi lab ada 61 dan usianya mulai dari dibawah 1 tahun dan di atas 45 tahun tersebar di 50 puskesmas. Demam yang biasa itu karena virus tapi kalau tifoid itu disembuhkan dengan anti kuman yang namanya antibiotik diminum sesuai dengan dosis. Kalau sudah sampai di raway akan dilakukan pemberian obat dengan disuntik,” lanjutnya.
Ia mengaku pihaknya belum menyiapkan program pemberian imunisasi untuk tifoid. Meski begitu saat ini telah diambil langkah dengan pemberian edukasi kepada masyarakat.
“Kami memang belum ada imunisasi untuk tifoid. Dinas kesehatan hanya memberikan edukasi sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat. Kemudian makan dengan makanan yang sehat dan tidak terkontaminasi. Kami ikuti instruksi dari pemerintah provinsi, selama belum ada instruksi untuk pemberian imunisasi tifoid untuk program maka tidak akan kami lakukan,”pungkasnya.(red/fj)