Waspada Oknum yang Memperjualbelikan Abate ke Rumah-rumah, Harusnya Gratis!

PURWAKARTA – Kasus warga yang diduga terjangkit demam berdarah dengue (DBD) akhir-akhir ini sedang meningkat jumlahnya.

Selain disarankan menjaga kesehatan dan juga kebersihan lingkungan, masyarakat pun harus mewaspadai orang-orang yang memperjualbelikan bubuk Abate ke rumah.

Bahkan sering kali oknum-oknum tersebut memaksa warga membeli produk yang bisa memberantas jentik nyamuk.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Purwakarta Muhammad Zubaedi mengatakan bubuk abate seharusnya diberikan gratis.

“Jika petugas resmi dari dinas tidak akan memperjualbelikan bubuk abate itu, diberikan gratis tanpa biaya sedikitpun,” kata Zubaedi dilansir dari Tribunnews.com, Kamis (24/1/2019).

Dia menegaskan bahwa pihaknya pun tidak akan menawarkan bubuk abate ke rumah-rumah, apalagi menjualnya.

Pemerintah melalui dinkes di daerah akan menyalurkan bubuk pembasmi jentik atau serangga air itu ke setiap puskesmas.

Masyarakat bisa mendapatkan produk dari pemerintah itu secara gratis dengan meminta langsung ke puskesmas.

Namun, jika memang stok abate dari pemerintah telah habis, warga bisa membelinya ke apotik.

Pihaknya pun telah mendapat laporan adanya oknum yang datang ke rumah warga menawarkan produk tersebut.

“Sudah ada laporan mengenai hal itu, kami sarankan untuk berhati-hati, dan ditolak saja. Jangan dibeli, mending datang saja ke puskemas,” ujar dia menambahkan.

Diketahui sebelumnya, sejak awal tahun hingga Minggu ketiga Januari 2019 ada 76 orang di Purwakarta yang diduga mengidap DBD.

Peningkatan jumlah itu disinyalir disebabkan karena perubahan cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini.

Guna mencegah terjadinya DBD di Purwakarta, Zubaedi menyarankan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan maupun lingkungan agar tetap bersih dan sehat.

“Lakukan kembali pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menutup, menguras, dan mengubur (3M) secara rutin,” ujar dia menambahkan.

Selain itu aktifkan lagi program gerakan satu rumah satu Jumantik (G1R1J) dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Sebab menurutnya, pengurangan jumlah pengidap DBD yang paling efektif adalah dilakukannya pencegahan oleh masyarakat itu sendiri.

Sumber: Tribunnews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Hore.. Pondok Pesantren dan Pendidikan Agama Islam Dapat Bantuan, Cek Nih Persyaratannya

KARAWANG – Ada 10 jenis bantuan yang akan diberikan dari ...